49.

6.9K 386 19
                                    

"Banyak sekali kiriman buat Rony Salma gaess, noh ada nasi tumpeng" tunjuk mbak Dian pada deretan gift dari para pendukung Rony dan Salma. Setelah menyeselesaikan pekerjaan, mereka memutuskan masuk ke dalam kosan.

"Yaudah buat buka bareng bareng aja nanti mbak" sahut Salma.

"The power of SALMON memang ga bisa di ragukan nih mbak hahha" Novia juga ikut menimpali.

"Besok lagi dapet apa yaa" kata mbak Dian.

"Pajero bisa kalo yaa" kata Paul.

"Nah iya, enak itu pajero"

"Itu kalo pendukungnya DPR semua" sahut Salma.

"Ntarlah, ku beri asupan dulu para fans mereka tuh" ucap Novia.

"Bentar lagi adzan, lihat dulu sana giftnya" ucap mbak Dian menginterupsi.

Salma berjalan ke arah gift yang tertata di meja, kemudian Salma membuka layar handphonenya lalu menekan tombol video.

"Hallo gaes, makasih banyak yaa yang udah ngirimin ini semuaa, ada nasi tumpeng juga. Nanti di makan bareng bareng kok ini, waah ada fotonya juga" ucap Salma sembari menunjuk fotonya dan Rony "Ron Ron, lihat sini" lanjutnya.

"Hai gaes makasih banyak yaaa yang udah kirim ini semu, nih ada kata katanya juga, pokoknya makasih👍🏻" kata Rony pada video tersebut.

"HEH FOTO LAH KELIAN BERDUA, biar mereka seneng yang udah kirim" teriak Novia dengan heboh

"Elu juga seneng kali aahhh, ini kan kerjaan elu, jual temen demi nasi tumpeng" sahut Salma.

"Hahahhaha, dahlah ayo foto dulu"

Rony memposisikan di sebelah kiri nasi tumpeng, dan Salma di sebelah kanan. Setelah melakukan foto mereka semua buka bersama dengan para tim.

"Itu kurma ya?" Tanya Rony.

"Iya nih, ambil aja" ucap abang abang crew.

"Gua ngga pernah makan kurma sih, gimana rasanya" ucap Rony.

"Sama gua juga" sahut Paul "ayo Ron, coba Ron" lanjutnya.

Setelah semuanya berbuka, Salma dan Nabila juga sudah Sholat maghrib, mereka semua sedang berkumpul di sofa yang ada disana.

"Syarla sini dulu, kamu coba baju yang ini" panggil mbak Dian pada Syarla.

"Oke mbak" jawab Syarla.

Setelah Syarla meninggalkan tempat, menyisakan Nabila, Novia, Paul, Salma dan Rony.

Rony duduk di dekat Salma, dan menghadap kearah Salma. Rony sedikit mendekatkan duduknya lagi pada Salma.

"Udah di post?" Tanya Rony.

"Udah barusan, lihat nih Ron netijen emang yaa"

"Coba lihat"

"Gimana tanggepanlu Ron?"

"Soal apa?"

"Salmon"

"Kan mereka gua suruh goreng, ya berarti mereka udah jalanin perintah"

"What? Lu ngga tertekan gitooooo"

"Engga, gua suka"

"Lu akhir akhir ini aneh sumpah, beneran deh lu cobak tes kesehatan, takutnya lu perlu di rehab"

"Jehahhah" tawa renyah Rony.

Rony menyadari jika Novia sedang mengarakan kamera ke arahnya. Sesegera mungkin dia menjauh dari Salma.

"Kerja mulu kau Noopp Noop"

"Hahahhaha" tawa Salma meledak.

"Heh aku udah banjir DM ya serius, kalian mau apa gaess, tapi kopi kenangan ya HAHAHAHAHHA"

"Iya kopi kenangan" sahut kakak crew.

"Iya kopi ya kak? Enak" ucap Novia.

"Sekarang teman dijual demi kopi"

"Hahah" tawa Rony renyah di sebelah Salma.

"Gaes, kalian boleh balik dulu ke karantina, Syarla nanti nyusul" ucap mbak Dian pada mereka semua.

"Oke mbak" jawab mereka serempak.

"Mbak gua nanti mau ke apotek bentar yaaa" ijin Salma.

"Iya boleh, jangan sendiri ya"

"Aku nggak bisa antar dirimu yaa, aku mau ngelondry baju bajuku" sela Novia.

"Sama gua aja, gua juga ada yang mau di beli" tukas Rony.

Setelah itu mereka semua berjalan keluar, Yang lain kembali ke karantina, Salma dan Rony berjalan kaki mencari apotek terdekat.

Semilir angin malam membuat hawa terasa sedikit dibgin, deru suara kendaran di jalan raya menjadi melodi indah bagi dua orang remaja yang sedang berjalan beriringan.

"Ron jalannya sedikit cepet kek, LU BENERAN TERBUAT DARI GANDUM YA?"

"Lu mau ngepet? Cepet cepet?"

"Masalahnya belum ketemu apotek Ronyyy"

"Ada disana"  tunjuk Rony ke suatu arah "sebelah katedral sedikit jauh"

"Yaudah ayoo"

"Jalan atau naik grab?"

"Jalan aja"

Tanpa aba aba tangan Rony menggenggam tangan Salma, kemudian menariknya pelan agar berjalan sejajar dengannya. Jarak dari studio mnc dan masjid istiqlal hanya 7 menit saja.

Dalam diam mereka terus berjalan, menyusuri jalan dan menikmati indahnya malam kota jakarta. Lampu lampu jalanan menjadi saksi atas mereka, dua anak manusia sedang melintas dengan bergandeng tangan.

Setelah mendapatkan obat yang di cari, mereka memutuskan untuk segera kembali. Ketika hendak menyebrang jalan, Rony kembali menggandeng tangan Salma.

Mereka terus berjalan, hingga tiba di jalan tepat depan masjid istiqlal, mengeratkan gandengan, dan memelankan langkahnya. Kemudian menolehkan kepala secara berlawanan, Salma memandang takjub ke arah istiqlal, sedangkan Rony memandang tenang ke arah katedral.

"Istiqlal indah ya?" Ucap Salma.

"Katedral juga" jawab Rony.

Langkah kaki mereka terhenti. Kemudian saling memandang satu sama lain. Semilir angin menerpa rambut Rony, membuat Rony terlihat sempurna di manik kecil milik Salma. Tatapan mata Rony yang terlihat berbeda akhir akhir ini, membuat Salma bertanya tanya.

Rony tersenyum tipis ke arah Salma, kemudian mengalihkan pandangannya pada masjid yang berada di belakang Salma. Gadis berhijab itu, sama indahnya dengan masjid besar di belakangnya.

Salma menelisik penuh wajah Rony, melihat penuh damai di dalamnya, laki laki itu selalu tenang, setenang suasana gereja katedral yang ada di belakangnya.

"Sal, gua mau ngomong" ucap Rony.




21.15

Aamiin paling serius (Salmon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang