Bab 10

275 47 9
                                    

Kisah Galen sama Arion harus tetap dibaca ya ges, soalnya nyambung sama cerita utama bahkan cerita sebelah.

Terus alurnya pasti jauh beda dari webtoon inspirasiku itu. Aku pesen begini karena khawatir kalian skip bagian ini😢

Happy Reading 💙

Hal yang tidak pernah Arion bayangkan adalah hari ini, ketika dirinya berjalan dengan Galen yang terkenal sangat menarik batas diri dari pergaulan sekolah karena ditakuti oleh banyak orang. Entah kenapa, suasananya tidak canggung meski sejak tadi mereka hanya berjalan beriringan tanpa saling mengobrol. Malah terasa nyaman, seakan mereka berdua sama-sama tidak terbebani untuk membuka topik pembicaraan.

Awalnya Arion memang merasa takut saat Galen mengajak dirinya pulang bersama tadi. Cowok itu bisa menghabisinya kapan saja, termasuk di waktu pulang sekolah seperti ini.

Tapi semua itu hanya dugaan negatif Arion saja, buktinya sekarang ia sudah sampai di rumah dengan selamat. Ia menoleh ke arah Galen yang berdiri di dekatnya, "makasih banyak, Galen."

Tentu saja ucapan itu tidak dijawab oleh Galen.

Setelah Arion masuk pagar, Galen masih berdiri disana. Ketika dirinya ingin bertanya alasan kenapa Galen tidak melangkahkan kaki untuk pergi, tatapan tajam cowok itu membuat Arion ciut dan segera masuk ke dalam rumah. Membatalkan niat untuk bertanya.

Arion mengintip di jendela, bisa ia lihat Galen menghela nafas berat sebelum kembali melanjutkan langkah untuk pulang. Sejujurnya Arion tidak paham alasan Galen berubah drastis hari ini, bahkan Ardi dan Rehan tidak berani mengganggu lagi karena Galen meminta... kurang tepat, ah 'memaksa'nya untuk menemani bermain game sepanjang hari.

Perutnya keroncongan, tapi itu lebih baik daripada ia harus diseret Rehan dan Ardi untuk memakan bahan-bahan aneh percobaan mereka di belakang sekolah. Sebuah ide terlintas di otaknya, kebetulan sebelum keluar kelas Galen mengajaknya bermain game lagi.

Itu artinya lebih baik ia membawa bekal besok, jadi ia dan Galen tidak perlu pergi ke kantin untuk makan.

Tanpa sadar Arion tersenyum lebar. Walaupun perutnya merasa sangat lapar, hari ini ia merasa lebih hidup.

"Besok harus bikin bekal! Apa guna bahagia kalo langganan asam lambung!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Arion sesekali melirik ke arah Galen yang masih asyik bermain game sejak bel istirahat berbunyi lima menit lalu. "Lo gak lapar?" Ia bertanya takut-takut.

"Lumayan. Lo lapar?"

Arion tersenyum kecil mendengarnya, ia mengambil kotak bekal dari dalam tasnya. "Gue bawa bekal buat kita berdua. Maaf mungkin lancang, tapi gue saranin kita makan dulu. Main game berlebihan itu gak baik."

Galen melirik dua kotak bekal yang dibawa oleh Arion, anak itu pasti merasa lapar sampai membawa bekal segala. Ia mematikan handphone, "bawa ke bangku belakang sekolah. Gue mau ke toilet dulu." Ujarnya lalu pergi meninggalkan kelas duluan.

Sebenarnya Galen ingin menghindari Jefan ataupun Pandu yang pastinya akan segera datang untuk memeriksa keadaan kelasnya. Ia hanya berdiri di depan kaca toilet beberapa menit sambil melamun, memikirkan bekal yang dibawa Arion untuknya.

Amicizia Complicata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang