Win menerima panggilan telepon dari managernya sesampainya dia di rumahnya.
Kontraknya sudah di finalized.
Peran itu akhirnya berada di tangannya!
Jian terlalu tidak sabaran sebelumnya. Dia mengabaikan warning dari kru film untuk tidak membocorkan berita apapun tentang film tersebut, dan dia diam-diam memberitahu media setelah dia lolos audisi pertamanya. Itu menyebabkan kehebohan besar ketika kru mengumumkan pergantian aktor dan itu menaikkan kecurigaan dari beberapa pihak.
Meskipun Win menerima dua penghargaan dari GFA, dia masih jauh di belakang Jian yang sudah malang melintang di industri hiburan ini selama dekade terakhir. Setelah peran Jian diputudkan, kru kemudian melakukan audisi kedua dan mengganti Jian, jadi tidak ada yang bisa menyalahkan publik jika berasumsi tentang peran itu dan mencurigai ada yang tidak beres.
Namun, karena sutradara untuk film ini adalah Jelly, reputasinya di industri ini terlalu solid untuk dipertanyakan dan sebagian besar orang tetap percaya pada kru film.
Keraguan itu tidak menyebabkan gelombang besar. Banyak orang yang menantikan bagaimana penampilan aktor muda dan berbakat ini membawakan kejutan untuk dunia.
Selain dari insiden kecil pada awal syuting, keseluruhan progress untuk produksi film itu dilakukan dengan low-profile. Mereka mengambil lokasi syutingnya di sebuah desa kecil, jadi tidak ada kabar mengenai itu sama seklai.
Demi mendapatkan efek yang lebih baik, semua yang terlibat dalam pembuatan film itu tinggal di desa tersebut. Mereka bekerja dan makan dengan penduduknya.
Semua orang berpikir bahwa Win mungkin tidak akan tahan dengan gaya hidup seperti ini, atau mungkin akan rewel dengan segala macam permintaan tetek bengek, seperti kebanyakan artis-artis yang sudah memiliki nama. Jadi tidak ada satupun dari mereka yang menyangka Win bisa beradaptasi dengan baik. Dia bekerja di pertanian seperti seorang ahli dan bahkan mampu mengajari yang lain.
Jelly tidak akan secara random memilih seseorang. Dia menelidiki backgroundnya secara menyeluruh dab menemukan bahwa Win pernah tinggal di daerah pedesaan selama 18 tahun. Meski biasanya Jelly bersikap tegas, dia sangat puas dengan penampilan Win.
"Anak ini tidak buruk sama sekali. Dia benar-benar permata! Jika dia tetap berada di jalur yang benar, dia mungkin akan me-overtake kamu!"
Somchai tidak keberatan mendengar pujian setinggi itu untuk Win. Sebaliknya, dia melihat ke arahh pemuda manis itu dan tersenyum. "I never doubted that!"
Tiba-tiba, Somchai menerima notifikasi di ponselnya.
Dia mengeceknya, lalu ekspresinya berubah denagn seketika.
Tidak lama kemudian, Jelly juga menerima notifikasi juga. Dalam sekali lirik saja, dia tampak sama shockednya seperti Somchai saat kemarahan memenuhi dirinya.
Somchai melihat sekilas apa yang ada di ponsel jelly dan dengan cepat mencoba untuk menenangkannya. "Phi Jel, tolong jangan bertindak gegabah sebelum kita mengklarifikasi yang sebenarnya!"
Jelly, bagaimana pun, sudah melalui banyak hal dalam hidupnya, jadi dia menekan semua emosinya. "Mari kita selesaikan adegan ini dulu. Jangan mempengaruhi suasana hatinya."
"Thanks, Phi Jel!" Somchai bersyukur karena sutradaranya ini tidak bertindak gegabah, tapi pada saat yang bersamaan, wajahnya menampakkan kekhawatiran.
Sampai saat ini, Win masih tidak tahu apa yang sedang terjadi karena dia tidak benar-benar memperhatikan hal lain selain akting.
Sampai sore hari dan syuting untuk scene hari itu selesai, barulah Win menyadari bahwa para kru film bertingkah aneh. Mereka menatap ponsel mereka dan berbisik satu sama lain sambil menatap Win.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY-2
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...