"RON, hiks hiks hesh" setelah menjatuhkan barang yang di titipkan oleh crew untuk di kembalikan diruangannya, Setelah mendengar semua yang Rony katakan pada keluarganya, membuat perasaan Salma semakin tak karuan. Salma sedikit berlari ke arah Rony.
Rony yang terkejut pun berdiri dari duduknya, dan melepaskan pelukan dari mamaknya.
"S-sal" panggil Rony dengan suara bergetar, mata Rony semakin merah, genangan air di pelupuk mata siap untuk di luruhkan.
Salma menatap dalam mata Rony, dengan nafas tersenggal senggal akibat dari isak tangisnya, dia melangkah maju dengan mantap dan memeluk erat tubuh Rony.
Tubuh Rony sedikit terhuyung kebelakang, terkejut karena Salma tiba tiba memeluknya, tanpa perduli sekitar Rony membalas pelukan Salma, mendekapnya dengan erat.
"Hiks hiks, haaaaahhhehzkk hiskk lu jangan nyerah Ron, lu ngga boleh nyerah kapanpun, k-kalau lu p-pulang hiks GUA SAMA SIAPA RON, Nopi udah pulang, kalau lu pulang juga, g-gua sepi Ron hah hesk hisk, gua disini sendiri. Orang tua gua juga jarang kesini lihat gua" Salma mengeluarkan isi hatinya dalam pelukan Rony, mendongakkan kepala untuk mentap kembali mata Rony "jangan tinggalin gua sekarang ya Ron, kita berjuang sama sama" lanjut Salma dengan lirih.
Rony menunduk, melihat Salma yang berada di dekapannya, air mata nya terus berjatuhan mendengarkan apa yang diungkapkan oleh Salma. Dengan menganggukkan kepala Rony kembali mendekap Salma.
"Gua sayang sama lu Sal. Gua disini, akan selalu disini buat nemenin lu sampai waktu gua bener bener habis dengan sendirinya. Gua ngga akan ninggalin lu sendirian sampe kapanpun, jangan diem sama gua lagi Sal, gua ngga mau kaya kemarin lagi" Rony melepaskan pelukannya dari Salma, mengambil kedua tangannya lalu menggenggamnya "jadi bagian hidup gua ya Sal, kita berjuang sama sama" pinta Rony dengan pelan.
Salma terus meneteskan air matanya, tangisnya semakin menderu dengan keras, orang orang di sekitar mereka pun merasakan kesedihannya. Salma takut kehilangan Rony, laki laki yang saat ini telah memenangkan hatinya, laki laki pemilik penuh rasa cintanya.
Salma menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, kemudian Rony kembali menariknya masuk kedalam dekapan. Mereka berdua tengah menyalurkan rasa bahagianya malam ini. Setelah puas memeluk Salma, Rony melepaskan dekapannya kemudian beralih memeluk ibunya.
"Mak, i-izinin aku ya" ucap Rony pada mamaknya yang juga menangis.
"Mamak selalu mendukung apapun pilihanmu nak, kalau kamu cinta, perjuangkan dia, jaga dia, bahagia sama dia. Lanjutkan perjuangan mu disini ya, jangan menyerah, sebelum waktunya untuk kamu benar benar pulang"
Bapak Rony ikut memeluk dari belakang, sebelum akhirnya ikut memberikan kekuatan untuk Rony.
"Kamu hebat nak, kita semua bangga samamu" ucap bapak Rony.
Setelah memeluk anaknya, mamak Rony memengang lembut tangan Salma, menariknya untum sedikit mendekat.
"Gadis yang cantik, makasih ya sudah mau berteman sama Rony sejauh ini, kalian sama sama berjuang sampai grand final ya, buktikan sama semua orang kalau kalian layak menjadi juaranya" tutur mamak Rony pada keduanya.
Salma menganggukkan kepalanya "iya tante"
"Jangan panggil tante, panggil mamak saja, biar sama kaya Rony" ucap mamak Rony dengan senyum lebarnya.
"I-ya ma" jawab Salma dengan gugupnya
"Gadis yang ramah, boleh mamak peluk?"
Tanpa menjawab Salma maju, merentagkan tangannya kemudian memeluk ibu Rony dengan erat.
"Kalian berdua harus kuat ya, harus bahagia juga"
"Iya ma"
Setelah melepas pelukannya pada Salma, tangan mamak Rony terangakt, kemudian mengelus pelan pipi Salma.
"Anggap kita orang tua mu ya nak"
Salma mengangguk dengan cepat, sangat antusias dengan perkataan mamak Rony. Rony yang melihatnya pun tersenyum lebar.
"Jaga anak bapak ya, ini udah jadi anak bapak juga sekarang"
"Siapp laksanakan haha" jawab Rony dengan tawa khasnya.
"Waahh, punya kakak baru dong" sahut adik Rony dengan memeluk lengan Salma.
Mereka semua tertawa, sebelum akhirnya Rony menyadarkan bahwa ini sudah terlalu malam.
"Ayo balik ke karantina, bapak sama mamak pulang ya, istirahat yang cukup, doain kita berdua biar lancar semuanya di sini" ucap Rony.
"Dianterin aja sekalian pak, abang sama kak Salma" usul adik Rony.
"Ngga usah, kalian langsung pulang aja, lagian temen temen masih pada nungguin pasti" elak Rony dengan lembut.
"Yaudah, kita semua pulang dulu ya. Kalian berdua baik baik di sini" ucap sang mamak.
"Iya ma" jawab Salam dengan senyum tulusnya.
Mereka semua berjala keluar ruangan, mengantarkan keluarga Rony untuk pulang. Setelah mobil yang di naiki keluarga Rony menjauh, mereka berdua memutuskan untuk masuk dan mencari teman temannya.
Sebelum jauh melangkah kedalam, handphone Rony bunyi tanda mendapatkan pesan dari seseorang.
~Ron, semua udah di karantina. Tinggal elu sama Salma aja, cari dia ajak balik bareng~Paul.
"Sal, anak anak udah di karantina semua, langsung balik aja kita, ini udah hampir pagi juga"
"Ayo"
Rony mengambil sebelah tangan Salma, menggandengnya dan menyetarakan langkahnya untuk sejajar dengan Salma.
Senyum Rony tak kunjung luntur dari bibirnya, matanya terus memandang ke arah Salma, perasaannya benar benar bahagia.
Kini bukan hanya tangannya yang berhasil menggenggam tangan Salma, tapi hatinya juga berhasil mngikat cinta Salma.
Salma yang merasa di perhatikan pun menoleh ke arah Rony, pandangan mereka bertemu. Sedetik kemudian keduanya tersenyum bersamaan.
"I love you" ucap Rony tanpa suara, namun bisa di tebak lewat gerakan bibirnya.
Salam tertawa semakin lebar karena ucapan Rony, kemudian membalasnya.
"I love you more"
Mereka berdua tertawa lebih lebar, kemudian mengeratkan genggamannya masing masing. Perjalanan mereka baru dimulai, dua manusia kini menyatu. Semoga semesta mendukungnya, entah bagaimana akhirnya nanti, biar Tuhan yang mengatur ceritanya. Untuk saat ini, mereka ingin memperjuangkan cintanya, menyamakan Aaminnya meski dalam iman yang berbeda.
~sekali lagi mereka hanya ingin bahagia dan bersama~
~hi, anak anak ikan. Makasih yaa yang udah baca dan kasih vote.
~giamana?? Masih lanjut ga nih? Atau tamat aja krn Rony udah pulang? Wkwk22.22
KAMU SEDANG MEMBACA
Aamiin paling serius (Salmon)
Teen Fiction"Terimakasih untuk bahagianya. Dengan siapapun gua nanti, lu punya ruang sendiri di hati gua sal" kata rony. Semua telah usai, dunia tidak benar benar berpihak pada mereka. Bertemu, lalu berpisah pada titik bahagia atas kesadaran cinta yang telah h...