34

119 6 0
                                    


Aldevaro membawa Milla ke uks, ia membaringkan tubuh kecil itu di brankar yang ternyata sudah pingsan. Dengan khawatir dia memanggil dokter uks dan membiarkannya memeriksa Milla dengan cermat.

"Antar dia ke rumah sakit biar dapat penanganan lebih lanjut. Sebenarnya ini tidak berbahaya, dia hanya demam efek timbulnya dan perubahan Mark. Tapi untuk lebih amannya biar dokter rumah sakit yang memeriksa."

Dokter uks takut kalau ada efek samping lain yang tidak ketahui, lagipula dia tidak pernah memeriksa mark seperti ini. Jadi dia hanya meminimalisir kesalahan yang fatal.

"Baik."

Aldevaro mengangkat Milla untuk dibawa ke rumah sakit, namun baru sampai pintu uks dia bertemu dengan Axel yang memandangnya tajam.

"Dia kenapa?"

"Dia pingsan, kita harus kerumah sakit."

Axel memutuskan untuk mengikuti Aldevaro yang membawa Milla kerumah sakit. Dia memangku Milla di kursi belakang sedangkan Aldevaro yang mengemudi. Untuk kali pertamanya Aldevaro sekhawatir ini pada seorang perempuan, tentunya kecuali sang adik.

Di sekolah, teman-teman Milla khawatir karena Milla dirujuk ke rumah sakit. Setelah berunding, mereka akhirnya memutuskan untuk menjenguk Milla di istirahat kedua. Namun yang membuat bimbang itu Elden memutuskan ikut, jadi saat istirahat kedua mereka masih berunding dikelas dan belum ada pergerakan.

"Nggak jadi jenguk?" Tanya Elden menghampiri Alya dan teman-temannya.

"Lo beneran mau ikut El? Disana pasti ada Aldevaro."

Mereka sebenarnya sangat terkejut ketika mark yang didapat Milla bukanlah mark pasangan Elden, melainkan Aldevaro yang notabene-nya dekat dengan Sofia. Tapi ternyata mark Sofia hanyalah tato yang menggerkan satu sekolah diperingkat kedua, dibawah viral-nya Milla ternyata pasangan Aldevaro. Maka dari itu, sudah seharusnya Elden dan Aldevaro tidak bertemu dalam waktu dekat ini, karena Milla dulunya pernah digadang-gadang menjadi pasangan Elden.

Elden tidak memikirkannya, dia kecewa tapi hatinya terus mengingatkannya kalau Milla seharusnya menjadi mate-nya. Walau harus menunggu waktu, dia tidak mungkin menghindari dari Milla yang sedang sekarat.

"Lalu apa? Ada sesuatu juga yang gue perlu omongin sama Aldevaro. Jika kalian canggung, gue minta alamat rumah sakitnya dan gue pergi sendiri."

Alya dan teman-temannya berpikir lagi, setelah satu putaran diskusi mereka memutuskan memperbolehkan Elden ikut. Dengan tas Milla yang Alya bawa, mereka keluar kelas untuk langsung menuju kerumah sakit.

Namun banyak siswa yang sedang istirahat dan sepanjang lorong sekolah penuh orang, tak elak mereka bisa mendengar banyak orang yang membicarakan Elden, Milla, Aldevaro dan Sofia saat ini. Yang memihak kapal Sofia dan Aldevaro tentu saja menyalahkan Milla yang mereka anggap tidak cocok bersanding dengan Aldevaro. Mereka jelas-jelas mengindahkan tentang Sofia yang membuat tato palsu agar bisa dianggap menjadi mate Aldevaro. Untuk kapal Milla dan Elden, mereka sekarang hilang entah kemana. Tidak terdengar mereka mendiskusikan Milla dan Elden seperti biasa. Namun sekarang malah lahir komplotan diskusi pembenci Milla. Entah itu dari kapal Sofia dan Aldevaro atau kapal Milla dan Elden, mereka jelas-jelas mendiskusikan hal buruk tentang Milla dan menyebutnya tidak pantas seorang omega kasta terendah sepertinya bersanding dengan Alphadom. Elden yang mendengar awalnya bisa menahan emosi, namun tidak dapat ditahan lagi saat ada yang menyebut Milla sebagai Jalang dan sudah mengangkang untuk puluhan Alpha.

Tanpa aba-aba, Elden mendorong cewek itu ke tembok dan memandangnya tajam. Sekeliling merasa terkejut namun tidak ada yang berani menolong, apalagi mendapati mata Elden berbeda warna, kanan merah dan sebelah perak.

"Siapa yang kamu sebut jalang?" Tanya Elden dengan gemertak gigi yang keras, ia tidak membiarkan cewek itu pergi dan hanya bisa menyusut dibawah kungkungannya.

"Ti-tidak ada, lo seperti monster," ujar cewek itu yang pertama kali melihat mata perak Elden langsung.

Hawa semakin mendingin, semua orang menahan nafas karena tidak kuat dengan aura yang Elden keluarkan. Tanpa basa-basi Elden mencekik leher cewek itu kuat dan mengangkatnya naik membuat cewek itu kesusahan nafas dan meronta ingin dilepaskan.

"Menurut aturan, jika ada yang menghina Queen maka nyawa dirinya dan tujuh turunannya akan menghilang. Apa kamu menginginkannya?"

"Ti-tidak, lepaskan gue. Uhuk...gue tidak bermaksud, maaf."

"Dengar, jika ada yang membicarakan Queen seperti itu. Maka nyawa akan menjadi taruhannya," ancam Elden melemparkan cewek itu ke pot-pot bunga dekat lorong. Mengabaikan teriakan dan tangisan cewek itu Elden berlalu pergi meninggalkan semua orang yang menatapnya takut. Seharusnya setelah ini mereka menaikkan tagar #jangangangguMilla.

Sesampainya dirumah sakit, mereka diantar perawat menuju ruang inap vip yang berada di lantai 7. Saat sedang berjalan mereka tidak sengaja berpapasan dengan Kylson yang berjalan bersama Axel dan istrinya Celinne. Tentu saja mereka tidak mengenal Kylson, tapi mereka cukup akrab dengan Axel dan Celline lalu rombongan itu berhenti.

"Kalian teman-temannya Milla ingin menjenguk?" Tanya Celinne ramah membuat empat beta itu meluruhkan bahu mereka yang tegang.

"Iya kak, kami juga mengantar tasnya Milla."

"Baiklah, kita searah. Panggil saja kakak kak Celinne seperti Milla, kakak itu kakak iparnya Milla."

"Baik kak celinne," balas keempatnya bersama dan mereka berbelok ke kiri tepat dilorong tempat Milla di inap.

"Gue harap lo tidak membuat keributan didalam," celetuk Axel yang berjalan dibelakang berdampingan dengan Elden dan Kylson.

"Gue tahu, semuanya untuk kebaikan Milla," balas Elden melirik Kylson sekilas.

Saat mereka sampai dipintu rawat Milla, Mereka didiamkan oleh percakapan Milla dan Aldevaro yang terdengar dari luar. Karena pintu tidak tertutup, mereka memutuskan tidak langsung masuk karena posisi sekarang Milla dan Aldevaro tengah bertengkar.

"Jika lo masih mau mempertahankannya maka nggak usah lo peduli dengan gue," ujar Milla menunjuk Aldevaro dengan sengit, dia tidak menyangka setelah kejadian dan kenyataan ini dia tidak ingin melepas Sofia.

"Bukannya gue mau mempertahankannya, tapi gue masih butuh waktu untuk benar-benar melepasnya Milla. Gue hanya butuh waktu," ucap Aldevaro berusaha sabar menghadapi Milla yang kini amarahnya tengah berada dalam puncak.

"Sampai kapan? Lo nggak bisa pertahanin dua cewek sekaligus."

"Tapi gue hanya sayang ke lo, gue nggak punya rasa apa-apa sama Sofia."

"Kalau begitu lepaskan sekarang! Kalau lo nggak mau melepasnya gue yang akan pergi!"

Aldevaro terdiam karena frustasi, dia sudah mengabari kelurganya tentang kejahatan Sofia namun ibunya masih ingin mempertahankan Sofia sebagai calon menantunya. Maka dari itu Aldevaro butuh waktu untuk membujuk ibu-nya.

Tok

Tok

Keduanya menoleh ke pintu dan mendapati banyak orang tengah berdiri di depan pintu dan perlahan-lahan masuk. Aldevaro bangkit dari duduknya dan menyalami Kylson dan Celinne yang datang. Namun saat bersalaman dengan Celinne, hanya dengusan yang dia dapat. Oke, pasti semua orang sudah menguping pembicaraannya dan dia langsung gagal mendekati sang ipar.

Bar-bar OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang