Hari ini seluruh pelayan kafe Snooze terkejut mendapati seorang alphadom di depan mereka akan menjadi barista baru dan akan bekerja di shift sore karena masih bersekolah. Walaupun seragam pelayan melekat ditubuh atletisnya ia tidak mengurangi sedikit pun kekokohan dan aura yang ia keluarkan sangatlah diluar jangkauan. Para pelayan disini semua beta, kecuali pemilik kafe seorang alpha yang menjaga ketertiban cafe. Jadi dengan kehadiran Fero disini membuat inti cafe Snooze sedikit bergoyah."Rakha, ajarkan Fero membuat kopi. Dia belum pernah membuat kopi sebelumnya, selalu perhatikan dia karena dia sekarang di magang olehmu. Kamu paham?"
"Paham bos."
Rakha tentu tidak bisa membantah, namun dia harus siap mental mengajari seorang alpha dominan sekarang. Jangan sampai perkataannya ada yang keliru dan dia ada dalam masalah.
"Saya menonton vidio-nya dirumah. Saya tahu sedikit," celetuk Fero membuat semua orang disana seketika menahan nafas, suara beratnya belum terbiasa di telinga mereka.
"K-kalau begitu ayo mulai bekerja, kita sudah membuang waktu 3 menit disini."
Setelahnya mereka bubar dan kembali ke pekerjaan masing-masing, Fero dengan langkah mantap mengikuti Rakha dari belakang bersama dua barista lainnya yang Fero tahu namanya Bastian dan Gio. Fero tidak gugup di hari pertamanya bekerja, ia bahkan dengan fokus memperhatikan apa yang Rakha jelaskan padanya tanpa hambatan apa pun.
"Astaga, apa kamu alphadom? Gila, barista-nya alphadom gaess..."
Karena seruan itu banyak tamu yang datang sekarang memandangnya, ada yang berbisik-bisik ada yang diam-diam memotretnya. Namun hal ini tentu Fero sudah siap mental, ia tetap memasang ekpresi kaku-nya dan berdiri dibelakang Rakha yang sedang menanyakan pesanan gadis-gadis di depan.
"Tidak bisakah alphadom itu yang menawari kita pesanan?"
"Maaf nona, dia sedang magang disini dan masih perlu banyak latihan. Sekarang ada yang ingin kalian pesan?" Tanya Rakha lembut menunjukan bagaimana dia sangat profesional.
Dengan keluhan gadis-gadis itu mulai memesan pesanan mereka dan duduk di meja paling dekat dengan barista, mereka akan bisa leluasa melihat alphadom tampan itu sesuka hati. Tidak banyak alphadom yang telah mereka lihat, dan sekarang mereka telah memutuskan akan selalu mampir setelah pulang sekolah ke cafe ini.
Tak ayal karena kemajuan teknologi dan banyak pelanggan melakukan streaming langsung sekarang keberadaan Fero dengan cepat dipublikasikan sehingga banyak pelanggan datang hanya dalam hitungan menit. Namun Fero tidak memiliki reaksi tertentu, dia dengan sigap membantu Rakha membuat pesanan dengan lihai. Lihat saja, tidak lebih dari dua jam ia sudah mengusai keahlian membuat kopi.
Cafe ditutup pukul 11 malam, dengan lelah semua staf mulai membersihkan seluruh cafe dengan senyum di wajah mereka. Biasanya keadaan cafe biasa-biasa saja dan cenderung semakin sepi setelah sebuah cafe baru di dirikan tidak jauh dari tempat ini. Namun semenjak kedatangan Fero pengunjung cafe mulai melonjak dan mereka senang karena pendapatan cafe juga menaik sehingga mereka pasti akan mendapat kenaikan gaji. Para staf dan pemilik senang begitupun Fero yang merasakan Euphoria disekitarnya. Ia sangat senang bisa menaikkan pendapatan cafe dan membuat sekitarnya menyukainya, jadi dia tidak akan susah-susah menyenangkan staf lainnya agar pekerjaannya aman.
"Kamu bekerja hebat hari ini, besok pasti kamu sudah bisa menyambut pelanggan," goda Rakha ke Fero agar mereka lebih dekat, sejujurnya selama pekerjaan tadi Fero tidak mengatakan suatu apa pun padanya dan hanya dirinya yang berucap solo. Namun karena mereka akan terus bekerja di masa depan, kecanggungan ini harus dengan perlahan diselesaikan dan dia harus memulainya.
"Aku tidak suka berbicara."
Maksudnya Fero tidak suka menyambut pelanggan, ia lebih suka membuat kopi atau melakukan pekerjaannya dengan diam. Dia masih bisa menolerin dirinya agar tidak marah saat disuruh, tapi dia tidak bisa menahan sifat sejatinya kalau dia itu pendiam dan tidak suka banyak bicara.
"Oke, biarkan aku yang terus menyambut pelanggan. Pekerjaan membuat kopimu memang lebih baik dariku hahaha..."
Fero masih diam, dengan ini Rakha hanya bisa melakukan kontak mata dengan staf lainnya dengan diam. Mungkin Alphadom ini memang irit bicara dan pendiam.
"Baiklah, mari kita tutup cafe lebih cepat."
•••
Setelah 5 hari mengurung diri di mansionnya kerena sedang heat, hari ini Milla berangkat dengan mobilnya sendiri. Kakaknya Axel hari ini mempunyai jadwal untuk menjemput pacarnya dan bahkan sudah meluncur 15 menit yang lalu! Sungguh pria yang jatuh cinta melupakan semuanya.
Hari ini hari Jumat dan seluruh murid WF High School akan senam bersama di lapangan sepak bola seperti rutinitas biasanya, namun kali ini Milla tidak menemukan Aldevaro. Biasanya alphadom itu akan berdiri untuk di pinggir untuk mengatur barisan, tapi sekarang Fero yang menggantikannya.
"Widiw, semangat banget lo hari ini," celetuk Elden berdiri di belakang Milla yang sedang pemanasan.
"Iya dong, badan gue harus di gerakkin setelah heat yang menyiksa itu," sahut Milla tak memperdulikan keberadaan Elden sedikit pun.
"Eh gue denger dari Ipa 1 kalau materi pertahanan kali ini itu di hutan," celetuk Alya disela-sela senam.
Elden yang ingin ikut dalam pembicaraan langsung menibruk ke percakapan dan berdiri lebih dekat di belakang ketiganya," iya hutan belakang sekolah, katanya nanti akan dibagi tim terus beberapa tim itu memperebutkan apa gitu gue lupa."
"Dibelakang sekolah ada hutan? Bahaya nggak?" Tanya Milla khawatir, dia belum pernah masuk hutan soalnya.
"Ada, tapi nggak bahaya kok. Kalau nggak buat ujian, hewan-hewan buas nggak bakal dilepas," sahut Vina membuat Milla mengangguk, yang terpenting tim-nya nanti kalau tidak sama Elden sema Fero.
Senam pagi akhirnya sudah selesai namun untuk kelas 11 Ipa 2 tidak berganti seragam karena pelajaran pertahanan menggunakan seragam olahraga. Saat mereka dibariskan kembali di lapangan yang kosong mereka dikejutkan oleh kedatangan kelas 10 Ips 3 yang ternyata ikut olahraga bersama karena guru pertahanan mereka sedang tidak bisa hadir jadi mereka digabung. Milla tidak memiliki interaksi langsung dengan 10 ips 3, namun semua cowok dikelas itu memandangnya dengan terang-terangan membuatnya cukup risih dan berakhir dia sembunyi dibarisan tengah.
"Untuk pertemuan kali ini 11 ipa 2 akan digabungkan dengan 10 ips 3. Setiap kelas akan dibagi menjadi 3 kelompok beranggotakan setiap kelompok 10 orang, jangan pernah lupa kalau setiap kelompok harus ada alpha dan beta. Kali ini, kalian akan menjelajahi hutan belakang sekolah dan mencari satu kalung berliontin bulan yang disembunyikan. Kalian diperbolehkan saling bertarung namun jangan sampai ada yang terluka, untuk tim yang sampai paling awal ada nilai tambahan untuk ujian akhir besok."
Semua murid bersemangat mendengar untuk yang pertama kali sampai ada tambahan nilai untuk ujian akhir, disini mereka semua tahu kalau ujian pertahanan adalah yang paling sulit mendapatkan nilai pas kkm. Apalagi sekarang akan ada nilai tambahan, mereka semakin bersemangat untuk membentuk tim yang kuat.
Untuk pembentukan tim bebas, namun Milla tentu saja bersama Alya, Vina, Farrel dan Rafka. Sekarang mereka hanya perlu menambahkan 5 alpha dan tim mereka akan terbentuk. Akan tetapi di kelas mereka hanya ada 13 alpha, berarti setiap tim ipa 2 akan mendapat 4-5 alpha yang membuat mereka bertekad 5 tersisa itu harus alpha, karena ada 1 omega di dalam tim yang harus dilindungi.
"Mill gue masuk/gue masuk."

KAMU SEDANG MEMBACA
Bar-bar Omega
FantasiHanya sebuah fantasy dan imajinasi. gadis berusia hampir 17 tahun itu seorang omega langka.Bagaimana jika ia masuk sekolah para beta dan alpha?bagaimana kisahnya?