26

85 6 0
                                    

  Mobil jemputan Sofia datang dan dia langsung pergi ke rumah neneknya untuk mengeluh, berharap neneknya dapat membantu menghilangkan hukuman Aldevaro untuk menjauh darinya selama 2 minggu. Tapi Sofia terlalu cepat pergi, pesawat dari England baru saja mendarat dan satu keluarga yang memiliki hubungan dengan Aldevaro baru saja mendarat. Seharusnya jika Sofia tinggal lebih lama lagi, dia bisa menjilat keluarga ini untuk lebih dekat ke Aldevaro.

  Hary Dean Xendrick, kakak laki-laki Aldevaro yang baru saja pulang dari England setelah 2 tahun pergi untuk mengembangkan bisnisnya. Ya, sejak dia hampir membuat perusahaan ayahnya bangkrut, ia melepas tanggung jawab memimpin perusahaan ke pamannya Hensel dan adiknya Aldevaro. Ia pergi ke England bersama keluarganya untuk membangun perusahaannya sendiri yang berbisnis di fashion. Ya, Hary tidak sejalan dengan perusahaan RX Grup milik ayahnya yang berjalan di bisnis properti dan real estat. Dia memiliki passion sendiri di dunia fashion, dan ia yakin kalau adiknya yang alphadom pasti bisa memimpin perusahaan agar tetap jaya. Tapi, dia tidak menerima kabar adiknya 2 tahun ini selama di England.

  Hary memimpin keluarga kecilnya untuk mencari penginapan di hotel terdekat, dia tidak langsung pulang ke mansion karena dia ingin memastikan sesuatu. Selama dia pergi, dia ingin mencari tahu apa saja yang sudah terjadi.

  Saat ini jam pulang sekolah dan Milla belum beranjak dari tempatnya duduk di depan kelasnya walau bodyguard Freya sudah menjemputnya untuk pulang. Milla tidak bergeming ditempatnya membuat Fero disampingnya frustasi, ia harus segera pergi kerja tapi kenapa Milla tidak mau pulang. Ya, biasanya ia harus memastikan Milla pulang terlebuh dahulu dengan mobilnya.

  "Pulanglah, nggak ada gunanya lo ngambek," ujar Fero membuat Milla mengerucutkan bibirnya maju," gue nggak mau sebelum kak Axel bolehin gue lihat Elden berlatih."

  Milla sudah mengatakan hal itu ke Axel namun ternyata kakaknya yang menyebalkan itu juga harus latihan futsal untuk pertandingan besok minggu. Jadi, Milla mengadakan acara ngambek dadakan disekolah.

  Tidak berselang lama Axel datang dengan seragam futsalnya memandang Milla dengan datar dan berkacak pinggang," Hari ini nggak bisa, tapi besok minggu lo boleh nonton tanpa bodyguard deh."

  "Janji?" Tanya Milla antusias mengulurkan jari kelingkingnya ke Axel.

  "Iya, sana pulang!"
 
  "Kalau kakak bohong gimana?"

  "Mixue 10 deh."

  "Sip, bye kak, bye Fero!"

  Sepeninggalan Milla kini hanya tinggal Fero dan Axel yang tinggal di lorong.

  "Lo hari minggu beneran nggak bisa ikut?" Tanya Axel ke Fero yang memasukkan kedua tangannya di saku celana.

  "Devan berangkat ke Amrik."

  Walau ayahnya tidak mau berangkat bekerja dan dia menghasilkan uang hanya dengan menjadi barista, Devan masih harus dikirim ke luar negeri dan seketaris dari Kylson kemarin sore sudah mengirim tiket ke Amrik. Kylson menurut Fero cukup baik, selain mengirim tiket pesawat dia juga mengirimkan sejumlah uang pesangon dari kerja ayahnya yang cukup bagi Devan untuk hidup di Amrik. Fero juga tahu, walau Devan se-bajingan itu dia pasti bisa berusaha menghidupi dirinya sendiri di luar sana.

  "Siapa yang gantiin lo?"

  Tim Futsal SMA WF School mempunyai 3 pillar di tim yang membuat tim mereka unggul dikancah nasional. Tiga orang itu adalah Fero, Axel dan Maxime. Pertandingan minggu besok Maxime tidak bisa hadir karena cedera lutut dan sudah mendapat pengganti yaitu adiknya Fernon yang duduk dibangku cadangan. Tapi tidak ada yang mau menggantikan posisi Fero, karena posisi itu menurut semua orang hanya pantas dipegang Fero.

  "Gue akan ngomong sama Varo, gue pergi."

  ●○●


  Hary memijat pelipisnya yang berdenyut pusing karena telah mengetahui apa yang selama ini terjadi dan menurutnya sudah keterlaluan. Semenjak dia pergi merantau, ternyata pamannya semakin menjadi-jadi bahkan dengan berani ingin menyatukan dua keluarga dengan perjodohan. Bahkan terus-terusan selalu menghasut ibu-nya untuk mengabaikan mark adiknya hanya untuk balas budi. Hary mengeraskan rahangnya, sampai ia membongkar kejanggalan itu dia tidak akan membiarkan mereka berhasil.

  "Ellen, sepertinya kita harus tinggal lebih lama lagi disini," ujar Hary memasuki kamar istrinya yang sedang menidurkan putra mereka.

  "Kan aku sudah mengatakan, tinggallah lebih lama di Indonesia. Biar Simon yang mengambil alih, ditinggal 1-2 bulan tidak apa-apa."

  Ellen asli orang Indonesia, bahkan putra mereka lahir di Indonesia. Namun mereka merantau ke England setelah usia putra mereka 1 tahun untuk  membangun perusahaan Fashion Hary dan mengembangkan pasarnya di sana. Karena Hary menghabiskan waktu untuk mengembangkan usahanya, mereka tidak mempunyai waktu untuk kembali. Dan juga, Hary tidak ingin kembali sebelum ia berhasil. Ia harus membangun harga dirinya kembali.

  "Ya, nanti aku kabarin Simon. Apa kamu tahu? Al sama Sofia akan ditunangkan minggu depan," ujar Hary mendudukan dirinya di depan sang istri dengan wajah serius.

  Ellen terbangun dari tidur miringnya dan duduk berhadapan dengan sang suami," apa tidak ada yang menyadari kejanggalan itu sedikit pun sampai saat ini? Apa ada orang lagi dibalik layar?"

  "Aku tidak tahu, yang pasti mereka bergerak dengan sangat cepat. Mereka menyatukan Al dan Sofia tepat setelah kita pergi, karena mereka tahu aku mengetahui sesuatu yang mereka sembunyikan."

  "Aku kira Al tipe alpha yang menunggu mate-nya, kenapa dia bisa setuju?"

  Hary menghela nafas panjang dan memandang anaknya yang terlelap tidur," dia mungkin juga mendapat tekanan dari ibu, yang pasti kunci keberhasilan mereka adalah perjodohan itu. Hanya Al, jika dia berani menolak maka mereka bisa ditolak mundur."

  "Kita bisa membantunya mencari mate?"

  "Bahkan saat kita menemukannya juga kita tidak tahu itu hal yang baik atau tidak,  mereka bisa saja membunuh mate Al atau menjadikannya boneka yang patuh."

  "Kita harus segera menyelesaikannya."

  "Ya, besok kita pulang ke mansion."

  Keesokan harinya keluarga kecil Hary mengejutkan mansion keluarga Xendrick karena kedatangannya. Bahkan Aldevaro meluangkan 10 menit keberangkatannya untuk menyambut keponakan kecilnya yang merengek ingin terus digendong. Aldevaro tidak terlalu menyukai anak kecil, tapi dia harus melunakkan wajahnya untuk keponakan. Bahkan Viera cukup terkejut keponakan kecil itu tidak takut melihat wajah datar kakak keduanya. Pasti kalau sudah besar dia akan menjadi orang yang pemberani dan hebat.

  "Alan, ayo ikut bibi," bujuk Viera namun Alan menggeleng tidak mau, sampai ayahnya sendiri mengambil alih tidak ada yang bisa melepas Alan dari Aldevaro.

  "Viera, kenapa kamu hanya pakai seragam atasan?" Tanya Hary membuat Viera mengeruncutkan bibirnya. Dia sekarang hanya memakai celana tidur dan sandal rumahan.

  "Aku sekolah online kak, kak Varo tidak mengizinkanku masuk sampai minggu lusa."

  Aldevaro hanya menatap Viera datar sedangkan kakaknya sudah tertawa," kamu yang nakal, sudah tahu kakak keduamu selalu overprotektif malah kamu menyusulnya tanpa izin. Kalau seperti itu kakak juga akan marah hahaha...."

  "Kakak tahu?" Tanya Viera terkejut.

  "Apa yang tidak kakak tahu? Aldevaro cepat berangkat, kamu sudah terlambat."

Bar-bar OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang