1. Awal

272 7 0
                                    

"Tuhan, Key capek!"

"Key mau pulang ... Key lelah hidup seperti ini terus, Tuhan! Key mau bahagia ... Key benci menderita ... Key benci dunia ... dan Key benci mama ..., " raung Keyla frustrasi.

"Tuhan ... bisa ambil nyawa Key sekarang, gak? Key capek ... Key mau istirahat, Key butuh ketenangan ... Key butuh kasih sayang ... Key butuh cinta tulus keluarga ... dan yang utama ... Key butuh kematian abadi," sambungnya melirih.

Keyla Anastasia T. Itulah nama panjang Keyla, sosok gadis yang sejak tadi terus meraung pilu dalam dekapan angin sejuk dan gelapnya malam. Keyla, gadis yang selalu mendapat kekerasan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan batin oleh sosok yang dipanggilnya mama.

Selama Keyla hidup, dirinya tidak tau apa kepanjangan dari T di akhir namanya, Keyla pernah mendengar mamanya pernah menggumamkan kata Therasa, entahlah. Keyla rasa kata itu adalah nama belakangnya, kala dia bertanya lebih lanjut kepada mamanya ... sang mama pasti menjawab bahwa nama itu diberikan berdasar kepada liontin yang sudah Keyla pakai sejak bayi. Keyla selalu berpikir, apakah dirinya bukan anak kandung Leni? Apakah Leni—mamanya—menemukan dia di suatu tempat? Atau apa?

Pikiran dan hatinya selalu berperang kala persepsi-persepsi buruk menghampirinya, jawaban bisa dia dapatkan dengan bertanya langsung pada sang mama. Namun, entah mengapa setiap Keyla mengajak sang mama berbincang, kekerasan dan kata-kata pedas tak berperasaanlah yang didapatkannya.

Sibuk bergelut dengan pikiran dan persepsinya, keyla tak sadar akan situasi sekitarnya sehingga tanpa disadari oleh Keyla, sebuah peluru melesat cepat dan bersarang di dada kirinya, tempat organ terpenting dalam tubuh manusia bekerja.

Dor!

Apakah ini akhir dari hidupku, Tuhan? Jika benar, terima kasih sudah mengabulkan keinginanku untuk segera pergi dari dunia penuh penderitaan ini, Tuhan. Tidak apa mati mengenaskan karena sebuah tembakan, asal diriku bisa merasakan kebahagiaan di masa depan yang telah lama kunanti-nantikan.

***
"Ap ... Apa yang hendak kau lakukan, Mas? Ap ... apa salahku? Mengapa kau menyakitiku?" tanya seorang gadis tergagap seraya melangkah mundur.

"Kau bertanya apa salahmu, Sayang? Mau kuberitau, heum?"

Pria itu menunjukkan seringai menyeramkan dan mengangkat dagu gadisnya dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. "Kau tau, karena dirimu yang bodoh ini ... kebebasan yang harusnya masih kugenggam erat lepas begitu saja, kesenangan penuh kebebasanku terenggut, itu karena siapa? Karena kau, jalang!" sentaknya.

Pria itu mulai mencengkeram kuat rahang gadis di hadapannya tanpa peduli ringis kesakitan yang dirasakan oleh sang istri akibat ulahnya. Karena marah melihat tangisan, tatapan sendu, serta ketidakberdayaan yang ditunjukkan istrinya, pria tersebut hilang akal dan ....

Bugh!
Krekk!
Brukk!
Aaakkhhh!

Aku ... menyerah, Mas. Jika Tuhan masih memberikan kesempatan hidup bagiku, kuharap aku bisa lebih tegar, lebih kuat, dan lebih berani lagi dalam mengambil tindakan.

Yuhuuu gimana-gimana? Awal yang menarikkah? Putus atau terus?

Takdir Kita (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang