Yang belom baca book 1
Diharapkan membaca book 1 dulu biar gak bingung ceritanya gimana
Tapi chapter ini belom ada nyambungnya sama book sebelah kok
Mungkin di chapter 18 ke atas baru nyambungJangan lupa komentarnya gesss
Happy Reading 💙
Bau obat, bau amis darah dan bau tidak sedap lainnya bercampur di udara, membuat Geraldi kecil mual selama berada di dalam box bersama beberapa anak lain yang terbaring lemah dengan ikatan di beberapa bagian kaki dan tangan. Ia tidak mengerti akan dibawa kemana oleh orang-orang dewasa ini, tapi dia paham bahwa ini yang namanya penculikan.
Ingatan terakhirnya adalah saat pulang belanja garam titipan mamanya, ia nekat melewati jalan sepi karena ingin segera sampai di rumah. Sayangnya ada seseorang yang muncul dan menangkap badan mungilnya, membekap hidung dan mulut Geraldi agar tidak bersuara sedikitpun. Setelah itu ingatannya terputus lalu tersadar di dalam bagasi mobil yang sempit dan penuh anak-anak.
Pemandangan yang Geraldi liat saat digendong keluar mobil sangat mengerikan, ada beberapa orang berpakaian dokter mengoperasi anak-anak dalam setiap ruangan yang pintunya tidak ditutup. Bahkan Geraldi bisa melihat ada beberapa potongan tubuh dibawa dengan troli, membuat dirinya harus menahan mual setengah mati daripada ketahuan masih sadar.
Ia dan anak-anak yang baru dibawa dikurung dalam sebuah penjara kecil, tempat itu terlihat sangat jelas diantara ruang operasi. Geraldi melihat semuanya, hanya ia yang berada dalam keadaan sadar disini dan menyadari bahwa mereka semua terjebak dalam tempat yang gila.
Geraldi masih ingin bertemu kedua orang tuanya, ia masih ingin bermain dengan Pandu dan belajar dengan baik di sekolah. Ia menangis terisak di dalam tempat kumuh itu, berjanji dalam hati bahwa ia akan menjadi anak baik.
Samar-samar ia bisa mendengar percakapan dua lelaki dewasa. "Anak-anak ini dapat jadwal tes kesehatan lusa karena hari ini banyak anak-anak yang datang dari daerah lain juga. Kasih makan teratur kalo mau organ tubuh mereka sehat."
"Siap pak bos," jawab salah satunya sebelum terdengar langkah keras sepatu berjalan menjauh.
Masih ada waktu dua hari lagi, dia masih punya kesempatan untuk bebas!
.
.
.
.
.
.
"Aldi, udah sadar?"
Geraldi membuka mata dan menemukan kedua temannya, Jefan dan Pandu sedang duduk menungguinya bersama seorang suster. Ia mendengar suara sirine yang sangat nyaring dan keributan lainnya.
Ternyata ia sempat tidak sadarkan diri saat kejadian lalu bermimpi tentang penculikan yang pernah ia alami di masa sekolah dasar. Ia terduduk di atas ranjang ambulan yang masih berada di luar, ada perawat yang sedang memapah Rion dan sepertinya Galen sudah berada di dalam ambulan.
Geraldi segera memeluk Pandu, memintanya untuk memberitahu pada suster itu bahwa ia tidak perlu ke rumah sakit. "Suster, makasih. Tapi teman saya gak perlu dibawa ke rumah sakit juga, dia kan cuma pingsan karena shock."
Suster itu mengangguk paham lalu membawa kembali ranjang yang tadinya dipakai untuk Geraldi. Ada beberapa polisi sedang berdiskusi sambil memerhatikan tempat perkara, hanya ada beberapa anak buah Satrio yang berhasil tertangkap.
"Udah tenang?" Tanya Pandu lembut, tangannya mengusap belakang kepala Geraldi agar cowok itu merasa lebih tenang.
Geraldi mengangguk kecil, perasaannya membaik karena ada teman-temannya disini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Amicizia Complicata
Novela Juvenil[Book 2] Sequel Bukan Ulin Biasa (BUB) BxB Pandu yang selalu mendapat pendidikan keras sejak kecil bertemu dengan anak manja kesayangan bernama Geraldi. Siapa sangka si emosian yang kasar bisa akrab dengan si manis penyabar. Mereka berteman hingga m...