Bab 24

213 26 1
                                    

Ges gw beneran lupa up karena sibuk kemaren
Ntar gw kasih double up deh buat penebus dosa😩🙏



.

.

.

.

.







"Kalian gak mungkin gak tau Farel dari SMA Bhinneka. Dia udah tau siapa aja diantara kalian yang terlibat dan punya dugaan kuat dalam sirkel gue," Dimas mengirimkan foto Farel pada semua anggotanya. "Kita atur strategi supaya Farel tertangkap. Ratna sama sekali gak berguna, dia malah berkhianat ke sisi Kevin."

"Kalo sudah tertangkap, bos?"

"Kurung dia di salah satu kamar rumah ini, jangan yang berjendela supaya dia kesulitan kabur. Biar gue yang urus kalo kalian udah berhasil nangkap Farel." Perintah Dimas lagi yang langsung diangguki oleh anak buahnya.

Rehan mengangkat tangan, "pancing pake Keno aja. Setelah itu orang-orang pasti bakal nyalahin Keno kalo Farel berhasil diculik. Selain itu kita juga bisa nambah Bagas sebagai mata-mata dengan ngancam dia pake Farel," tambahnya membuat Dimas tersenyum bangga.

"Mantan pembully emang gak bisa diremehkan ya, ide bagus. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, gue pulang dulu, jangan lupa rencana besok. Rehan, lo yang tanggung jawab."

Rehan mengangguk nurut, setelah itu Dimas keluar dari rumah mewahnya. Semua anak buahnya memang bersembunyi disini, markas mereka selama ini adalah rumah Dimas yang dulu. Rumah yang menorehkan luka lama di hidupnya.

"Berhenti lakuin itu," sebuah suara familiar menyapa pendengarannya.

Dimas menoleh dan mendapati Jefan dan Defan baru saja keluar dari persembunyian mereka, ia tidak menyadari keberadaan saudara kembar itu tadi. "Pulang." Jawab Dimas dingin.

"Tujuan lo apa sebenarnya?" Defan terlihat keras kepala, ia tidak menuruti perintah kakak tirinya.

"Balas dendam." Dimas menatap duo kembar itu nyalang. Atmosfer diantara mereka sama sekali tidak bagus, Dimas memilih untuk mengalah karena tidak mau mencari masalah dengan mereka.

"Tujuan lo cuma itu?"

Tatapan Dimas yang tadinya sangat tajam dan dingin melunak perlahan setelah mendengar ucapan Jefan. "Gue mau mengungkapkan kebenaran dan masuk penjara. Supaya hidup gue jauh dari kalian semua," jawab Dimas sambil menyunggingkan senyum sendu.

"Jangan berusaha bikin gue berhenti kalo gak mau liat gue berubah gila."

Jefan tidak berkutik dari tempatnya, ia tidak menyangka jawaban Dimas seperti itu. Emosinya hampir meledak setelah mendengar alasan itu, sayangnya Defan lebih dulu berlari mengejar Dimas dan menarik kerah lehernya dengan kasar.

Selagi Defan menahan Dimas, Jefan melayangkan pukulan keras ke wajah kakak tirinya. "Lo bukan Dimas yang gue kenal, anjing!" Teriak Jefan marah.

Dimas terlihat menyerah, seharusnya si kembar tidak datang ke tempat ini dan mengetahui rencananya. Tapi ia yakin Jefan tidak akan memberi tau teman-temannya mengenai siapa pengkhianat diantara mereka dengan mudah. "Gak usah sok peduli sama gue sebagai saudara. Gue tau kalian bahkan gak mau nerima gue sebagai saudara," ucap Dimas seraya menyingkirkan tangan Defan dari kerah bajunya.

Ia meninggalkan Jefan dan Defan pergi dari sana, tidak peduli sama sekali pada tatapan yang dilontarkan saudaranya.







.

.

.

.

.

Amicizia Complicata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang