28

84 8 0
                                    


  Saat ini Milla bersama teman-teman perempuan dikelasnya sedang berkumpul bersama di kantin, mereka sedaritadi mendiskusikan alasan Sofia dan Aldevaro tidak terlihat berjalan bersama dua hari ini tapi setelah cukup lama mereka tidak mendapatkan hasil yang akurat. Tukang gosip di kelas 2A saja memilih bungkam walaupun sudah disogok dengan satu paket skincare dan 1 tiket konser coldplay.

   "Anjing, nanti kita tanding dengan shift," celetuk Alya yang tadi ngebirit lari entah kemana saat berada ditengah-tengah diskusi, pasti dia mencari bocoran materi pertahanan nanti.

  Tapi setelah mendengar tanding dengan shift Milla merasa sangat cemas, dia belum berganti shift selama 4 tahun! Sejak hari itu dia membenci shiftnya dan tidak berniat berganti shift walau dia harus mengorbankan nilai akhir smp-nya.

  "Kayanya perut gue sakit deh, gue izin di uks ya," ujar Milla tiba-tiba membuat Alya dan Vina menatapnya prihatin.

  "Pak Rama nggak terima alasan apa pun tidak bisa hadir. Jadi, persiapkan diri lo dengan matang Mill."

  Milla benar-benar tidak bisa memikirkan alasan lain lagi saat mereka sudah memasuki stadion kecil tertutup yang memiliki panggung kecil ditengah. Milla benar-benar tidak tenang, bagaimana hal itu terjadi lagi? Hal yang dipikirkan dibenaknya adalah keluar sekolah bila respon mereka sama.

  "Alya, Vina Shift kalian warnanya apa?"

  "Tidak spesial, warna umum yaitu coklat."

  Milla menggigit bibirnya karena gelisah, Elden yang melihat itu langsung saja menyelinap mendekati Milla dan duduk disampingnya setelah mengode Alya untuk pindah.

  "Kenapa lo gelisah?" Tanya Elden berbisik saat pak Rama sudah memulai kelasnya.

  "Elden, gue nggak mau ganti shift."

  "Kenapa?"

  "Karena shift gue jelek, gue malu."

  Saat pelajaran pertahanan diri di kelas 2 smp dulu Milla berganti shift dengan serigalanya yang memiliki bulu putih kusam dengan beberapa bagian memiliki bercak abu-abu. Milla saat itu melakukannya dengan percaya diri karena menurutnya shift-nya baik-baik saja. Namun saat itu ada seorang cewek dikelasnya yang berteriak kalau shift nya sangat jelek dan membuat teman sekelasnya tertawa. Tidak sampai itu, bahkan foto shift-nya ditempel di beberapa mading membuatnya tidak berani berangkat lagi dan berakhir di homeschooling setelah kejadian yang paling buruk lainnya juga.

  "Nggakpapa, jika ada yang berani mengolok-olok lo gue akan maju yang paling pertama buat lindungi lo. Gue janji."

  "Janji?"

  "He em."

  Elden terus berada di samping Milla memberinya semangat sembari menonton teman-teman mereka yang sudah berganti shift dan saling melawan. Pasangan tanding diacak dengan undian, jadi mereka semua was-was apakah mereka yang akan mendapat sial untuk melawan Elden atau Fero yang alpha dominan.

"Alya dan Gabriel."

  Milla meremas telapak tangan Elden seiring Alya melangkahkan kakinya masuk dikuti Gabriel diseberang yang tersenyum smirk. Semoga saja Alya tidak kenapa-kenapa.

Pertandingan dimulai dan mereka langsung berganti shift dan saling menyerang. Shift Alya serigala cokelat sedangkan Gabriel serigala merah khas bulu luar negeri membuat pertandingan itu terlihat kontras dan berakhir Alya kalah setelah berjuang 5 menit.

  "Untung dia nggak terluka," gumam Milla melihat Gabriel membantu Alya berdiri saat mereka sudah berganti shift menjadi manusia.

  "Alya memang tidak pandai bertarung, tapi dia pandai untuk tidak terluka," sahut Vina kagum sendiri dengan temannya itu.

  "Selanjutnya...Milla dan Vina."

  Vina yang mendengar itu langsung senang karena lawannya adalah Milla yang teman dekatnya sendiri, mereka hanya akan bermain-main tanpa ada yang terluka dan mengeluarkan banyak tenaga. Sedangkan disisi lainnya Milla merengek terus ke Elden kalau dia tidak mau melakukannya, saat teguran dari pak Rama terdengar baru dia melepaskan tangan Elden dan mengikuti Vina yang menarik tangannya yang lain.

  "Jangan cemas Mill, kita hanya perlu bermain-main dan jangan serius oke? Kita harus berakting dengan bagus," bisik Vina pelan namun Milla tidak mendengarkannya. Dia benar-benar ingin menangis saking takutnya hal semacam itu terjadi lagi. Di ujung lainnya Fero berdiri mengawasi Milla dengan cermat, kegelisahan Milla juga Fero ketahui. Makanya dia harus mengawasi Milla agar omega itu tidak terluka sekecil pun. Fero menduga kalau Milla takut bertanding.

  "Mulai!"

  Woosh...

  Vina diseberang sudah berganti shift menjadi serigala cokelat, sedangkan Milla masih belum bergeming dan saling menautkan jarinya gugup.

"Sekali lagi tidak mendengar arahan, satu kelas akan bapak hukum."

  Dibawah tekanan nasib teman-teman sekelasnya, Milla melirik Elden dan Fero sebentar sebelum dia memejamkan matanya untuk fokus berganti shift. Namun karena dia sudah tidak lama bertukar, dia harus menghabiskan waktu 20 detik sebelum tubuh manusianya berganti tubuh serigala.

  Milla memejamkan matanya karena tidak ingin melihat ejekan itu lagi, namun karena tidak ada suara yang terdengar ia mulai membuka matanya dan melirik ke arah Vina yang mematung. Bahkan seluruh orang yang ada disana tidak ada yang bersuara, menatapnya lamat membuat Milla gugup dan menundukkan kepalanya. Pasti mereka terkejut kerena shift-nya jelek.

  "Shift lo cantik Mill," seru Alya di ujung panggung membuat Milla menatapnya, sepasang bola mata biru muda itu terlihat menghipnotis siapa pun yang menyapanya.

  Milla bingung, ia pun melihat shift-nya sendiri dan terkejut mendapati warna bulunya berubah. Warna bulunya sekarang putih salju dengan ujung tipis berwarna biru muda yang sangat cantik. Bulunya terasa halus tertiup angin membuat Milla mematung sejenak dan tidak menyadari seorang alpha mulai mendekat dengan pandangan berbeda dengan biasanya.

  "Queen, anda queen?" Tanya Elden berjalan mendekati Milla dengan iris mata sebelah berwarna perak .

  Milla bingung atas kedatangan Elden dengan iris mata seperti itu, saat ia hendak mundur tiba-tiba saja ia dikejutkan oleh perubahan Elden tiba-tiba dengan shift-nya. Sekarang serigala berbulu abu-abu berdiri tegak dihadapannya dengan iris mata berbeda. Namun yang paling menarik perhatiannya ialah bulu-bulu diujung telinga, leher dan ekor yang berwarna perak membuatnya bersinar dibawah sinar matahari yang menelusup masuk.

  Milla sontak terduduk dan menundukkan kepalanya dibawah tatapan alpha dominan di depannya yang merupakan ras tertinggi di antara werewolf. Namun ia langsung terkejut saat moncong Elden meraih moncongnya membuatnya terpaksa mendongak dan Milla tekejut lagi ketika sesuatu bersinar muncul di pelipis Elden dan saat sinar itu hilang muncullah mark mirip dipergelangan Elden yang dulu pernah ia lihat. Serigala Elden tersenyum, ia mendekatkan moncongnya dan berbisik tepat ditelinga Milla.

  "Akhirnya saya yang pertama menemukan anda Queen, mari kita lihat sampai kapan anda masih ingin bersembunyi? Anda tentu masih ingat sumpah saya, dikehidupan seterusnya saya yang akan menemukan anda untuk pertama kali."

  Setelahnya entah apa yang terjadi, serigala Elden berlari keluar membuat pak Rama dan siswa lainnya berlari menyusul khawatir apa yang akan dilakukan Elden diluar. Sedangkan di dalam Milla menatap kepergian serigala Elden dengan bola mata berkilat ungu sebelum dia akhirnya pingsan.

Bar-bar OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang