Win mengenakan jas Bright dan mengeratkan jas tersebut di tubuhnya. Saat dia baru akan bertanya pada Bright apakah dia akan kembali ke kantor, dia merasakan getaran dari dalam saku jas tersebut.
"Sayang, sepertinya ada yang meneleponmu."
Bright mengambil ponsel tersebut dari saku jasnya, mengerutkan kening dengan apa yang dilihatnya.
"Ada apa? Siapa yang menelepon?" Win bertanya.
Siapa yang menghubunginya sampai dia memasang wajah "I-can't-handle-this? Begitu langka melihatnya...
"Ini guru Little Rio," jawab Bright.
"Bukankah ini jam sekolah? Ada apa sampai gurunya menelepon sekarang?" Win bertanya.
Bright memikirkannya, lalu dia menyerahkan ponselnya pada Win. "Kau saja yang menjawabnya."
Sudah jelas, Bright tidak tahu caranya menghadapi makhluk asing seperti guru putranya.
"Aku? Win menggaruk kepalanya. "Oke...aku rasa akan lebih baik jika aku yang menjawab teleponnya..."
Dia tidak bisa membayangkan percakapan antara Bright dan guru Little Rio. Guru tersebut mungkin akan berbicara banyak dan Bright mungkin hanya akan menjawab dengan dengusan.
Dan kemungkinan besar guru tersebut akan ketakutan mendengar suara Bright...
Win menjawab telepon tersebut dalam mode speaker agar Bright bisa ikut mendengarkan.
"Hello, apakah ini dengan daddynya Xaverio Luca?" suara seorang wanita berkata.
"Hello, Miss Bella, saya Meta, papinya Xaverio." Untuk mempermudah, Win tidak berpikir panjang ketika menyebut dirinya papi Little Rio.
Tapi Win tidak menyadari...bagaimana intensnya perasaan Bright saat itu.
"Apakah ada sesuatu yang terjadi pada anak saya di sekolah?" Win bertanya dengan cemas.
"Bukan begitu, Mr. Meta, saya hanya menelepon untuk mengkonfirmasi jika anda dan Mr. Bright benar-benar tidak punya waktu sore ini. Tidak mengapa jika hanya salah satu dari Anda yang hadir! Sangat menyedihkan jika anda berdua tidak bisa datang!" Guru Little Rio terdengar tidak setuju.
Agar Little Rio bisa merasakan pengalaman bersekolah seperti anak-anak normal lainnya, tidak ada satu pun orang dis ekolah kecuali kepala sekolahnya yang tahu tentang identitas asli Little Rio. Bahkan gurunya sendiri tidak diberitahu siapa sebenarnya dia.
Para guru hanya tahu bahwa Little Rio berasal dari keluarga kaya raya dan lebih suka diam. Orang tuanya sangat sibuk dan sepertinya tidak memiliki hubungan yang baik karena sejak hari pertama sekolah, mereka tidak pernah terlihat bersama-sama di sekolah lagi.
Win bertanya kebingungan, "Sore ini? Apakah ada yang terjadi di sekolah?"
"Apakah Anda tidak mengetahui tentang ini?" Guru tersebut terdengar terkejut.
Win menatap Bright dan dia menggelengkan kepalanya, memberi isyarat dia juga tidak mengetahui tentang itu.
Win menjawab, "Kami berdua tidak mengetahui tentang ini, Miss. Xaverio tidak pernah menyebutkan ini pada kami."
"Dia tidak menyebutkannya? Bagaimana bisa? Saya bahkan mengkonfirmasi dengan Xaverio beberapa kali..."
Miss Bella mulai menjelaskan. "Begini. Akan ada parental activity hari ini. Kami mengadakan pesta topeng. Saya sudah mengatakan pada anak-anak bebrapa hari lalu untuk memberitahu orang tua mereka, dan saya bahkan memberikan mereka surat untuk orang tuanya masing-masing. Beberapa reminders juga sudah diberikan. Dari daftar nama kemarin, hanya orang tua Xaverio Luca yang tidak hadir. Semua orang tua dari anak lain setidaknya salah satu dari mereka sudah dipastikan akan hadir."
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY-2
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...