|12| - Good Luck

136 9 0
                                    

Elzar, Aslan, Jervi, Utara, dan Gleo sedang berkumpul di kelas. Mereka semua menunggu kedatangan Sakha yang hari ini menyuruh mereka untuk pergi sekolah lebih dulu. Karena Sakha mempunyai urusan penting dengan Calista.

Tepat saat jam menunjukkan pukul 7 tiga puluh menit bersamaan dengan bel yang berbunyi, Calista dan Sakha muncul di ambang pintu dengan kebiasaan Sakha yang hanya mengaitkan satu tali tas ke bahunya. Biru memar masih terlihat jelas di wajah ketua Razvider itu. Sakha mengedarkan pandangan, menatap satu persatu wajah temannya.

Calista yang merasa canggung, segera ingin melangkah menuju bangku. Namun, tangannya dicekal tiba-tiba oleh Sakha.

"Terima kasih... untuk pagi ini," bisik Sakha.

Calista mengangguk dan lanjut melangkah saat Sakha melepas cekalan tangannya. Dalam langkahnya menuju bangku, Calista tak henti-hentinya tersenyum.

"Tingali éta, si Sakha," tunjuk Jervi pada seseorang yang berdiri menghadap mereka. (Lihat tuh, si Sakha)

"Beungeutna biru-biru. Jadi, beja anu aing kuring didangu teu salah? Sia ngalaporkeun 5 barudak ngagunakeun narkoba?" (Wajahnya biru-biru. Jadi berita yang gue dengar itu gak salah kan? Lo beneran laporin 5 anak yang pakai narkoba?)

"Naha sia lakonan nyalira? Target maranéhna nyaéta barudak Razvider, sia kudu na ngabejaan urang, Sak," Aslan bersuara. (Kenapa lo bertindak sendiri? Target mereka semua anak-anak Razvider, lo seharusnya bilang ke kita, Sak)

"Bukan karena lo ketua Razvider, lo jadi bisa bertindak sendiri," tambah Utara.

"Kita semua sahabat lo, Sak," sahut Gleo.

"Semua yang dilakukan bersama-sama baru namanya Sahabat," timpal Elzar. "Tapi kalau lo anggap kita semua bukan sahabat, ya gini cara selesaikannya."

"Sorry bro, gue hanya gak mau kalian dijebak sama mereka. Hal itu terjadi juga karena gue."

"Ok. Tapi.. lain kali kita hadapi semua bersama nya?" tanya Jervi sembari merangkul erat bahu Sakha. Semuanya perlahan tersenyum pada ketua Razvider yang keras kepala itu.

🌹

Calista menarik bangkunya ke samping bangku Laufa. Gadis itu ingin bertanya mengenai siswi cantik yang tanpa ada nama A di dalam namanya. Bagaimanapun juga, ia harus mewujudkan permintaan Sakha.

Saat lonceng istirahat berbunyi, Calista asik memilah-milah mana gadis yang sesuai kriteria dari Sakha. Dia duduk di taman tanpa ada Laufa, karena gadis itu sedang sibuk dengan rapat inti osis. Sampai akhirnya, 34 siswi berhasil Calista tentukan dari banyaknya siswi di sekolah.

"Very tricky to find!" ucap Calista. (Sangat sulit ditemukan)

"Why is it so difficult to request, Sakha is annoying!" kesalnya. (Kenapa kasih permintaan yang susah banget, Sakha nyebelin!)

"Annoying artinya apa?" suara datar khas dari Sakha terdengar di telinganya.

"Gak baik loh, nguping!"

"Engga nguping, lo yang bicara kencang," balas Sakha.

"Hah, emang iya?"

Sakha mendekat dengan tawa yang ia sembunyikan, karena melihat ekspresi dari Calista yang tiba-tiba terdiam memikirkan apa ucapannya memang begitu keras.

"Gak baik anak dari London, bicarain orang kasar kaya gitu," tutur Sakha.

"Annoying gak kasar ya.. artinya itu menyebalkan, dan kamu yang nyebelin!"

SAKHALISTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang