Bab 9

264 43 2
                                    

Juni cepet banget anjir
Udah tengah bulan aja nie
Tapi belum dapat pacar juga
😞😞😞😞😞😞😞

Happy Reading 💙






"Galen! Lo mau roti gak? Biar gue titipkan ke Arion juga," tanya Rehan pada Galen yang sibuk bermain game di kursi paling belakang.

Arion diseret kasar ke hadapan Galen oleh Rehan, "gue gak lapar." Jawabnya singkat, sama sekali tidak menoleh ke arah Rehan dan Arion.

Rehan mendorong Arion hingga menyenggol Galen, menyebabkan game yang Galen mainkan kalah. "Maaf! Gue minta maaf!" Arion segera bersimpuh di hadapan Galen, ia menunduk takut ketika tidak sengaja melihat ekspresi murka cowok itu.

Peraturan tidak tertulis di kelas ini adalah, jangan pernah membuat Galen kalah dari game atau terbangun dari tidurnya. Dia bakal marah dan menghajar orang itu tanpa ampun.

Kerah seragam Arion ditarik kasar, Galen menatap marah pada Arion hingga ia terlihat semakin takut. Ia lelah dihajar oleh Rehan dan Ardi setiap hari, kalau harus ditambah pukulan dari orang terkuat di kelasnya... Bisa jadi ia akan mati.

"Galen! Rehan!"

Pintu kelas terbuka, menampilkan Ardi yang sudah bonyok wajahnya. Di belakangnya ada Pandu dan Jefan, berdiri dengan tatapan datar dan angkuh. "Gue udah ngalahin ranking tiga terkuat di kelas lo! Kalian berdua gak mau ngalahin kita? Kebetulan gue mau tau seberapa kuat si ranking satu dan dua terkuat di kelas ini." Ucap Pandu dengan ekspresi songong.

Galen melepas cengkraman tangannya dari kerah Arion lalu tersenyum lebar. Ia berjalan menghampiri Jefan dan Pandu, badannya terasa panas karena tantangan yang diberikan oleh mereka berdua. Sudah lama ia tidak menemukan lawan yang kuat, ia akui Ardi bukan lawan yang lemah itu artinya dua manusia di hadapannya ini jauh lebih kuat.

"Gue terima."

Arion cukup terkejut melihat Ardi babak belur karena dua teman barunya, walau sudah menduga Jefan dan Pandu itu kuat... Ia lumayan tidak menyangka bisa sampai mengalahkan Ardi yang terkenal jago street fighter.

.

.

.

.

.

"Mustahil."

"Lo jangan pesimis duluan! Kalo mau Arion terjamin selamat lo harus ikutin rencana gue! Jadi pertama, lo sama Pandu harus pancing Galen sampe termakan umpan buat ngalahin kalian berdua."

Sekarang Jefan dan Pandu berhasil memancing Galen untuk menerima tantangannya. Mereka sengaja bertemu di lapangan yang sepi, untuk menjebak Galen dalam rencana Geraldi.

Sebenarnya Jefan diam-diam meminta saudaranya untuk mengawasi area sekitar apakah ada yang mengintip atau tidak. Selama tidak ada telpon dari anak itu, berarti keadaan sekitar aman.

Ia tidak membawa Rehan ataupun Ardi karena bertekad mengalahkan dua manusia di hadapannya sendiri. "Gue bakal ngalahin kalian berdua, gue yang terkuat di sekolah!" Sombongnya.

"Jefan gak akan ikut, dia cuma jadi wasit diantara kita. Gue jamin gak akan ada kecurangan walaupun dia teman gue."

"Oke."

"Yang menang boleh minta satu permintaan yang wajib dikabulkan."

"Deal!"

"Kedua, lawan dia di tempat yang sepi. Menang atau kalah kalian harus rekam perkelahian antara Pandu dan Galen. Yahhh tapi gue yakin banget Pandu bakal menang telak."

Amicizia Complicata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang