Kalo mereka ngadain kompetisi hidup terngenes... Udah pasti pemenangnya ada diantara tiga orang:
Keno
Galen
DimasKayaknya ada satu lagi menyusul. Ah gak deh, semuanya pada nyesek hidupnya.
Tokohku, maafkan penulismu ini yaa.⚠️⚠️⚠️CW⚠️⚠️⚠️
Selfharm, mental illness4.5k words
Dimas-Angga story & villain's reveal.
.
"Kamu bisa nanganin dia sendiri di dalam?" Tanya Arzan pada Angga yang telah siap bertemu lagi dengan Dimas. Kali ini 'Dimas' yang asli dan bukan kepribadian gandanya. Dokter juga sudah memeriksa kondisi Dimas beberapa saat lalu ketika mereka berdua istirahat sejenak.
Angga tersenyum lemah, tangannya menepuk pelan pundak Arzan yang tegang. "Dimas gak akan pernah nyakitin saya." Ucapnya berusaha menenangkan.
Ia mulai melangkah yakin setelah menutup pintu ruangan hingga benar-benar tersisa mereka berdua di dalam ruangan dengan satu meja dan dua kursi. Meski lampunya tergantung cukup rendah di tengah meja, cahayanya tidak menyilaukan mata sehingga mereka dapat bertatapan satu sama lain dengan jelas.
Angga sudah mengenal Dimas cukup lama, jadi ia yakin Dimas yang duduk di hadapannya ini adalah kawan baiknya. Mereka duduk berhadapan dengan canggung dan suasana yang cukup hening.
Sesekali saling melempar tatap untuk melihat siapa yang akan berbicara duluan.
Tarikan nafas panjang dari mulut Angga menandakan bahwa ia akan bicara duluan. Dimas hanya menunduk untuk menyimak kalimat yang akan Angga katakan, siap dengan beberapa cacian atau makian yang mungkin dikeluarkan anak itu.
"Gimana kabar lo?"
Dimas tertegun ketika mendengar suara Angga. Sesaat ia melupakan watak Angga yang memang tidak pernah merendahkan dirinya sejak awal mereka berteman. "Baik. Lo gimana?"
"Gue baik juga." Jawab Angga dengan senyum kecil, padahal Dimas bisa melihat kantung mata yang biasanya tidak ada itu muncul di wajahnya.
"Maaf..."
"Lo udah minta maaf, buat apa minta maaf lagi?" Angga sama sekali tidak membutuhkan kalimat maaf dari Dimas sekarang. Ia hanya butuh kejujuran.
"Maaf gue udah nyembunyikan semua ini." Ucap Dimas sungguh-sungguh. Kedua tangannya mengepal erat di atas meja, tak luput dari penglihatan Angga yang hanya menatap kosong selama beberapa detik.
Angga menggeleng kecil, "gue juga minta maaf karena gak menyadari sejak awal. Mungkin gue bisa bantu lo seandainya gue tau lebih awal dan semua ini gak perlu terjadi." Sesalnya tulus. Keterlibatan Dimas dalam rencana jahat itu pasti bukan hal yang diinginkannya. "Sekarang gue mohon banget lo jujur tentang orang yang ada di balik semua ini. Kita semua sudah kembali ke sekolah dengan baik, tapi masih ada yang terasa mengganjal dalam beberapa kasus. Farel juga masih belum nyerah buat nyari dalang pembunuhan Galen."
"Kenapa Farel yakin banget kalo Satrio ngebunuh Galen atas perintah seseorang? Bukannya sudah jelas kalo Satrio yang bunuh dia?"
"Farel diam-diam udah nemuin handphone Satrio dan nemu pesan dari nomor anonim yang ngasih tau semua kelemahan Galen ke Satrio dan minta Galen dihabisi. Dia pasti orang yang punya hubungan dekat sama Galen atau orang yang paling mengenal Galen."
Dimas terdiam mendengarnya. Pantas saja Farel keras kepala menganggap ada seseorang sebagai dalang semua masalah ini, ia yang seharusnya menjadi target untuk diculik sementara tiba-tiba ditahan dalam waktu lama pastinya karena hal itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Amicizia Complicata
Jugendliteratur[Book 2] Sequel Bukan Ulin Biasa (BUB) BxB Pandu yang selalu mendapat pendidikan keras sejak kecil bertemu dengan anak manja kesayangan bernama Geraldi. Siapa sangka si emosian yang kasar bisa akrab dengan si manis penyabar. Mereka berteman hingga m...