Suara langkah kaki dari Renca yang sedang berlari terdengar oleh Sakha yang duduk di depan ruangan. "Sakhaa," panggil Renca yang kini tiba di hadapan anaknya.
Pelukan hangat dari Sakha langsung terasa. Anaknya terlihat sangat rapuh. Suaranya terdengar gemetar, matanya pun terlihat merah dan berkaca-kaca.
"Nak," lirih Renca menegakkan kembali tubuh anaknya.
"Mah, Calista ingat Sakha, Mah!"
"Calista ingat sama Sakha!" Satu tetes air mata jatuh ke pipi kanan Sakha. Sakha berseru tak menyangka, akhirnya penantiannya sudah berakhir. Semua harapannya sejak lama hari ini terwujud.
"Tapi, kenapa Calista kesakitan Mah? Calista masih belum sembuh?"
Renca menyentuh kedua pipi Sakha dan menatap mata anaknya. Mata yang biasanya selalu menatapnya penuh benci, kini hadir dengan mata yang sendu, dihiasi rasa percaya.
"Sakha .... Kamu tau kan sebesar apa trauma yang Calista rasakan?" Sakha mengangguk mendengar ucapan Renca. "Hari ini semua kenangan yang ingatannya hapus, kembali secara tiba-tiba. Calista tentu saja kaget, nak. Calista akan baik-baik saja, kamu percaya kan sama Mama?"
Sakha mengangguk.
"Tante Dini di dalam?"
"Iya, Mah."
"Mama masuk ke dalam dulu ya."
"Hm," balas Sakha yang bahunya langsung di tepuk pelan oleh Renca.
🌹
8 tahun yang lalu...
Sakha bersama teman-temannya datang menjemput Calista untuk melanjutkan misi bermain yang kemarin sore tertunda, karena mereka sudah harus pulang ke rumah.
Gadis berkuncir dua itu sangat bahagia mencari tempat bersembunyi di balik pohon. Setiap seseorang menemukannya, ia akan mengeluh kesal dan sudah 5 kali mereka bermain, Calista kalah saat Sakha berhasil menemukannya paling pertama.
"Kamu yang jaga," ucap Sakha. "Awas ngintip ya!"
"Enggak ko," jawab Calista. Ia segera menutup mata dan mulai menghitung.
Suasana yang sepi menandakan mereka semua sudah bersembunyi. Calista membuka mata dan mulai mencari. Tanpa sadar dari kejauhan datang tiga orang laki-laki bertubuh besar yang memang sudah mengincar Calista untuk dibawa.
"Aaa tolong!" Calista berteriak. Ia memberontak hebat.
Semua teman-temannya keluar dari tempat persembunyian. Mereka terkejut. Sakha segera mendekat, mencoba untuk menyelamatkan Calista namun dirinya di dorong begitu saja oleh salah satu dari mereka yang berambut keriting.
Sakha kembali bangkit. Menendang lutut bagian belakang orang yang berani menendangnya. "Lepasin Calista!"
Mereka tertawa. 2 orang dari mereka mendekat pada Sakha, dengan gesit Sakha mengambil tanah dan melemparkannya ke arah mata mereka berdua.
"Aaa .... mataku!"
"Sial," ucap pria yang membekap Calista. Ia langsung bergerak membawa Calista ke mobil yang baru saja datang.
Sialnya, dari mobil itu muncul lagi beberapa orang yang akan mengeksekusi Sakha. Sakha dipukul habis-habisan, anak sekecil dia tak mampu melawan mereka yang banyak. Sakha meringis merasakan sakit, ia bahkan hampir pingsan dan pandangan matanya mulai kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKHALISTA
Novela JuvenilTeror berkepanjangan pada Calista membuat Sakha-ketua geng Razvider di Bandung terus khawatir. Gadis dari London itu telah mencuri kembali hati Sakha, dan bagaimana pun Calista harus tetap aman bersamanya. Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa pelaku...