71.

5.8K 279 14
                                    

Empat hari berlalu, Salma dan Rony menjalani hari hari yang berbeda. Beberapa kesibukan membuat minimnya komunikasi mereka berdua.

Setelah menyelesaikan urusannya di jogja Salma kini telah kembali ke kota asalnya. Besok adalah hari dimana Salma diundang oleh walikota probolinggo untuk mengapresiasi dan memberikan dukungan padanya.

Di rumah Salma beberapa hari ini nampak rame, ada beberapa kerabat dekat yang berkunjung kerumahnya.

"Mbak Sal, sampean seneng Rony gak seh?"
(Kamu suka Rony ngga sih?) pertanyaan dari salah satu sepupu Salma, membuat Salma menileh dengan cepat.

"Pertanyaanmu gak berbobot"

"Lah mosok gak baper seh anjir"
(Lah masa ngga baper sih anjir)

"Hmm, iyo" jawab Salma sekenannya.

"Nang kamar rebahan tok gak hape an, Rony ikulo kabarono" (dikamar rebahan aja gak main hp, Rony ituloh dikasih kabar).

"Males nyekel hp luurrrr, ga kuat"
(Males pegang hp lurr, ngga kuat)

"Helleh pemalas, kulo di delek i fansmu kabeh"
(Helleh pemalas, itulo di cariin para fansmu)

"Hmm"

Setelah mendengar jawaban dari Salma membuat sepupunya malas untuk berbicara lagi, akhirnya mereka memutuskan untuk diam saja.

"Heh anjir, Rony ibadah mbak Sal, delok en ikilo"
(Heh anjir, Rony lagi ibadah Mbak Sal, lihat ini)

Sepupunya menunjukkan video Rony yang sedang fyp di beranda tiktok. Dia sedang berada di gerja untuk beribadah.

Salma hanya melirik sebentar handphone sepupunya kemudian menutup wajahnya lagi dengan bantal.

"Hiiih, bocah kok angelmen di kongkon seneng Rony" (hiih, anak kok susah banget kalo di suruh suka Rony)

"Metuo wes, ojo ngomong ae. Gua pusing cok mau istirahat bentar AAAAAAA" ucap Salma pada sepupunya.

"Hahaha, oke oke wes turuo tak metu"

Setelah sepupunya keluar dari kamarnya, Salma bangkit mengambil handphonenya dan membuka aplikasi tiktok. Setelah menscroll beberapa video membuat salah satu ujung bibirnya terangkat.

~pantes ngga bisa di telfon~ batin Salma dalam hati.

Dia melempar kembali handphonenya ke kasur lalu berdiri mengambil gitar. Dia memetik gitarnya dengan tenang.

"Rindu yang jatuh di kamarku. Hanyalah rindu yang datang padamu. Bertanya mengapa kita. Masih di sini tersenyum. ~Yeah🎶"

"Alasan masih bersama. Bukan karena terlanjur lama. Tapi rasanya yang masih sama. Seperti sejak pertama jumpa. Dirimu di kala senja. Duduk berdua tanpa suara🎶"

~jreng jreng jreng~

"Cinta menyatukan kita yang tak sama. Aku yang mengadah dan tangan yang kau genggam. Berjalan salah, berhenti pun tak mudah .Apakah kita salah?🎶"

Salma termenung beberapa saat, memejamkan mata saat pikirannya berjalan entah kemana, tiba tiba saja air matanya menetes.

~gua kangen Ron, tapi kita lagi jauh. kalaupun nanti udah ketemu, tetep aja kita itu jauh~ batin Salma dalam hatinya.

Salma mengusap air matanya, mengembalikan moodnya dan keluar dari kamarnya, melupakan sejenak hal yang membuat pening kepalanya.

~cklek~ pintu kamar Salma terubka.

"Dek, makan dulu" ucap mama Salma.

"Iya" Salma berdiri dan berjalan ke arah meja makan.

Salma menikmati suasana makan bersama dengan keluarganya, diiringi dengan canda tawa membuat mood Salma mulai kembali.

Aamiin paling serius (Salmon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang