8

206 10 1
                                    


   Setelah Milla menyelesaikan urusannya di kamar mandi, ia segera bergegas kembali ke kelas ketika ia sadar ada seorang beta yang diam-diam mengikutinya di belakang. Mila was-was, ia takut hal yang terjadi pagi tadi akan terulang kembali. Walaupun ia berusaha untuk tenang nyatanya jiwa omega-nya selalu bergerak gelisah, kemungkinan besar sosok beta ini berbahaya.

Duagh

  "Aish........sakit."

  "Maaf-maaf, gue nggak tahu kalau ada orang."

  Milla mengangguk lalu melanjutkan perjalanannya yang tertunda karena seseorang yang ceroboh membuka jendela saat ia lewat, alhasil dahinya sedikit nyeri tapi ia tidak mempermasalahkannya.

  Saat Milla melewati sebuah kelas dengan suara gaduh yang keras ia langsung berhenti dan mengintip di jendela karena penasaran. Ruangan kelas itu sangat ramai dan ribut, banyak anak-anak cowok yang duduk di meja mereka sembari melempar kertas kesana kemari. Bahkan yang membuatnya terkejut ialah, para cewek disini berani membuka kancing seragam mereka hingga hanya menyiksakan tanktop. Walaupun begitu raut semua cowok didalam terlihat santai walau sesekali tangan mereka melakukan hal yang melebihi batas pada cewek.

  Mata Milla tanpa sengaja menangkap manik mata hitam hazel yang memandanginya sangat tajam yang langsung membuatnya tanpa sadar menegukkan ludahnya kasar. Dia Alvero, yang sekarang masih memandanginya dengan dingin dengan tubuh tak sedikitpun bergerak. Milla menciutkan lehernya dan langsung berbalik karena melihat pergerakan Alvero secara mendadak, namun dahinya malah menubruk hidung seseorang yang entah sedari kapan berdiri di belakangnya.

  "Lo ngapain disini?" Tanya seseorang itu yang memiliki rambut pirang indah dengan jepit rambut polos dibagian depan.

  Milla tanpa sadar melirik nametag-nya, Sofia Swim. Dengan anggukan halus ia menatap manik mata Sofia yang entah mengapa menatapnya tajam." Gue cuma lewat dan mau lihat temen gue aja di dalem."

  "Lo omega? Anak baru? Tidak mungkin sudah punya teman disini," ucap Sofia sembari bersedekap dada membuat Milla memutar bolanya malas, orang ini sangat sulit dihadapi.

  "Orang nyatanya gue punya kok teman dari kelas ipa 1, lo mau apa?"

  "Siapa?"

  "Kamu naenya? Kepo aja jadi orang," ujar Milla yang ingin pergi namun Sofia menahan pergelangan tangannya." Lo jangan deket-deket sama Alde..."

  "Sofia, ada apa?"

  Keduanya langsung menoleh dan mendapati Aldevaro menatap mereka di dekat pintu, namun Aldevaro hanya melirik Milla sekilas lalu matanya hanya terfokus pada Sofia.

  Sofia lantas melepaskan pegangannya lalu berjalan kearah Aldevaro dan meraih lengan kanannya menatap Milla sinis." Tidak ada apa-apa, yuk masuk."

  Milla menatap kepergian keduanya dengan ekpresi tanda tanya, apa Sofia pikir ia ingin merebut Aldevaro darinya? Huh, baru saja mereka bertemu dan perempuan itu sudah beropini seperti itu? Dasar akal pendek.

  Milla berbalik dengan acuh dan memasuki kelasnya yang berada disamping kelas ipa 1. Dengan rajin ia mengerjakan tugas yang sudah tertulis di papan tulis walaupun sesekali bertanya pada Alya yang membuat mereka pada akhirnya mengerjakan tugas itu bersama.

  Istirahat pun segera tiba tanpa disadari, murid-murid kelas ipa 2 segera berhamburan keluar kelas karena tugas kali ini cukup menguras otak dan energi.
 
  "Mau makan nggak?" Tawar Elden yang dengan lancang duduk di meja Milla.

  "Gue udah pesen online," balas Milla memperlihatkan ponselnya yang menampilkan pesanannya sedang dalam perjalanan.

  Elden hanya ber'oh' ria setelahnya pergi bersama teman-temannya keluar meninggalkan Milla dan Alya berdua. Namun siapa sangka, Fero yang baru saja keluar setelahnya kembali lagi dan duduk dikursinya dengan diam. Milla merasa heran, dengan keberanian ia mendekati Fero walau sudah ditahan Alya agar tidak mendekati Fero. Alya hanya merasa, lebih baik menjauhi Fero hari ini.

  "Fero, lo nggakpapa?" Tanya Milla menepuk bahu kiri Fero membuat cowok itu menoleh, dapat dilihat bahwa luka di wajah Fero mulai membiru.

  Fero melirik sekilas Alya yang sedang menatapnya, dengan gerakan halus ia menelungkupkan kepalanya lagi dan berkata pelan," gue nggakpapa, tinggalin gue."

  Milla berkacak pinggang tidak yakin dengan apa yang ia dengar, selanjutnya tanpa diduga ia mengintip dari arah bawah meja membuat Fero terperanjat dan bangun," lo ngapain?"

  "Gue nggak yakin kalau lo nggakpapa, gue cuma ngecek aja lo nangis apa enggak," jawab Milla mengedikkan kedua bahunya acuh.

  Fero terdiam, dengan pandangan malas menatap Milla yang tengah memandanginya juga. Dari jarak dekat ini tanpa sengaja bau pheromone alpha dominan lain menyelimuti seluruh pheromone Milla membuatnya yakin kalau alasan alpha lain tidak mengganggu Milla pasti karena pheromone ini. Tapi, ini pheromone siapa?

  "Gue minta maaf tentang kakak gue tadi pagi, lo pasti trauma karena itu."

  Milla mengedikkan bahunya acuh dan memandang ke lain arah," itu sudah berlalu, dan gue bukanlah seseorang yang mudah trauma. Lo tenang aja."

  "Kakak gue kena skors 3 hari, selama itu lo nggak perlu khawatir."

  "Setelah kejadian itu gue jadi tahu kalau seharusnya gue belajar bela diri lebih kuat lagi. Tidak baik mengungkit masa lalu, ngomong-ngomong lo nggak ke kantin?"

  "Nggak lapar."

  "Eh Alya, sepertinya itu tukang kurirnya," seru Milla yang tanpa sengaja melihat pria berjaket hijau melihat kesana-kesini.

  "Benarkah? Ayo bayar."

  Setelah mereka berdua mendapat makanan, hal pertama yang Milla lakukan adalah menawari Fero. Namun si cowok irit bicara itu masih kekeuh tidak menerimanya membuat Milla menyerah dan makan dengan lahap bersama Alya yang sepertinya sangat kelaparan.

  Brakk

  "Milla!"
 
  "Aw-pa?" Tanya Milla dengan mulut penuh, melihat adik perempuannya baik-baik saja dan sedang makan lahap membuat Axel mengusap dadanya lega. Saat ia ingin menutup pintu tanpa sengaja ia melihat sosok Fero yang menidurkan kepalanya dimeja. Axel berpikir sebentar sebelum menepuk kepala Fero memintanya untuk ikut keluar, namun anehnya Fero langsung mengikuti membuat Milla bertanya-tanya mereka sebenarnya mempunyai hubungan sedekat itu.

  "Kakak gue temennya Fero ya?" Tanya Milla ke Alya.

  "Iya, mereka satu tim futsal."







 

Bar-bar OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang