Bab 29

172 25 0
                                    

Telat update dikit gak ngaruh
Demi Alek, gw udh lelah dgn kehidupan dunia
Gw butuh portal isekai demi menjalani kehidupan sebagai bangsawan
Atau tiba-tiba masuk ke bada orang kaya

Happy Reading 💙

.

.

.



"Beneran udah gak apa-apa?" Tanya Pandu seraya mengulurkan tangannya untuk membantu Geraldi berjalan menuju kamar mandi.

"Gak apa-apa!" Tangan Pandu ditepis oleh si mungil. "Lo pikir gue sakit apa hah?! Leher gue udah gak sebengkak kemaren jadi artinya gue udah gak apa-apa!" Kesal Geraldi pada Pandu yang masih terlihat khawatir. Ia sudah benar-benar sembuh tapi masih butuh istirahat untuk memulihkan stamina saja.

Sebenarnya ia bisa saja memilih pulang dan rawat jalan, tapi ia ingin menunggui Keno. Toh ruangan mereka berdekatan dan biaya ditanggung Arzan semua.

"Kak Al! Sandi datang!" Seruan Sandi menyapa telinganya. Geraldi yang awalnya sedang mengomel sambil mencuci tangan di wastafel segera berlari keluar kamar mandi dengan wajah ceria.

"Sandiiiii!!!" Ia terlihat sangat excited pada kedatangan adik Kevin itu.

Pandu yang tadinya sedang fokus bermain game di sofa jadi berdecih kesal melihatnya. Padahal tadi Geraldi mengomel padanya dan tidak mau disentuh, tapi lihat sekarang! Si manis malah memeluk erat Sandi yang baru saja datang.

"Mana Bibo milti-nya!"

"Boba kak..." Ralat Sandi seraya menyerahkan plastik berisi segelas Boba pesanan Geraldi.

Pandu berusaha membuang wajah, kalo cuma karena dibeliin Boba kenapa harus sampe peluk-peluk begitu? Geraldi kan bisa aja titip ke dia sebelum kesini tadi. Ia kembali memainkan game berusaha tidak menghiraukan keberadaan Geraldi dan Sandi.

Sialnya Geraldi malah duduk di sebelahnya diikuti Sandi. "Keadaan kak Al udah mendingan sekarang?" Tanya Sandi masih dengan senyum lebar. Pandu merasa telinganya gatal mendengar panggilan Sandi untuk Geraldi, "ck sok akrab banget si taik." Batinnya sewot.

"Sehat! Selama leher gue gak apa-apa dan bisa nelan, artinya gue udah sehat! Tinggal tunggu luka-luka ini sembuh aja kok!" Jawab Geraldi semangat.

Pandu nyinyir dalam hati, biasanya Sandi suka jail dan ngegangguin Geraldi tiap ketemu. Sandi berubah jadi super baik ke Geraldi sejak kejadian penyelamatan barang bukti kemaren, kayaknya Geraldi habis melakukan adegan pahlawan yang bikin Sandi terharu berat. Ya harusnya bagus buat Geraldi karena makin banyak yang sayang, tapi Pandu gak suka banget liatnya. Gerah.

"Sandi kok beli satu? Gak suka Bobu?"

"Boba kak... Sandi suka kok."

Setelah itu Geraldi malah melakukan hal yang membuat Pandu semakin kesal. Anak manis itu malah menyodorkan sedotan Boba miliknya ke depan bibir Sandi, "rasain nih! Kamu kan yang beli, masa gak minum sama sekali?!"

Sandi dan Pandu punya pemikiran yang sama yaitu... "Ciuman gak langsung!" Tapi kayaknya Geraldi sama sekali gak menyadari maksud tindakannya sampe ke arah sana, murni berbaik hati ke orang yang udah dia titipin Boba.

Begitu mulut Sandi terbuka buat nerima sedotan Boba yang udah ada di depan bibirnya, Pandu segera menarik tangan Geraldi dan merebut gelas Boba itu. "Lo sakit malah minum Boba! Dasar tolol!" Marah Pandu seraya membuka tutup gelas Boba tersebut lalu meneguknya hingga habis menyisakan es batunya saja.

Sandi menganga lebar sementara Geraldi terlihat sangat marah. "PANDU! BOBI GUE!" Jeritnya sambil merebut gelas Boba yang hanya tersisa es batu dan beberapa biji Boba.

Amicizia Complicata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang