Setelah pelukan itu, Win memutar otaknya untuk mencari alasan random kenapa dia melakukan itu dan berkata, "Thank you, Big Bos untuk perhatianmu selama ini, thank you buat kesenangan mengenalmu, thanks sudah membantuku menyelesaikan semua masalahku, thank you so much! Aku akan melakukan yang terbaik di tempat kerja dan semuanya!"
Dengan itu, dia terbang seperti hembusan angin berwarna ungu....
Adapun Bright, dia berdiri terpaku di tempat yang sama seolah dia belum mengerti apa yang baru saja terjadi...
Dia kembali ke akal sehatnya setelah beberapa lama dan berpikir, apa Win tadi memeluknya?
Mereka sudah mengenal satu sama lain untuk waktu yang lumayan lama sekarang, namun ini pertama kalinya dan satu-satunya waktu dimana Win yang melakukan inisiatif terlebih dahulu...
Dia merasa seperti baru saja mencium aroma bunga yang baru mekar untuk pertama kalinya setelah mendaki gunung yang tak berujung dan menyeberangi sungai yang sedingin es...
"Aiyo! My eyes! Aku baru saja menyembuhkan mataku dan sekarang mereka buta lagi! Kenapa? Kenapa aku selalu menyaksikan gambar yang merusak seperti ini? Jesus! What am I to you, Kak? Seseorang yang perlu disiksa?"
Dari suatu tempat, rengekan seseorang mengganggu suasana hati....
Ren muncul entah dari mana sambil menutup matanya seolah-olah dia kesakitan ketika kakaknya seperti melayang di atas awan setelah pelukan Win.
"Mengapa kamu di sini?" tanya Bright dengan senyum goofy di wajahnya.
Ren terkejut sambil sambil menggosok lengannya yang merinding tiba-tiba, "Kak, jangan tersenyum saat bicara denganku, itu membuatku gugup! Aku sangat tidak terbiasa dengan ini..."
"Ada sesuatu yang kau butuhkan dariku?" Bright sepertinya sadar bahwa emosinya saat ini tidak terlalu terkontrol jadi dia berdehem dan menenangkan diri.
"Nothing! Hanya saja aku melihat Cani mengemudi dan diam-diam membuntuti Little Rio, jadi aku pun diam-diam mengikuti mereka juga... oh ya, Kak, aku bahkan menaruh ini pada Cani! Hehe..." Ren tersenyum licik saat dia menunjukkan alat pendengar berukuran mikro. "Mereka tidak pernah tahu bahwa aku berada tepat di belakang mereka, tepat di belakangmu!"
"Mmm, you did well." Bright tidak pelit dengan pujiannya.
Ren sangat senang mendapat pujian kakaknya dan merasa dia bahkan bisa terbang, "Tentu saja! Aku dengar tadi, Mommy dan Daddy siap untuk pergi ke Wat Mangkon. Kak, katakan padaku, apa kita perlu melakukan sesuatu tentang ini? Contohnya, untuk tanggal lahir mereka agar tidak cocok denganmu, lalu buat Nong Winwin yang cocok! Mungkin dengan cara ini, orang tua kita akan mengubah pikiran mereka! Daddy sepertinya lebih percaya ini!"
"Tidak perlu melakukan itu," tolak Bright tanpa ragu, "Itu adalah penghinaan untuk Medium Xuan Jing."
Xuan Jing adalah biksu yang baik dan tulus dan dia tidak akan mengambil bagian dalam ide-ide palsu seperti itu.
Meskipun ada juga Medium Long, berdasarkan sifat kehati-hatian ayahnya, Bright sudah memperkirakan bahwa lelaki tua itu pasti tidak akan mempercayai kata-katanya. Tindakan seperti itu malah akan menjadi bumerang baginya.
Ren memegangi dagunya sambil merenung, "Oke..jika itu Xuan Jing lebih baik tidak melakukan ini! Selain itu, siapa yang tahu jika nanti tanggal lahir Nong Win sebenarnya cocok dengan Kakak?"
"Mmm," Bright langsung mengangguk dengan mantap.
Ren memegangi dadanya berpura-pura terluka.
"Okay, okay, bro, aku tidak akan berbicara denganmu lagi. Di masa mendatang aku tidak ingin disiksa lagi. Aku hanya ingin pergi dengan tenang dan mencari pulau kecil untuk healing... Aku akhirnya bisa pergi berlibur, karena yakin dengansituasi saat ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY-2
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...