Pagi berikutnya di pintu masuk kediaman Bright.
Sebuah Mercedes Maybach hitam muncul, dengan Foei dan empat bodyguards menunggu di luar pintu masuk.
Seorang pengawal yang berbadan paling tinggi dan terlihat jujur dan naif mau tidak mau bertanya pada Foei, "Asisten Foei, kenapa Boss ingin pergi ke Amerika kali ini? Sebenarnya, kenapa beliau pergi ke tempat yang kacau seperti Philadelphia untuk observasi? Tidak bisakah beliau mendelegasikan tugas pada orang lain untuk pergi? Apakah pabrik pengolahan itu sangat penting?"
Ketika memikirkan tentang tujuan kunjungan itu, sesuatu melintas di mata Foei. Kemudian dia menatap pengawal itu, "Jika kamu tidak punya otak, maka jangan memikirkan omong kosong sepanjang hari. Apa kamu bahkan memiliki kemampuan untuk menebak apa yang dipikirkan bos? Ikuti saja perintahnya!"
Pengawal itu menggaruk kepalanya dan merasa bahwa apa yang dikatakan Foei masuk akal, "Oh, mengerti, terima kasih, Asisten Foei!"
Saat mereka berdua masih berbicara, tiba-tiba seorang pengawal berbadan mungil yang berada di depan mobil berbicara dengan gusar, sambil mendatangi Foei dengan tidak sabaran, "Tidak bisa! Aku tidak bisa menahannya lagi! Aku harus mencari bos dan membuatnya membatalkan perintahnya!"
Foei mengerutkan keningnya sambil memandang pria yang lebih muda yang baru saja berbicara, "Perintah apa?"
Pemuda itu bernama Shian, dan dia memiliki skill bertempur terbaik di antara para bodyguards, membuat statusnya paling tinggi dari mereka. Bisa dikatakan bahwa dia adalah salah satu staff yang paling dipercaya oleh Bright.
Jika ada perintah untuknya, maka sudah pasti itu adalah sesuatu yang teramat penting.
Shian selalu menuruti semua perintah Bright, tapi perintah apa kali ini yang membuatnya sampai tidak mematuhi bos?
Shian menyalakan sebatang rokok dan melanjutkan, "Tengah malam kemarin, aku tiba-tiba menerima telepon dari bos dan berpikir itu adalah sesuatu yang penting. Siapa yang mengira, bos menyuruhku mendatangi tim drama dan bertanggung jawab untuk keselamatan seorang pemuda?! Pfftt! Pengalamanku yang hampir mati sudah banyak dan aku dilatih secara khusus selama lebih dari 10 tahun. Bagaimana mungkin semua itu bermuara pada melindungi seorang pemuda sembarangan?"
"Shian! Shut up, apa kau ingin mati?" Foei melihat ke arah pintu dengan gugup, "Jika bos sampai mendengar ini, bersiaplah untuk mati!"
Shian merasa tidak senang dengan situasi yang menurutnya tidak adil itu, "Aku benar-benar tidak mengerti. Selain sedikit cantik, aku tidak melihat apa yang begitu istimewa dari pemuda itu hingga membuat bos begitu terpesona padanya!"
Foei tahu bahwa orang-orang ini terbiasa hanya berurusan dengan senjata dan pisau, dan kecerdasan bukanlah keahlian mereka, jadi dia hanya bisa dengan sabar menjelaskan, "Shian, dengarkan nasihatku baik-baik: jangan pernah mengeluarkan kata-kata itu lagi dan ikuti saja perintahnya!"
Shian merasa terhina dan melambai tidak sabar, "Aku tidak masalah dengan perintah yang lain, tapi tidak dengan ini! Tidak peduli apapun, aku pasti tidak mau melindungi artis yang hanya tahu caranya menggoda orang-orang di sekitar!"
Secara kebetulan, Bright perlahan berjalan keluar dari rumah, berpakaian hitam, tepat saat Shian membuat pernyataannya.
Shian segera berlari dan berkata, "Bos, ada sesuatu yang perlu saya konsultasikan dengan Anda!"
Foei tidak bisa menghentikannya tepat waktu, jadi dia hanya bisa membenamkan wajahnya pada tangannya dan berharap yang terbaik untuk Shian.
Bright dengan dingin menatapnya dan berkata, "Speak."
Dalam jarak itu, mata sedingin es Bright membuat Shian mundur sedikit, tapi penghinaan yang dia rasakan begitu dalam sehingga dia berani berkata, "Perintah yang Anda buat tadi malam...saya tidak mungkin mematuhinya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY-2
FanfictionSebuah plot jahat dari saudara laki-lakinya, memaksa Win harus pergi jauh dari Thailand dan meninggalkan rumahnya. Setelah lima tahun, Win kembali ke Bangkok, kota yang membuat dirinya menyimpan banyak luka. Namun, lima tahun tinggal di luar negeri...