Bab 32

176 25 7
                                    

Bab flashback Dimas yang sebenarnya
Kalo ada yang bilang, "kok beda sama yang di Bukan Ulin Biasa?"
Sama kok alurnya, cuma mungkin ada beberapa yang Dimas lupakan atau salah ingat karena ingatannya makin samar-samar setelah dia dapat kepribadian ganda. Jadi bukan salah tulis atau apa yaa.

Yang nunggu Dimas-Angga ada di bab setelah ini jadi stay tune.

⚠️⚠️⚠️ AUTHOR'S NOTE ⚠️⚠️⚠️
Asli, gimana ya. Aku ngetik bab ini aja kena mental sampe nunda up mulu sejak bulan kemaren, jadi kuharap kalian gak baca bagian ini kalo gak kuat. Bakal kukasih preview di chapter depan deh buat yang skip bab ini.



⚠️⚠️⚠️CW⚠️⚠️⚠️
Contains rape, noncon, pedofilia, violence, harsh word, profanities, mental illness

.

.

.

.

Siapa itu Arzan? Ia memergoki apa? Kenapa ingatannya terasa sangat samar dan berantakan?

Dimas memegangi kepalanya yang berdenyut sakit, seketika terlewat sekelebat kejadian yang terpotong dan kurang jelas dalam ingatannya.

Sebenarnya, dia ini kenapa? Dimas terus bertanya-tanya pada dirinya kenapa ia tidak bisa mengingat beberapa kejadian dalam hidupnya.

Ingatannya sejak kecil hingga masa kelas 3 SD terkenang dengan sangat rapi, tapi ingatannya setelah itu terasa sangat kabur dan buram... Seakan dirinya digantikan oleh orang lain selama beberapa saat.

Dan orang yang menggantikannya... Membuat banyak masalah dan kekacauan yang merepotkan dirinya.

Semuanya berasal dari hari itu, hari ketika ia menemukan Arzan di kamar papanya.

Ingatan Dimas kembali pada beberapa tahun lalu, saat dirinya masih bocah kelas tiga SD yang ditinggalkan oleh sang mama bekerja keluar kota. Dimas sering bertemu dengan Arzan, pemuda manis yang bekerja sebagai sekretaris papanya.

Sudah beberapa hari ini Dimas tidak bertemu Arzan lagi, padahal ia ingin meminta permen dan jajan seperti biasanya. Ia suka sekali lelaki manis yang selalu memanjakan dirinya untuk menggantikan rasa rindunya pada sang mama.

Malam itu Dimas pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Namun, ia malah mendengar isakan tangis dari kamar papanya. Dimas takut tetapi juga sangat penasaran pada keadaan kamar sang papa, lagipula ia bukan orang yang mempercayai keberadaan hantu.

"Lepas, Ris!"

PLAK!!! Suara tamparan yang sangat keras terdengar tepat setelah jeritan tadi. Dimas merinding sekujur tubuh, ini bukan hantu melainkan manusia.

Suara tersebut berasal dari kamar orang tuanya. Apa mama sudah pulang? Apa orang yang bertengkar itu mama dan papanya? Tapi suara yang terdengar tadi jelas lelaki dan itu bukan suara papanya. Dimas melangkah pelan, mendekati kamar orang tua yang  pintunya agak terbuka.

Pemandangan yang ia lihat sangat tidak menyenangkan. Jelas itu merupakan hal mengerikan bagi anak sekecil Dimas. Arzan dalam kondisi terikat dan hampir telanjang, warna pipinya merah sempurna sebagai pertanda bahwa tamparan keras tadi mengenai area itu. Papa Dimas masih memakai kemeja namun semua kancingnya sudah terbuka, bahkan retseleting celana kantornya sudah terbuka. Arzan terlihat berjuang menggeliatkan tubuh sebisa mungkin untuk menghindari tangan sang papa yang meraba area intimnya.

Arzan tersiksa karena papanya, Dimas mundur perlahan dan tidak ingin membuat keributan apapun. Tubuhnya bergetar, ia menutup mulutnya sendiri untuk menahan keluarnya jeritan yang dapat menarik perhatian orang di dalam kamar. Ia harus meminta bantuan seseorang untuk membebaskan Arzan, bocah lelaki itu berusaha mengingat sosok yang mungkin bisa dimintai pertolongan di area rumah.

Amicizia Complicata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang