"Gimana Powl, Rony dah bareng Salma belum?" Tanya Novia pada Paul.
"Cuma di read aja pesanku sama Rony"
"Kak Salma juga centang satu" sahut Nabilah.
"Yaudah Nab kamu sahur dulu aja, sekarang udah jam 02.12 loh" ucap Syarla.
"Ayo, aku temenin Nab" ajak Paul "kalian kalau mau istirahat duluan ngga papa. Biar aku sama Nabilah yang nungguin" lanjutnya.
"Kau tunggu beneran ya mereka, awas kalau Salma belum balik juga" sarkas Novia pada Paul.
"Iya Nopi" sahut Paul "kamu mau sahur apa Nab?" Tanya Paul pada Nabila.
"Apa ya?, aku lagi pengen ini sih, mie"
"Ya udah ayo bikin"
Setelah kepergian Novia dan Syarla, Paul menarik tangan Nabila menuju ke arah dapur. Tak lama kemudian terdengar suara dua orang yang sudah di tunggu tunggu.
"Mau Sahur sekarang atau bersih bersih dulu?" Tanya Rony pada Salma.
"Gua mau sahur dulu aja, biar nanti ngga keluar kamar lagi, tapi yang lain pada kemana ya?"
"Oke" jawab Rony dengan senyum manisnya "mungkin udah pada tidur" lanjutnya.
"Tapi makan apa Ron? Emang di kirim makanan kesini? Kayanya ngga ada deh" ucap Salma sembari metanya mengelilingi ruangan untuk mencari kebaradaan jatah sahurnya.
"Gua buatin nasi goreng mau ngga?"
"Emang bisa?" Tanya Salma dengan wajah ngeledeknya.
"Bisa doooong"
"Boleh" jawab Salma dengan anggukkan dan senyum lebarnya.
Saat hendak melangkah ke arah dapur, Paul dan Nabila yang mengintip di balik dinding itu terkesiap, mereka segera kembali ke arah air yang sudah mendidih dari tadi, dan berpura pura tidak mengetahui jika Rony dan Salma sudah datang.
"L-loh, kalian disini ternyata" ucap Salma sedikit kaget melihat Nabila dan Paul berada di dapur, wajahnya panik, takut jika interaksinya dengan Eony tadi di ketahui oleh mereka.
"Oh haii, kalian udah balik?, kok ngga dengan suara apa apa ya" elak Paul untuk menteralkan wajah Salma.
"Baru aja kok, baru" Sahut Rony.
Sedangkan Nabila berusaha untum menyembunyikan rasa ingin tertawanya, ternyata dua manusia ini masih saja menyembunyikan dari teman temannya.
"Kak Salma mau mie juga?" Tanya Nabilah.
"Emm, boleh deh"
"Ngga jadi nih nasi gorengnya?" Tanya Rony.
"Wihh, mana? Mana?? Dapet nasi goreng? Wahhh enak tuh kayaknya . Apa lagi kalau dibikininya penuh cinta" Tanya Paul dengan wajah sok polosnya "cinta dari seorang catering pada customerny" lanjut Paul karena melihat wajah Salma dan Rony yang tak biasa.
"Ngga ada, itu tadi gua lomba lari sama Salma. Gua kalah. Taruhannya yang kalah bikinin nasi goreng buat sahur" elak Rony.
"Oooooohhh, lomba lari ternyata" sahut Nabila dengan manggut manggut dan tersenyum.
"Yoi, sii Rony kalah sama gua"
"Hebat sih, kalian udah mulai lomba, padahal agustus masih lima bulan lagi. Sangat mencerminkan anak bangsa" ledek Paul.
"Hahahah, yaudah kak Salma mau mie apa?"
"Aku mau indomie ayam bawang ya, biar ku buka sendiri bumbunya"
"Kak Rony mau juga?" Tanya Nabila pada Rony.
"Boleh" jawab Rony "gua sama kek elu Sal, bukain sekalian bumbunya" lanjutnya pada Salma. Kemudian melangkahkan kakinya untuk duduk di kursi yang ada di dapur.
"Nopi sama Syarla mana?" Tanya Rony.
"Mereka istirahat, kan ngga puasa, jadi makan nanti mereka" jawab Paul.
"Ooh" sahut Rony sembari bermain ponselnya.
"Kak Salma, mau ganti air?" Tanya Nabilah.
"Yoi Nab"
Setelah beberapa menit kemudian mereka mulai memakan mie yang sudah matang. Dan mengakhirinya dengan mencuci peralatan makan dan masaknya.
"Kak Salma, aku nitip piring yah perutku mules, shh yaahh" ucap Nabilah.
"Iya nak, udah sana keburu keluar disini berabe"
Nabila berlari meninggalkan mereka yang masih berada di dapur. Salma mengambil piring kotor kemudian membawanya ke wastafel untuk di cuci.
"Ron, gua duluan ya. Mau charger handphone" pamit Paul. Dan hanya di jawab anggukan oleh Rony.
Kemudian Rony berdiri dan menghampiri Salma.
"Sini, gua bantu"
"Ngga usah Ron"
"Udah biar cepet, lu yang kasih sabun gua yang bilas"
Salam tidak lagi menolak perintah Rony, dia akhirnya membagi tugas membilas pada Rony. Tanpa aba aba Rony menyolekkan sedikit busa sabun pada pipi Salma.
"Ihhh, apaan sihh ini kan kotor Rony" ucap Salma dengan wajah gemasnya.
"Eh, iya yaah. Waduh, ini kan wajah yang luar biasa cantik" ucap Rony dengan senyum yang menawan dan sedikit memiringkan kepalanya sembari mengusap wajah Salma dengan telapak tangannya yang sudah di basuh dengan air.
"Apaansih" ucap Salma dengan tawa Saltingnya.
"Jehahah"
"Udah ayo istirahat, cape banget gua hari ini"
"Iya ayo" Rony dan Salma keluar dari dapur, dan melangkah ke arah kamar Salma. Saat sudah dekat mereka berdua berhenti sedikit jauh, mengantisipasi jika Novia keluar dari kamar.
"Habis mandi langsung tidur ya"
"Iyalah, mau ngapain lagi? Beneran lomba lari?"
"Jehaha, siapa tau?" Goda Rony dengan menaikkan sebelah alisnya.
"Hemmhh, lu juga istirahat ya Ron. Bukan cuma tenaga yang harus di pulihkan kembali. Tapi mental lu juga, kembali semangat lagi berjuang disini, sama gua sampai akhir" ucap Salma dengan senyum penuh makna.
"Iya Sal" balas Rony tak kalah hangat dengan senyum Salma "udah masuk sana, pacar"
"A-apa sih Ron"
"Hahahhaha, gemes banget kalo salting" ledek Rony dengan suara khasnya.
"Udah bye" tanpa menoleh ke arah Rony, Salma meinggalkan Rony dan membuka pintu kamarnya untuk benar benar istirahat.
Sedangkan Rony masing terdiam di tempatnya, maish tersenyum melihat salah tingkah Salma yang terekam jelas dalam manik matanya.
~tadi aku cuman nyapa kalian gaes, kenapa pada ngajak gelud sihh wkwk~
~iya ini bakalan di tamatin ko, kalian mau sampe apa?? Sampe Nabila punya adek beneran dari babeh sama mami😂~
20.00
KAMU SEDANG MEMBACA
Aamiin paling serius (Salmon)
Novela Juvenil"Terimakasih untuk bahagianya. Dengan siapapun gua nanti, lu punya ruang sendiri di hati gua sal" kata rony. Semua telah usai, dunia tidak benar benar berpihak pada mereka. Bertemu, lalu berpisah pada titik bahagia atas kesadaran cinta yang telah h...