DOR
Suara tembakan pistol terdengar melangit di bangunan kosong bertingkat. Calista makin menguatkan tenaganya berlari mendatangi tempat di belakang bangunan itu. Sesusah apapun Calista menghalangi Sakha untuk pergi, ia tetap saja bisa kabur dari penjagaannya.
Sesampainya di sana, Calista langsung mendapati Sakha yang terbaring di tanah sembari ditodong pistol oleh lelaki yang tingginya setara dengannya. Kehadiran Calista berhasil mengalihkan fokus mereka pada Sakha.
"Kenapa main keroyokan?" Hanya itu yang bisa Calista lontarkan pada mereka yang langsung mendekat ingin menyerangnya.
Ini kali pertama Sakha melihat Calista bela diri melawan anak geng Luxcar, ia bergeming. Dalam seketika, Calista berhasil menjatuhkan mereka semua ke tanah. Mereka lari menjauh sampai sesekali jatuh tersungkur karena tak fokus melihat Calista yang masih menatap mereka dari belakang.
"Kenapa kamu diam aja? Mereka gak ada mukul kepala kamu, kan?"
Sakha tersadar. "Gak lah, Lo kenapa disini?"
"Pake nanya lagi, gara-gara kamu nih. Aku kan dah larang kamu buat pergi tadi, tapi tetap aja kamu ngeyel."
Sakha hanya diam tak menjawab, karena merasa malu telah memaksa pergi bertemu geng Luxcar, tapi malah Calista yang bertarung untuk melindunginya. Lengan Sakha ditarik untuk pergi dari gedung itu, ia melangkah mengikuti Calista.
Mimpi apa Laufa semalam, sampai kedatangan tamu yang pernah membuat masalah dihidupnya. Tapi karena Calista tidak tau harus membawanya ke mana, Laufa terpaksa menerima kedatangan Sakha.
Dengan hati-hati, Calista membersihkan luka lebam pada wajah Sakha. Calista sudah berjanji pada Renca untuk bisa menjauhkan Sakha dari hal-hal yang merusaknya. Calista menerima permintaan Ibu Sakha karena merasa tidak enak jika harus menolak permintaannya.
"Stubborn base!" gumam Calista. Ucapannya begitu pelan, hanya sekedar melepas kekesalannya pada Sakha, namun siapa sangka lelaki dihadapannya masih bisa mendengar.
"Lo nyumpahin gue?" tanya Sakha seraya menjauhkan tangan Calista dari wajahnya.
"Gak, aku cuma bilang you're so stubborn. Emang kamu tau artinya?" tanya Calista. Mengingat ucapan Renca yang berkata bahwa Sakha sama sekali tidak tahu dengan bahasa Inggris. Makanya selama ini Calista selalu berusaha memakai bahasa Indonesia saat bersama Sakha.
"Engga, tapi awas aja kalau lo ngatain gue," ancam Sakha seraya beranjak bangun dari duduk berjalan menuju luar. Calista tertawa kecil karenanya, ia berpikir Sakha tau artinya, wajah paniknya pun terlihat seperti takut kalau Calista membodohinya.
Calista segera keluar menghampiri Sakha setelah berpamitan dengan Laufa. Laufa berpesan untuk menutup pintunya rapat-rapat, Laufa tidak bisa menunggu lebih lama lagi karena ada panggilan alam.
Calista menepuk bahu lelaki yang duduk santai di atas jok motor. Tepukannya terasa kuat sampai mengejutkan Sakha. Melihat Calista yang melambai tangan padanya, membuat Sakha segera bertanya.
"Mau ke mana?"
"Aku pulang naik gojek ya, bapaknya udah di depan tuh," tunjuk Calista dibalas senyuman oleh pak gojek. Sakha tak memberikan reaksi apa pun, Ia hanya mematung setelah tadi sibuk menyiapkan motornya untuk Calista duduki.
"Kenapa? mau antar aku pulang ya?" tebak Calista pede.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKHALISTA
Teen FictionTeror berkepanjangan pada Calista membuat Sakha-ketua geng Razvider di Bandung terus khawatir. Gadis dari London itu telah mencuri kembali hati Sakha, dan bagaimana pun Calista harus tetap aman bersamanya. Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa pelaku...