5

211 10 0
                                    

"Lo nggak apa-apa kan mil?gue cariin lo kemana-mana tahunya sudah disini," ujar Axel yang tiba-tiba datang dengan wajah babak belur dan langsung berdiri diantara milla dan alya.

"Lha kak axel ngapain disini?barisan kelas kak axel kan ada disana," ujar milla sedikit kesal.

"Gue khawatir sama lo,eh tunggu-tunggu.Kenapa lo bau alpha?" Tanya axel mengintimidasi diakhiran kalimatnya.

"Tadi ada yang nggendong gue ke uks dan bagi pheromone-nya ke gue,tenang aja gue nggak diapa-apain sama dia," ujar milla santai.

"Gue nggak bakal bisa tenang kalau lo nggak dibawa sama mate lo sendiri,jadi sebelum itu terjadi jangan pernah ngizinin alpha lain bagi pheromone-nya sama lo kecuali gue atau kak kylson," jelas axel tegas membuat milla mengangguk malas,ya apa dia bisa menolaknya jika kejadiannya seperti tadi?

"Em,lha alpha brengsek tadi bagaimana?"

"Gue beri sedikit pelajaran doang,biar sisanya kak kylson yang ngurus," ujar axel santai sembari memandangi kepala sekolah yang sedang berbicara didepan tanpa berniat kembali ke barisannya kembali.

"Kak axel pergi sana,nggak malu apa?" Tanya milla menyenggol lengan kakaknya yang hanya diam.

"Nggak,gue akan selalu disamping......"

"Axel,kembali ke barisan lo!" Ujar seorang cowok menarik kerah belakang axel hingga membuatnya terpaksa mengikuti langkahnya untuk mundur.

"Gue mau jaga adek gue," sergah axel mendorong temannya itu namun segera terdiam saat seorang guru melihatnya garang.

"Kita dibelakang barisannya aja kalau begitu,bagaimanapun gue masih harus jaga adek gue," ujar Axel berdiri dibarisan pmr yang ada dibelakang,yah nggak apa-apa deh daripada ditengah-tengah barisan seperti tadi jadi perhatian semua orang.

"Lo sayang banget sama adik lo ya," ujar temannya tadi berdiri disamping Axel.Dia pikir tidak mungkin bisa menarik Axel ke barisan mereka jika sudah dalam mode jaga seperti ini.

"Tentu,dia kan adik gue."

".....mari kita saksikan juara-juara SMA WF high school!Aldevaro sean xendrick! Juara pertama sains nasional, Elden victory hensel perwakilan tim basketnya menempati juara pertama piala pemerintah untuk yang kedua kalinya ini, dan Sofia swim juara kedua matematika! Berikan ketiganya tepuk tangan!!" Seru kepala sekolah yang berdiri di depan lapangan.

  Setelahnya cowok yang tadi menolong milla yaitu aldevaro memasuki lapangan dengan piala tinggi ditangannya, diikuti cowok bernama elden dan terakhir bernama sofia cewek beta berambut pirang.

  "Gue nggak bisa lihat apa-apa," gerutu milla yang sudah berusaha berjinjit namun teman-teman cewek di depannya sangat tinggi.

  "Lo mau ke depan? Pindah ke depan aja dan suruh vina pindah ke sini," ujar alya membuat milla bersemangat dan langsung pindah ke barisan paling depan dan meminta vina yang berdiri di sana untuk pindah ke belakang.

  "Bocil kok bisa nyempil di belakang sih," ujar vina mencubit pipi milla pelan lalu pindah ke belakang.

  Milla menatap ke depan dengan antusias, ia bisa melihat para juara-juara itu memberikan piala-piala kemenangan mereka ke kepala sekolah dan biasanya akan di pajang di rak piala dekat lobi.

  Mata milla tidak sengaja menatap ke cowok yang berada di samping aldevaro, elden victory yang juga menatap ke arahnya. Jantung milla berdegup sangat kencang, bahkan kedua telapak tangannya mulai berkeringat dingin dan dadanya bergemuruh seperti perasaan kebahagiaan yang tidak bisa ia ungkapkan.

  Mate

  Milla membeku saat melihat pergerakan mulut elden mengatakan mate padanya tanpa suara. Milla tidak bisa menundukkan kepalanya walau ia tahu kalau elden itu alpha dominan dan ia bahkan bisa menatap kedua matanya dengan tajam.

  Prok..prok..prok...

  Milla baru tersadar setelah tepukan gemuruh mulai terdengar di seluruh lapangan ini. Ia masih bingung, sebenarnya ia kenapa? Perasaan aneh ini muncul semenjak pagi hari ini, dan setelah melihat aldevaro dan elden ia merasa menemukan kebahagiaan yang tiada tara. Apa ia akan menemukan mate-nya? Tapi ia masih berumur 16 tahun dan 17 tahun 1 bulan ke depan. Ia masih disuruh menunggu datangnya tanda mark oleh kedua kakaknya.

  "Sepertinya lo masih sakit," celetuk seorang cewek yang berdiri di samping milla sedaritadi.

  "Nggak, gue nggak kenapa-napa," elak milla seraya mengusap air matanya yang tiba-tiba turun.

  Apel pagi masih di teruskan dengan beberapa kata motivasi dari kepala sekolah,  milla masih berdiri dengan gugup tanpa minat lagi. Dirinya hanya ingin apel pagi ini cepat-cepat selesai dan ia bisa sembunyi dari aldevaro dan elden yang sedari tadi mengawasi dirinya dari pinggir lapangan.

  "Sebelum bapak mengakhiri apel ini bapak ingin berpesan pada kalian dan ini sangat penting. Dengar, kita semua tahu  kalau sekolah kita kedatangan siswi omega di kelas B. Bapak ingin kalian menjaganya dengan baik dan bisa menjadi teman dan bukan malah musuhnya. Beberapa tahun ini ras omega semakin berkurang dan semakin langka. Kehidupan ras kita sudah tidak seimbang. Jika omega musnah alpha dominan juga akan musnah, hanya tinggal alpha biasa dan beta. Tidak ada pemimpin kuat yang bisa melindungi kita dari ras vampire yang mungkin akan muncul kapan saja. Jadi, bapak ingin kalian menjaga milla dengan ketat. Jika ada yang menjadikannya mate lakukan dengan cara sehat, tidak seperti kejadian yang ada di kantin tadi pagi. Bapak akan memberi sanksi yang berat jika ada yang berani mengusik omega milla mulai saat ini, entah itu alpha dominan sekalipun. Pemerintah sudah memberikan peringatan ke sekolah ini atas kejadian 5 tahun lalu dan jangan sampai terulang kembali atau sekolah kita akan di tutup. Bapak minta agar semuanya dapat menerima hal ini, paham?"

  "Paham!"

  "Ras alpha yang membuat omega menjadi langka, seharusnya ada hukuman berat seperti mereka." Batin milla dengan mata berkilat marah.

  "Dia harus jadi mate gue, karena dia manis," batin seseorang lalu berlalu pergi.

Bar-bar OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang