33. Masih Berharap

37 3 0
                                    

"Andra pulang!" seru Andra sesampainya di Kediaman Alexander.

"Cucu Oma udah pulang, bagaimana sekolahmu? Kau tidak bolos, 'kan?" sambut Melissa menatap penuh intimidasi cucu tertuanya.

"Nggak, dong, Omaaa .... "

"Nggak apa? Gak salah lagi, maksudnya?" sarkas Melissa mengundang ringisan hadir dari bibir Andra.

Melissa menghela napas panjang, "Oma heran deh, sama kamu, kenapa kamu mau repot-repot masuk sekolah kalau pada akhirnya kamu bolos juga? Kenapa gak leha-leha aja di rumah menjadi beban keluarga? Sepertinya lebih menyenangkan daripada kamu izin sekolah, tetapi kenyataannya kamu ilang gak ditemu nyangsang di mana," omel Melissa tak habis pikir dengan tingkah ajaib cucunya.

"Omaku Sayang ... sejujurnya Andra pengen banget kaya gitu, tetapi ... Oma tau sendiri gimana mommy kalau liat Andra diam di rumah leha-leha, udah kaya rentenir nagih utang, cerewet banget!"

"Heh! Berani kamu ngatain mommy  sendiri kamu, ya!" seru Melissa.

Andra tertawa kecil, "Selagi gak ada orangnya, Andra bebas ngatain mommy apa aja, gak akan dihukum juga, 'kan?"

"Oh ya, bay the way anyway busway Omaa, mommy mana? Tumben banget dia gak sambut anak kesayangannya yang tampan ini? Mommy gak papa, 'kan?" sambung Andra mulai cemas.

"Mommy kamu gak papa, kok, kebetulan tadi dia izin ke Oma untuk pergi ke rumah Reva, nenek kamu, katanya sih mommy kamu kangen sama orang tuanya, mau nyusul?"

"Yaudah deh, Andra susul mommy ke sana, lagian Andra juga kangen sama kakek dan nenek, Andra pamit ke sana dulu, ya, Oma, bay!"

"Andra, ganti baju kamu dulu!" teriak Melissa yang tak diacuhkan oleh Andra.

"Hihhhh, anak itu!"

Senyum kecil terbit di wajah Melissa, "Arthur, putraku, kau tau, Andra putramu telah tumbuh menjadi remaja tampan yang menyebalkan, persis seperti dirimu, jika disandingkan denganmu ... mungkin orang lain akan langsung mengatakan bahwa dia putramu, karena wajah kalian ... sikap kalian .... "

"Bahkan hobi dan kebencian kalian akan sesuatu sama persis, entah mengapa Mama masih mengharapkan dirimu kembali hadir di tengah keluarga ini, sayang ... kembalilah jika kau masih hidup, bersatulah kembali dengan keluarga kecilmu, putraku," gumam Melissa mengelus foto Arthur yang tengah bersedekap menghadap kamera dengan setelah kantor.

***
Andra memarkirkan motor ninja miliknya di depan pagar, pria itu tak ragu untuk melemparkan kunci motor pada Pak Leo yang langsung dengan sigap menangkap kunci motor remaja tersebut. For your information, Pak Leo kini bekerja pada Keluarga Theodore setelah perpisahan yang terjadi antara Arthur dan Keyla belasan tahun lalu.

Pak Leo pun menjadi saksi bagaimana kehancuran hidup serta penyesalan yang penuh akan kepedihan seorang Keyla Anastasia Theodore dengan putranya, Alfeandra Rodriguez Theodore Alexander sehingga pria yang berusia hampir satu abad itu memaklumi sikap meresahkan Andra dan menerimanya dengan lapang dada.

"Yuhuuu spada! Adakah orang di dalam? Pangeran Alfeandra mau masuk, siapkan red carpet seorang pangeran!" Pekik Andra tanpa peduli bahwa gerakannya mengganggu orang rumah ataupun tetangga sekitar.

"Wah, wah, wah ... lihatlah siapa yang datang! Sang Beban Negara telah hadir menyapa kita, saudara-saudara! Mari, berikan sambutan kalian!"

Hening ....

"Ah ... sayang sekali, sepertinya pemirsa setia drama kita tidak berminat menyambut Beban Negara, kasihan sekali si Beban ini," decak Pria paruh baya yang mengundang tatapan sinis Andra muncul di permukaan wajahnya.

"Cih, mengapa harus pria tua seperti dirimu yang menyambut kedatanganku? Aku seorang Pangeran, harusnya sebagai pria tua atau pengawal setia Mommy–ku, kau harus patuh dan tunduk padaku, kau tau?"

"Hentikan perdebatan nyeleneh kalian berdua sebelum aku memberikan suntikan virus kepada kalian berdua!" seru seorang wanita paruh baya dengan tangan berkacak pinggang.

"Jangan salahkan aku, Aunty! Salahkan saja Uncle Jeff yang memicu perdebatan dengan mengejekku!" ucap Andra.

Pria paruh baya tersebut adalah Jeff, abang kesayangan Keyla dan wanita paruh baya tadi adalah Syifa—istri Jeff—yang dulunya merupakan dokter pribadi Keluarga Theodore, Kini menjadi menantu Keluarga Theodore.

Jeff menikah dua tahun setelah kecelakaan yang terjadi pada Arthur dan kini pria itu dikaruniai seorang anak perempuan setelah sepuluh tahun menanti kehadiran buah hati yang kini usianya menginjak setahun lebih bernama Farida Azalia Theodore.

"Mas, nanti malam jangan salahkan aku jika kau harus tidur di luar bersama para nyamuk yang tengah memburu darah segar setiap malamnya!" ancam Syifa membuat Andra menatap sang Uncle dengan tatapan mengejek.

Jeff mendengkus kesal, hendak protes pada sang istri, tetapi tatapan tajam penuh peringatan membuat Jeff mengurungkan niatnya, yang bisa pria itu lakukan hanya pasrah sembari menatap penuh permusuhan pada keponakan nakalnya satu itu.

"Andra, kau ingin bertemu Mommy—mu, bukan? Pergilah ke kamarnya dan temui dia, Aunty rasa dia membutuhkan dirimu," tutur Syifa yang dipatuhi oleh Andra.

Krek.
Sial!

"Mas!"

"Andra menginjak kakiku, Sayang ... lihatlah! Kakiku sedikit merah dan ini terasa nyeri," adu Jeff tak ingin disalahkan.

"Kau jangan seperti anak kecil, ingatlah usiamu yang telah memasuki kepala empat, Mas! Andra hanyalah remaja, wajar saja jika dia tampak menyebalkan, berbeda denganmu yang jika bersikap layaknya anak remaja, itu tidaklah wajar sama sekali!" ketus Syifa.

Hohooo ... remaja kurang ajar itu berhasil mencuci pikiran istrinya, ini tidak bisa dibiarkan! Saat Jeff hendak mengeluarkan suara, Syifa kembali menatap tajam dirinya dengan tatapan yang seakan mengatakan, 'Diam, atau kau tau akibatnya!' Dan entah apa hukuman berat yang akan diterimanya dari sang istri setelah ini, itu semua karena remaja kurang ajar bernama Andra yang sialnya adalah putra kesayangan wanita-wanita tercintanya.

"Keponakan sialan!" cecar Jeff.






See you next chapter!!!

Takdir Kita (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang