Arthur bergegas membawa Reva ke dalam dan membaringkannya di atas sofa ruang tamu, Keyla meminta Andra membawa barang mereka ke kamar dan dirinya berusaha menyadarkan Reva dengan mengoleskan minyak kayu putih di pelipis, hidung, dan kedua telapak tangannya.
"Astaga, Bunda ... kenapa bisa sampe pingsan gini, sih?" risau Keyla.
"Bagaimana tidak pingsan jika Nenek melihat orang yang selama ini dikabarkan telah tiada secara tiba-tiba hadir di hadapannya, Mom? Tentu akan terkejut banget," sahut Andra yang baru selesai meletakkan barang mereka.
"Bunda aja seshok ini, bagaimana dengan mama, nanti? Astaga!" tukas Arthur.
"Semoga aja gak jantungan, oma nanti!"
"Heh!"
Andra terkekeh mendengar seruan kedua orang tuanya, "Andra yakin sih, oma bukannya pingsan malah histeris, kita lihat aja nanti!"
Arthur dan Keyla menggelengkan kepala tak habis mendengar penuturan putra mereka yang begitu meresahkan dan halal untuk dibuang. Tak lama kemudian, Reva mulai sadar dari pingsannya dan berusaha bangkit dibantu Keyla yang berdiri tepat di sisinya.
"Ke ... Keyla?"
"Iya, Bunda, ini Keyla. Key, ta ... tadi Bunda lihat ... ada Arthur di ... sini, Bunda rasa .... "
"Bunda, yang Bunda lihat emang beneran Mas Arthur, itu orangnya!" potong Keyla menunjuk Arthur-di single sofa bersama Andra-yang masih segan untuk mendekat.
Reva mengalihkan perhatiannya ke arah yang Keyla tunjuk, "Be ... benarkah? Key, tapi saat itu .... "
"Bunda, kita tunggu ayah sama bang Jeff datang dulu, ya? Nanti Arthur jelaskan segalanya kepada kita semua," ujar Keyla yang diangguki sang bunda.
Arthur mendekatkan diri pada Reva, kemudian pria itu menyalami tangan ibunda dari sosok yang dicintainya kemudian tersenyum tipis. "Maaf kalau kedatangan Arthur yang tiba-tiba bikin Tante kaget bahkan pingsan gitu, Tante. Singkatnya Arthur bertemu Keyla dan Andra di Raja Ampat ketika mereka liburan berdua lalu, kita pulang bersama setelahnya," jelas Arthur singkat yang mulai dipahami Reva bagaimana mereka bisa bertemu.
"Gak papa, jangan panggil Tante, panggil Bunda aja kaya biasanya. Bunda seneng lihat kamu kembali kepada keluarga kita, sekarang saatnya kamu buktikan keseriusan kamu untuk rujuk dengan Keyla kepada ayah dan Jeff nanti. Tentu kamu masih mau rujuk dengan Keyla kemudian hidup bersama membangun keluarga yang harmonis bersama Andra atau mungkin adik-adik Andra nanti."
Deg!
"Bu ... Bunda .... "
"Kenapa, Key? Bunda salah? Nggak, 'kan? Toh, kamu dan Arthur masih muda, kalian masih bisa membuat Andra mendapat adik yang cantik dan tampan. Andra, kamu mau punya adik, 'kan?"
"Tentu, Nek! Siapa yang gak mau punya adik? Aku pengen punya adik yang lucu dan manis kaya Mommy."
"Tuh, Andra aja mau. Sebelum itu, kalian harus rujuk dulu baru bisa wujudkan keinginan Andra, Bunda gak mau kalian udah usaha sebelum sah!" seru Reva membuat wajah Keyla dan Arthur merah padam karena malu.
"Bunda sama Andra kenapa malah ngomong gitu, sih? Usaha luluhin ayah aja belum Mas Arthur lakuin udah mikir ke sana, Key gak suka, ih!"
"Loh, gak suka gimana, Mommy? Padahal setiap Mommy nangis, Mommy selalu bilang gini, 'Andai kamu gak pergi, mungkin kita udah hidup bahagia sama Andra atau bahkan adik-adik Andra lainnya, Mas,' gitu Mommy bilangnya."
"Andra!" pekik Keyla malu. Ingin rasanya Keyla menenggelamkan diri di rawa-rawa karena tak kuasa menahan malu akibat ucapan frontal bunda dan anaknya.
Arthur menatap penuh godaan pada Keyla yang wajahnya semakin merah padam, "Sayang, gimana kalau kita buat sekarang aja? Kamu kan pengen kasih Andra adik, hayuk kita buat!"
![](https://img.wattpad.com/cover/340368441-288-k298467.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Kita (END)
Romance"Kamu yang nikah, kenapa harus aku yang susah?" "Maaf ... Mau menolak pun kita gak bisa melawan takdir, Key." "Kenapa harus aku yang kamu pilih? Kenapa?" "Maaf .... " "Mengapa berakhir seperti ini, Tuhan?" *** Keyla Anastasia, sosok gadis yang tak p...