21

104 6 0
                                    


  Elden menarik Milla bangun dan mereka berdua berjalan menuju batu besar itu, pada saat ini giliran Fero yang mengawasi pergerakan tim-nya.

  "Jangan membalik batu, kalung itu tidak berada dibawah batu," seru Fero keras memperingati pencarian temannya yang salah, jika tidak diperingatkan maka waktu mereka akan terbuang sia-sia.

  Milla dan Elden semakin dekat namun sayangnya kerang-kerang itu cukup jauh dari tepi sungai dan dia tidak bisa mendekat karena memakai sepatu. Sebenarnya Elden sudah menawarinya untuk membantu mengambilkan, tapi Milla tidak ingin merepotkan Elden hanya karena masalah sepele. Karena ini Milla mulai melepas sepatunya.

  "Mill, lo ngapain?" Teriak Alya dari kejauhan, ia takut kalau Milla akan tergelincir di bebatuan. Karena teriakan ini semua yang berada disana sekarang tengah memperhatikannya.

  "Lihat kerang!" Balas Milla teriak membuat beberapa orang disana tertawa. Apa itu? Melihat kerang? Omega memang dasarnya tidak berguna.

  "Hati-hati!"

  "Lo hati-hati, banyak batu yang licin," peringkat Elden mengabaikan teman-temannya yang tertawa. Ia sedang berusaha mengontrol emosinya untuk tidak menonjok wajah mereka satu per satu.

  "Wahh, kita terlambat!"

  Setelah seruan itu terdengar, datang satu tim dari 10 ips 3 yang dipimpin oleh si berandal Ziko yang tersenyum smirk. Namun mereka hanya duduk tidak jauh dari aliran sungai memperhatikan para penyelam itu. Mereka hanya akan menunggu siapa yang akan mendapatkannya dan mereka hanya perlu menyiapkan tenaga untuk merebut.

  "Elden, ini namanya kerang apa?" Tanya Milla mengambil tiga kerang dalam telapak tangannya dan memperlihatkannya ke Elden yang berjarak 7 langkah darinya.

  "Namanya kerang hijau."

  Milla ber oh ria lalu hendak berbalik untuk mengambil lebih banyak kerang namun dirinya dengan ceroboh menapaki bebatuan yang berlumut dan berakhir jatuh ke air. Dengan spontan Elden meraih Milla yang tubuh bagian bawahnya sudah basah terkena air. Namun saat ia ingin menanyakan keadaannya Milla tiba-tiba saja menunjukkan sesuatu di samping tubuhnya dan itu adalah kalung berlian. Namun itu hanya sebentar karena Milla memasukkannya kembali ke saku celananya, meminimalisir tim lawan mengetahuinya.

  "Aduh, kayanya kaki kanan gue terkilir," cicit Milla berpegangan di lengan Elden sebagai tumpuan dan tidak berani melangkah.

  Elden sigap membopong Milla dan membawanya ke batu tempat duduknya semula, namun sebelum dia melihat kaki Milla tiba-tiba Ziko dan tim-nya berjalan mendekat mengepung keduanya.

  "Kak, berikan kalungnya. Kita selesaikan game ini baik-baik," ujar Ziko menengadahkan tangannya ke Milla yang hanya meliriknya datar.

  "Kalau mau ambil sendiri."

  Ziko berdecih dan segera teman-temannya menyerang Elden yang tentunya menjadi tameng Milla. Ia tadi mengamati gerak-gerik omega cantik itu disetiap langkahnya karena Ziko menyukai Milla sejak pertama kali melihatnya di kantin itu dan sekarang ia memiliki kesempatan untuk melihatnya lebih lama.  Saat penemuan kalung itu juga tidak luput dari penglihatan Ziko, dengan santai ia menawari dengan baik-baik namun sayangnya di tolak. Jadi, solusi satu-satunya yaitu perlawanan.

  Melihat gerakan agresif itu pun Fero turun tangan dan melindungi Milla disisi lain. Tentunya mereka bersepuluh tidak dapat menandingi kedua alphadom itu yang dibantu tiga alpha dan 2 beta perempuan yang menyusul. Ketika Ziko dipukul mundur ia berteriak ke tim lain yang menonton kalau omega itu sudah menemukan kalung berlian dan saatnya perebutan. Ziko benar-benar licik, dengan tim lain masuk untuk bertarung ia dapat mencari celah untuk membawa omega itu pergi.

  Tim lain segera menyerang, entah itu benar atau tidak mereka tidak akan ketinggalan satu langkah lagi. Walau sebenarnya hanya Fero dan Elden bisa melumpuhkan mereka semua tapi meminimalisir kecelakaan berat mereka tidak memberikan pukulan yang kuat tapi karena ini mereka harus pergi dahulu.

  "Gue akan membawa Milla keluar," bisik Fero ke Elden lalu menggendong Milla bridal style berlari pergi diikuti Rafka dan Farrel yang sudah berganti shift menjadi serigala, warna serigala mereka sama-sama cokelat.

   Namun kepergian Fero dengan dua serigala beta itu langsung dicegah oleh tim kelasnya lain, kali ini sedikit berat karena ketua tim-nya adalah Kavi yang selalu bertarung dengan bringas di alam bebas. Dia tidak peduli mereka teman sekelas atau tidak yang terpenting misinya berhasil. Kavi sering menjadi lawan yang menyebalkan saat pertahanan diri.

  "Lo tunggu disini sebentar."

  Fero merubah shift-nya menjadi serigala hitam besar yang dua kali lipat dengan serigala beta Farrel dan Rafka. Fero berubah shift karena Kavi dan beberapa alpha di tim itu sudah berubah shift dan menyerang kedua beta-nya dengan brutal, bahkan Rafka sudah mendapat luka di kakinya.

  Milla melihat serigala Fero dengan takjub, serigalanya sedikit mirip dengan milik kakaknya Kylson tapi bedanya milik sang kakak memiliki sedikit warna abu-abu di ujung telinganya. Sedangkan serigala miliknya, sudahlah dia terakhir kali bertukar shift saat kelas 2 smp. Sudah 4 tahun dia tidak bertukar shift dengan serigalanya, tapi menurut Milla jangan pernah bertukar lagi.

  Fero melolong keras dan beberapa beta di tim Kavi segera menundukkan kepalanya patuh terhadap serigala alpha dominan, sedangkan Kavi dan alpha lainnya masih bersikeras menyerang Fero walau insting serigalanya menyuruh untuk patuh.

  Tak berselang lama datang Elden mengambil alih pertarungan, dia tidak merubah shift tapi bertarung menggunakan kayu panjang ke serigala-serigala itu. Saat Fero berbalik ingin menghampiri Milla, gadis omega itu sudah digendong oleh Ziko pergi yang juga  sedang dikejar oleh Gabriel.  Fero melolong lagi, dia pun dengan kecepatan kilat menyusl Ziko dan menarik bajunya ke belakang. Ziko jatuh begitupun Milla, namun Milla masih mempertahankan kesadarannya untuk tidak merengek dan dengan cepat bangkit lalu menaiki tubuh serigala Fero yang merendah di dekatnya, saat ini Ziko berada dibawah kendali Gabriel.

  Serigala Fero kuat dan larinya juga kencang dibanding serigala lain, dengan cepat ia membawa Milla menjauh dari tempat pertarungan dan dalam waktu kurang lebih 10 menit sudah sampai di ujung gerbang bertemu dengan guru pertahanan diri yang sedang menyesap secangkir kopi di sudut. Milla turun, ia pun merogoh sakunya dan memberikan kalung itu ke sang guru yang tersenyum miring. Setelah itu terdengar suara bel berbunyi di bagian dalam hutan yang menandakan game ini telah berakhir.

  Setelah pembelajaran, Rafka mendapat perawatan insentif di uks bersama dengan Milla yang sedang mengompres kakinya. Murid lain tidak ada yang memiliki luka yang serius, mungkin hanya tergores kuku shift serigala lawan dan mereka bisa mengatasinya sendiri.

  "Mill, bagaimana lo bisa dapetin kalung itu? Apa lo sebenarnya sudah tahu letak kalungnya dan lo pura-pura cari kerang?" Tanya Rafka membuat seluruh atensi tim menuju ke arahnya, sekarang kesepuluh anggota tim berkumpul di uks berbincang-bincang sementara jeda pelajaran.

  "Emm, gue memang beneran ingin lihat kerang. Tapi saat gue sedang lihat-lihat kerang itu gue nggak sengaja lihat kalungnya, waktu gue jatuh gue sempetin ambil kalung itu," jelas Milla membuat mereka mengangguk paham.

  "Sudah enakan belum? Lo bisa jalan?" Tanya Alya menyingkirkan kompresan kaki Milla dan membiarkannya mencoba berjalan.

  Milla mencobanya dan ternyata kakinya sembuh walaupun sedikit sakit di titik tertentu namun ini lebih baik daripada saat dihutan.

  "Ini sudah baikan, nanti sisanya baik sendiri."

  Setelahnya mereka hanya menunggu Rafka di balut kakinya, setelah itu mereka sudah bisa mengikuti pembelajaran selanjutnya. Lagipula luka di kaki Rafka tidak fatal, dan sudah sering korban dari lawan Kavi pasti akan mengalami luka dan dia sudah siap.

  Elden dan Fero masih terdiam sedaritadi, satu anggotanya terluka dan itu masalah serius yang harus mereka tangani sebagai ketua tim. Mereka memiliki pemikiran sendiri-sendiri kalau mereka harus meningkatkan strategi di alam bebas untuk mencegah anggotanya terluka. Ini menjadi ejekan bagi harga diri mereka sendiri bahkan dua alphadom tidak bisa melindungi anggota lainnya yang sangat memalukan.
 

Bar-bar OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang