Milla terkejut dengan suara deep voice yang tiba-tiba menghentikan langkah mereka hingga membuat 10 alpha itu langsung kembali duduk dibangkunya masing-masing. Milla mendongak lalu menunduk secara reflek, Alpha dominan."Lanjutkan bu!" Seru Alpha dominan tersebut saat semua kembali tenang dan ia sudah menenangkan dirinya.
"Huh..ba..baiklah, kamu Milla silahkan duduk dikursi yang kosong."
Milla mengangguk lalu berjalan kearah bangku dua dari belakang yang terdapat 1 bangku kosong, disampingnya sudah ada perempuan dengan rambut sebahu ber iris mata kuning, beta.
"Halo,kenalin gue Alya," sapa sang beta menjulurkan tangan kanannya menyambut kedatangan Milla.
"Gue Milla," Milla membalas uluran tangan tersebut lalu tersenyum simpul.
"Wahhh, beneran omega memang yang paling cantik."
"Iya, gue tahu kok."
"Nyesel gue muji lo," canda Alya menepuk bahu Milla pelan membuat Milla lantas tertawa.
"Hei omega jangan ketawa!" Tegur cowok alpha dengan rambut pirang di bangku seberang.
"Kenapa?" Tanya Milla polos, ayolah ia pernah ada disituasi seperti ini sebelumnya.
"Astaga! Lo kaya gitu lagi gue makan ditempat," sahut alpha lainnya yang hanya bisa mengusap rambutnya seperti orang frustasi.
"Emang gue makanan?"
"Sst Milla, godanya nanti aja oke?"
"Oke."
●●●
Kriing...kriing....
Bel istirahat sudah berbunyi, dengan segera Milla memasukkan bukunya ke tas kembali dan ia harus segera ke gerbang depan sekarang, ada yang harus ia temui.
"Eh, lo buru-buru mau kemana?" Tanya Alya meraih pergelangan tangan Milla yang hendak pergi.
"Mau ke gerbang depan."
"Ngapain?"
"Ngambil SB bentar."
"SB?" Beo Alya.
"Scent blocker, itu lho yang nutupin pheromone, " jelas Milla membuat Alya mengangguk."Gue anter ya"
"Gue bisa sendiri," tolak Milla merasa tidak enak jika merepotkan.
"Entar kalau lo diserbu para alpha lagi bagaimana hemm?"
"Iya ya ya, ayo!" Milla dengan cepat meraih tangan Alya dan mengajaknya keluar sebelum kakak iparnya yang masuk jika ia terlambat.
"Woy, kalian mau kemana?" Tanya seorang cewek berambut panjang diikuti 2 cowok beta dibelakangnya.
"Nganterin Milla kegerbang depan bentar," jawab Alya seadanya.
"Kita ikut," sahut cowok beta lainnya membuat Alya mengangguk.
"Tap..."
"Nggakpapa ayo, sekalian biar nih omega nggak dihadang para alpha."
Lalu kelimanya berjalan keluar kelas, tentunya dengan Milla berada ditengah karena semua murid pasti dapat mencium pheromonennya saat ini. Namun, karena indera penciuman alpha yang tajam ia dapat menemukan si omega diantara 4 para beta.
"Lihat dia omega!"
"Omega, omega!"
"Itu beneran omega?"
"Pheromonenya manis."
"Dia harus jadi mate gue."
"Dia cantik banget cuy."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bar-bar Omega
FantasiHanya sebuah fantasy dan imajinasi. gadis berusia hampir 17 tahun itu seorang omega langka.Bagaimana jika ia masuk sekolah para beta dan alpha?bagaimana kisahnya?