14

113 6 0
                                    


"Aldevaro dan Sofia?"

Vina menengokkan kepalanya kebelakang dan langsung mendapati Aldevaro membeli botol minuman dengan Sofia yang sedaritadi menggenggam tangan kiri pemuda itu dengan posesif, setelah membeli keduanya meninggalkan kantin dan ia menarik kembali kepalanya.

"Kata orang mereka dekat sejak masuk SMA, gue nggak tahu status mereka apa tapi mereka selalu bersama."

Perasaan Milla tiba-tiba menjadi kecut, entah mengapa hubungan diantara keduanya tidak ia sukai padahal ia baru mengenali keduanya kemarin. Apa dia menjadi seseorang yang mudah mencintai cowok sekali lihat?

"Ngomong-ngomong Vin, apa Elden itu benar punya tanda mark?" Tanya Milla berbisik dan merendahkan kepalanya.

"Iya, tandanya itu berbentuk ular. Tapi sekarang dia selalu menutupinya dengan handband."

"Berarti yang punya tanda mark disekolah itu sementara hanya Aldevaro sama Elden?"

"Lo beruntung bisa lihat tandanya Varo, selain Sofia disekolah ini tidak ada yang lihat secara langsung. Dan juga dulu kayanya Fero juga punya, tapi rumornya mate-nya sudah mati dan tandanya kehapus. Gue nggak tahu itu benar atau bukan, karena Fero itu tidak mudah ditebak."

Milla semakin penasaran dengan ketiga alpha dominan yang tinggal di sekolahnya, ia harus menyelidiki mereka satu per satu.

Setelah bel berbunyi mereka memasuki kelas untuk berganti seragam, untuk sekolah elit ini terdapat ruang ganti sendiri untuk laki-laki dan perempuan. Tapi kecuali alpha wanita ia akan ikut di ruang ganti laki-laki, tapi sudah lama tidak muncul alpha wanita akhir-akhir ini.

Seragam olahraga sudah Milla ganti dan dia sekarang sedang menyisir rambutnya ketika secara tiba-tiba Sofia berdiri di sampingnya dan ikut menyisir rambut menghadap cermin lebar bersama.

Milla benar-benar tidak ingin berhadapan dengan Sofia, ia ingin segera pergi setelah selesai namun pergelangan tangannya dicekal cewek beta itu membuatnya terkejut. "Gue denger lo payah bola basket, dasar sampah seharusnya kalian itu punah."

Milla memandang Sofia dari bawah ke atas dan menyadari proporsi tubuhnya tidak dapat dibandingkan cewek beta di depannya. Dengan seragam olahraga yang sedikit ketat itu semua orang tahu kalau beberapa bagian tubuhnya cukup berisi dan tidak ada bandingan dengannnya yang seperti triplek berjalan. Dengan dengusan kasar Milla melepas cengkeraman itu dan berjalan keluar dengan cepat, siapa yang tahu kalau Sofia sekarang menargetkannya.

Memasuki ruang kelas Milla berjumpa dengan Fero yang duduk di bangkunya dengan dingin, seragam olahraganya sudah diganti namun tidak ada ekpresi di wajahnya yang beku, ini jadi mengingatkannya saat pertama kali berjumpa dengan Fero.

"Fero, apa kata guru itu? Lo diskors atau apa?"

Milla memiliki pemahaman sendiri kalau mengeluarkan tone alpha di sekolah dan ditujukan oleh gurunya pasti itu sebuah kesalahan besar, sekarang status Fero disini adalah sebagai murid dan gender kedua harusnya di singkirkan terlebih dahulu.

"Lo nggak perlu tahu."

Milla menggebrak meja depan Fero sedikit keras dan ia mencibikkan bibirnya kalau Fero sekarang lebih dingin," gue kepo, ayo beritahu gue. Kalau lo nggak mau beritahu, gue akan cari tahu sendiri di BK."

Fero tetap diam, Milla pun meletakkan seragam olahraganya dan bergegas untuk ke ruang BK yang sebenarnya hanya menggoda Fero. Ia tahu kalau Fero tidak akan membiarkannya dan boom ternyata benar. Fero bangkit untuk menariknya kembali dan ia harus pura-pura kesal," apa? Lo mau beritahu gue akhirnya?"

"Gue nggak akan minta maaf, gue harus bersih-bersih gudang olahraga dan memutari lapangan 20 kali."

Rahang Milla jatuh ketika mendengar kalau Fero harus berlari memutari lapangan dua puluh kali. Dengar itu, 20 kali!

"Seharusnya lo tadi lari, kenapa coba tadi nggak mau lari? Jadi dihukum kan lo."

Fero tidak menjawab melainkan meraih baju olahraga Milla dan mengembalikkan ke empu-nya lalu mendorong Milla pergi ke bangku. 20 kali putaran itu bukan sesuatu yang berat baginya, lagipula membiarkan Milla dan Elden sendiri itu lebih buruk.

Milla tidak menggangu Fero lagi, alpha dominan yang dingin itu benar-benar tidak dapat disentuh dan dia hanya sebatas ingin tahu apa hukuman Fero.

Pelajaran selanjutnya adalah pelajaran gender kedua mereka. Guru kali ini adalah perempuan beta dengan tinggi ramping dan terlihat masih muda, namun secara transparan Guru satu ini terlihat memiliki wawasan luas dan cangkupannya seharusnya tinggi.

"Lo tahu nggak Mil? Namanya Bu Fang Chu, keturunan Indo-cina. Katanya dia sudah membaca ribuan buku dari seluruh pelosok dunia, dia juga mengoleksi banyak buku kuno dan jadi kolektor buku antik. Dan lo tahu? Dia istrinya pak Samuel guru olahraga tadi, mantap nggak tuh?"

Milla reflek bertepuk tangan kecil mendengar penuturan Vina yang sekarang sementara duduk disampingnya. Kedua pasangan itu sungguh keren, mereka memiliki kualitas unggul sendiri itu bukan hal yang biasa dipunyai pasangan alpha dan beta.

"Saya dengar di kelas ini ada murid baru, bisa tunjuk tangan?"

 "Saya bu!" seru Milla mengangkat tangan kanannya.
 
 "Eoh, omega? Siapa namamu?"

  "Milla bu."

  "Milla punya tanda mark atau sudah punya pacar?"

  Tanpa sadar Fero dan Elden menahan nafas mereka mendengar pernyataan ini, mereka diam-diam melirik ke Milla yang terdiam sebentar di tempat duduknya,"Belum 17 bu, masih jomblo."

  "Oke baiklah, karena disini ada omega maka pelajaran kita akan ditambah pengetahuan omega lebih dalam. Untuk hari ini kita akan belajar tentang ciri-ciri kita sudah berdekatan dengan mate kita dan reaksi tubuh seperti apa yang timbul akibatnya, kita pernah menyinggung hal ini pada pertemuan sebelumnya dan kalian pasti sudah sedikit tahu." Jelas bu Fang chu mulai berjalan mengitari kelas.

  "Mungkin menurut kalian ini hal sepele, dan bahkan banyak yang mengesampingkan mate mereka sendiri pada zaman ini dan mereka dengan bebas menentukan pasangan hidup. Seperti yang kalian tahu, sekitar 50 tahun lalu seseorang yang belum menemukan matenya tidak akan pernah memiliki pasangan di sampingnya dan terus mencarinya sampai ketemu. Dulu itu menikahi seseorang yang bukan mate-nya adalah pantangan tersendiri dan akan menyakiti pasangan mate sejatinya tanpa disadari. Namun semenjak kemajuan zaman ini banyak hal yang berubah dan semua hal yang tabu sudah dianggap normal, banyak yang memilih pasangan mereka dengan sangat bebas dan mereka berhubungan dengan siapa pun tanpa adanya beban. Kalian tahu, hal seperti itu sudah dianggap biasa saat ini dan tidak akan ada yang peduli konsekuensinya seperti apa. Setelah mereka menemukan obat-obatan itu ikatan dari moon goddes diabaikan."

  "Bu, bukannya yang mempunyai mate hanya seseorang yang mempunyai tanda mark?" Tanya salah seorang siswi.

  "Itu tidaklah benar tapi sangat banyak orang beranggapan seperti itu saat ini. Semua orang itu mempunyai mate sendiri yang sudah ditentukkan oleh moon goddes, tapi banyak yang mengabaikannya dan pernyataan seperti itu sekarang sudah lenyap di kalangan anak muda. Sedangkan untuk tanda mark, mereka sebenarnya pasangan yang memiliki tugas khusus yang diutus oleh moon goddes. Pasangan itu spesial namun tugas mereka sebenarnya berat. Apa kalian tahu siapa saja yang mempunyai tanda mark disekolah ini?"

  "Elden, Aldevaro sama Fero bu," sahut Vina membuat guru itu tersenyum dan menepuk bahu Elden dengan matanya tertuju ke Fero.

  "Yap, sungguh kebetulan 3 orang spesial berada di daerah yang sama. Saat mereka sudah menemukan mate mereka mereka akan segera menemukan tugas apa yang sebenarnya mereka emban."

Bar-bar OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang