Setelah mereka kembali ke Bangkok malam itu juga setelah makan malam dengan keluarga Tangwa, Bright dan Win kembali disibukkan dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Bright sangat sibuk akhir-akhir ini, sementara Win juga memiliki banyak hal yang harus ditangani.
Manajernya baru saja menandatangani kesepakatan untuk sebuah endorsement yanga sangat diminati oleh banyak selebriti papan atas termasuk Luke. Naskah film barunya juga sedang dalam tahap seleksi, dan untuk Velence, mereka sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti Lorraine Fashion Week. Jika semuanya berjalan lancar, mereka akan bisa masuk daftar tahun depan.
Velence tidak seperti dulu lagi. Sebagian besar semuanya berjalan sesuai rencana dan tidak membutuhkan pengawasan terus-menerus dari Win, tapi dia masih suka meluangkan waktu untuk mengeceknya sendiri ke studio di sela kesibukannya. Untungnya, syuting serial Nine Realms berjalan dengan mudah dan mungkin akan selesai dalam beberapa hari lagi.
Semua adegan Bright sudah direkam. Sejak kejadian di tempat karaoke, Moyu akhirnya menyerah, dan bahkan si troublemaker Maja diam saja. Hari-harinya di loksyut akhirnya damai dan santai.
Akhirnya, setelah adegan untuk hari itu, semua adegan Daniel juga complete. Dia benar-benar akan bebas dari si gila itu setelah ini!
Win sedang menyesap jusnya sambil bersenandung ketika sebuah suara tiba-tiba terdengar dari belakangnya, "In a good mood, huh?"
Daniel duduk di kursi santai mewah di samping Win, berbicara dengannya sambil memainkan pisau Swiss-nya di tangannya.
Pisau itu berputar-putar di sekitar tangannya dengan cepat. Siapapun yang melihat skillnya mungkin akan panik...
Win mengerutkan kening. Dia merebut pisau Daniel saat berada di udara, menjentikkan bilahnya ke dalam dan melemparkan pada pengawal Daniel. Dia kemudian berkata dengan suara dingin. "Are you trying to die? Crazy!"
Pengawal Daniel dengan canggung menangkap pisau yang dilemparkan Win dan dengan takut-takut melihat reaksi bosnya.
Daniel hanya sedikit terkejut tapi tidak terlihat marah. Matanya yang tampak jahat sangat cocok dengan seringai liciknya. "Sayangku, apa kau mengkhawatirkanku?"
Ekspresi Win menggelap. "Narsisme adalah penyakit. Pergi dan obati penyakitnya! Aku mengkhawatirkan Gunnie, oke?"
Si gila ini tahu kondisi tubuhnya sendiri, namun dia tetap bermain dengan benda berbahaya tersebut. Melihat bos gila yang sangat kekanakan, entah mengapa Win merasa bersimpati pada semua anak buah bos gila ini.
Daniel duduk menopang kepalanya dengan tangannya sambil menatap Win. "Sayangku, kamu sangat manis ketika kamu tidak bersungguh-sungguh dengan apa yang kamu katakan!"
"Bajingan, siapa yang kau panggil manis?!"
"Kamu juga manis dan menggemaskan saat memanggilku bajingan!"
"Apa kamu sudah kerasukan karena terlalu lama tinggal di vila berhantu itu?"
Daniel tertawa dengan suara yang dalam dan serak. "Meta..."
Jantung Win berdetak kencang. Daniel sangat jarang atau bahkan hampir tidak pernah memanggilnya dengan namanya. Dia akan selalu dengan licik memannggilnya dengan sebutan sayangku. Tidak ada hal baik yang terjadi tiap kali dia memanggilnya dengan nama itu, Meta.
Win menatapnya dengan waspada. "Apa lagi yang kau inginkan sekarang?"
"Let's get back together," kata Daniel dengan singkat.
Win terdiam.
"Win, CEO Dan, get ready. Set selanjutnya akan segera dimulai!" Tidak jauh dari situ terdengar suara Champ.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY-2
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...