|38| - Ketemu siapa?

49 7 0
                                    

Pintu pagar berderit saat digeser oleh laki-laki dengan seragam yang berantakan. Ia baru saja telat dua menit yang lalu, pandangannya menoleh ke sana kemari mencari penjaga pagar yang entah kenapa hari ini tak ada di posnya. Dengan langkah santai, Sakha memasuki halaman sekolah. Ia bertingkah seolah-olah sedang berjalan sehabis dari kantor atau pun dari toilet.

"Sakha," panggil suara dari belakang.

"Eh, ibu?"

"Kenapa kamu di sini? Baru datang?"

"Engga, Bu, saya dari toilet."

Dengan wajah tak percaya ibu itu mengangguk, melanjutkan kembali langkahnya. Untung saja, Sakha juga meninggalkan tas miliknya bersama motornya di luar pagar dekat warung tepi jalan langganannya. Jadi, dia bisa membuat alasan yang masuk akal.

Tanpa banyak membuang waktu, Sakha segera berlari ke kelas. Langkahnya terhenti saat melihat Calista berdiri di depan kelas dengan wajah khawatir seraya meremas ponsel di tangannya. Sakha tersenyum, dan menyiapkan diri mendengar semua keluhan gadis itu.

Calista menoleh melihat Sakha yang tersenyum padanya. "Dari mana aja?"

"Maaf, Ta, gue kesiangan."

"Aku telponin kamu dari tadi."

"Maaf, hp gue mati, Ta."

"Lo bisa masuk ke sini gimana? Kamu di catat telat lagi? Tas kamu mana?"

"Satu-satu, Ta. Gue bingung jawabnya," tutur Sakha terkekeh  melihat wajah Calista yang ngomel-ngomel seperti dulu.

Sakha mengelus pucuk kepala Calista. "Gue langsung masuk tadi, gak ada pak Agus yang jaga. Gue gak ketahuan telat, Ta, jadi nama gue gak di catat. Dan soal tas gue .... gue tinggalin sama motor di luar."

"HAH? Terus kamu belajarnya gimana?"

Sakha menunduk mendapat tatapan kesal dari Calista. "Buku-buku gue ada dalam laci, Ta. Selama sekolah gue gak pernah bawa buku pulang, kecuali dikasih pr."

Calista menghela napas. Lalu tertawa terbahak-bahak. "Siswa mana yang kek kamu gini, Kha. Berani banget lagi ninggal motor di luar."

"Bajumu nih, Kha, baikin," tegur Calista masih dengan tawa. "Takut banget telat ya sampai bajunya keluar-keluar gitu?"

Sakha dengan segera memperbaiki seragamnya. "Gue lebih takut ngecewain lo, Ta."

"Ih, apa sih, emang lo lebih takut gue dari pada hukuman Miss Sinta?"

Sakha mengangguk mantap. "Gue tahan dan sanggup sama semua hukuman Miss. Tapi kalau soal lo, gue gak bisa."

Calista menepuk bahu Sakha, lalu berlari masuk ke kelas. Wajah gadis itu terlihat memerah, Sakha senang bisa melihat lagi salah tingkahnya Calista.

🌹

"WOI! UANG KAS!" teriak bendahara kelas 11 IPA 2, bernama Kala.

Semua yang baru ingin mengerjakan tugas yang diberikan langsung terkejut mendengar Kala. Gadis itu sudah cukup sabar menunda-nunda tagihan uang kas. Namun saat ini, kelas sedang membutuhkan dana untuk keperluan barang-barang kelas.

SAKHALISTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang