Salma mulai tenang dengan perasaannya. Ia menguatkan dirinya kembali. Ia memantapkan diri untuk terus berjuang di audisi kali ini. Demi orang tuanya, demi cita citanya, dan demi orang orang yang selalu mendukungnya. Menganggap omongan orang yang tidak suka sebagai angin lalu, bahkan sebagai cambukan untuk dia berlari lebih cepat lagi.
Hidung buntu dan pening di kepala akibat nangis membuat Salma tidak nyaman. Ia memutuskan untuk membuat minuman hangat yang bisa melegakan hidung serta menghangatkan perasaanya.
"Ngapain Sal?" Suara Rony menginterupsi Salma yang sedang mengaduk coklat panas.
"Bikin minum" jawab Salma tanpa memandang Rony.
"Wiiiishh apa tuh?"
"Lu mau?" Tanya Salma spontan menatap ke arah Rony, dapat Rony lihat mata merah dan sembab Salma.
"Lu kenapa Sal?" Lirih Rony "ada apa?" Lanjutnya dengan nada lembut.
"Gua?" Tanya Salma dengan menunjuk dirinya sendiri "emang gua kenapa? Gua gapapa kali haha" jawab Salma seolah dia baik baik saja.
"Masalah atau sakit?"
"Lu kenapa sih Ron?" Tanya Salma dengan tawa lebarnya.
Rony tidak menjawab pertanyaan Salma, Rony tetap diam dan menatap lekat mata Salma. Seolah mencari jawaban dari sana.
"Gausah dengerin omongan haters lah, masukin telinga kiri buntu telinga kanan" kata Rony.
"Haha bego, keluar kuping kanan" tawa Salma kembali terdengar.
"Buntu aja, biar balik tuh omongan karena jalan buntu" jawab Rony dengan enteng.
"Serah lu dah, sok cenayang lu"
"Dingin tuh coklat panas lu" ujar Rony mengingatkan Salma "minum, terus tidur besok balik lagi jadi Salma kayak biasanya" lanjut Rony kemudian meninggalkan Salma, bahkan Rony melupakan tujuannya kedapur karena bertemu dengan Salma.
00.02
KAMU SEDANG MEMBACA
Aamiin paling serius (Salmon)
Teen Fiction"Terimakasih untuk bahagianya. Dengan siapapun gua nanti, lu punya ruang sendiri di hati gua sal" kata rony. Semua telah usai, dunia tidak benar benar berpihak pada mereka. Bertemu, lalu berpisah pada titik bahagia atas kesadaran cinta yang telah h...