13. Sandiwara yang Menyesakkan

38 2 0
                                    

"Non Key, udah bangun toh. Lagi ngapain pagi-pagi gini di dapur, Non?" tanya Pak Leon kala dirinya menemukan Keyla di dapur.

"Key mau masak, Pak."

"Sepagi ini, Non?"

Keyla terkekeh, "Iyya, Pak. Soalnya jam tujuh nanti mas Arthur ada meeting sama klien penting dari luar negeri, saya takut kalau kesiangan masaknya yang ada Mas Arthur jalan ke kantor dalam keadaan perut kosong, Pak."

"Saya kagum sama Non Key."

"Kenapa gitu, Pak?"

"Nggak, meskipun tuan Arthur selalu memperlakukan Non Key dengan buruk, bahkan  ... maaf, layaknya binatang. Namun, Non Key tetap tabah, sabar, dan senantiasa menjalankan kewajiban sebagai seorang istri dengan lapang dada, sejujurnya tuan Arthur beruntung memiliki wanita sebaik Non Keyla sebagai istrinya. Akan tetapi, ya ... gitu deh!" tukas Pak Leon.

"Yaa mau bagaimana lagi, Pak? Sudah kewajiban Key berbakti kepada suami dengan sepenuh hati mau bagaimanapun perlakuan buruk suami Key selama ini."

"Benar juga, tetapi Non Key harus ingat keadaan Non Key sekarang, jangan terlalu lelah atau stress karena itu bisa bahaya akibatnya."

"Kalau itu sudah pasti, Pak! Yaudah, Key lanjut masak dulu ya Pak," balas Keyla dengan gaya tangan hormat pada Pak Leon.

"Silakan lanjut, Non! Kalau butuh apa-apa Non Key bisa kasih tau Bapak, nanti Bapak bantu."

"Sipp!"

Bertahan, ya Sayang? Mommy harap kamu bisa bertahan sampai kamu bisa ketemu Mommy dan kita hidup bersama, maaf jika pada akhirnya kita harus berpisah dari daddy. Sebab, Mommy hanya ingin yang terbaik untuk kamu, kuatkan hati kita dalam menghadapi sikap buruk daddy nanti, ya?

Jangan sampai kau memberikan pertanda kehadiranmu di depan daddy, karena Mommy gak mau dia tau dan melukai kamu, –batin Keyla menatap seraya mengelus perutnya yang tertutupi daster longgarnya.

"Baiklah, saatnya kita masak!"

Keyla memasak nasi goreng seafood favorit Arthur untuk menu sarapan kali ini, tentu sarapan yang dibuatnya khusus untuk Arthur dan Syakira. Sedangkan dirinya? Dirinya hanya bisa makan nasi putih dan tteokbokki yang menjadi sarapan kegemarannya sejak hamil, aneh?

Ya ... Keyla rasa begitu, tetapi entah mengapa hanya memakan hal tersebut di pagi hari, dirinya tidak merasakan mual atau apa pun, berbeda jika dirinya memakan nasi dan lauk lain, tentu dirinya akan berakhir mual dan lemah.

"Selamat pagi, Keylaku tercinta!"

Deg!

"Astaga! Abang ngapain pagi-pagi di sini? Gak mungkin dong, menemui sahabat tersayang?" sembur Keyla yang pastinya dibalas senyum lebar oleh Jeff.

"Udah masak?"

"Udah, ngapain nanya?"

"Pastinya numpang makan, dong!"

"Helleh ... makanya jan males! Nih, mau rasain masakan Keyla, gak?"

"Apa itu?"

"Tteokbokki, mau?"

"Wah ... mau, dong! Bagi, ya?"

"Gak boleh! Ini punya Key, Abang ambil yang di wajan aja, banyak tuh!"

"Gak mau, Abang maunya yang ini, Sayang! Kelihatannya enak deh, pas habis kamu hias pake sayur dan kawan-kawan, tapi tunggu deh! Bukannya tteokbokki ini pasangannya biji wijen dan bawang aja, ya? Kenapa kamu tambahin sawi mie dan ayam, Sayang? Kamu sehat, 'kan?"

Takdir Kita (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang