7. Semu

47 2 0
                                    

Ceklek.
Deg!

"M ... Mama? Papa?"

"Ah ... menantuku telah datang! Rendra, menantu kita Keysia telah datang!" seru Melissa dan memeluk sayang tubuh menantunya.

"Mama, Papa, kapan kalian sampai? Maaf, Key gak bisa sambut kalian berdua."

"Kita baru saja sampai, tetapi Arthur bilang kau tidak ada di rumah. Kau dari mana, Keysia?"

Deg!

Tatapan Keyla terarah ke depan, tepat di mana Arthur berdiri di anak tangga dengan tersenyum remeh padanya. "Oh, Key dari taman kota, Pa. Yaa menikmati udara segar di pagi hari sambil olahraga pagi, bukankah olahraga pagi sangat menyehatkan tubuh? Jadi, Key keluar pagi-pagi buta," alibi Keyla.

Oh, Tuhan ... maafkan Key yang harus berbohong pada Mama Melissa dan Papa Rendra, maafkan Key ... gak mungkin Key mengatakan hal yang sebenarnya,  yang ada Mas Arthur dipukul habis-habisan oleh Papa Rendra.

"E ... eum ... yaudah, Key izin ke kamar dulu buat bersih-bersih, ya Ma, Pa."

"Baiklah, bersihkan dirimu terlebih dahulu."

"Iya, Ma. Sebentar lagi Key akan turun untuk menyiapkan sarapan, kalian mau Key buatkan kopi atau teh?"

"Gak perlu, Sayang. Kamu bersih-bersih aja dulu, masalah kopi dan teh biar Mama yang buat sendiri."

"Jangan, Ma. Biar Key aja, kalian tunggu di ruang makan dulu. Key gak akan lama!" pungkas Keyla berlari menaiki tangga dengan terburu-buru.

"Jangan berlarian di tangga, Key!" teriak Melissa yang hanya dibalas cengiran oleh menantunya.

Setelah membersihkan diri, Keyla mulai bertarung dengan alat dan bahan dapur di atas perapian untuk menyiapkan sarapan keluarganya. Masalah memasak, jangan kalian ragukan bagaimana rasanya sebab, sejak kecil Keyla sudah bisa memasak atas perintah keras dari mamanya.

"Apa yang sedang kau masak?"

"Hanya nasi goreng biasa, bahan dapur sudah habis. Jadi, Key hanya memasak nasi goreng untuk pagi ini, Mas Arthur gak keberatan, bukan?"

"Tidak, apa pun yang kau masak, akan kumakan dengan sepenuh hati," balas Arthur lembut.

Keyla tersenyum miris, "Baiklah, Mas duduk aja selagi Key memasak."

"Bagaimana jika aku tidak mau?"

"Mas, ayolah .... "

"Kiss me, baru setelah itu aku akan duduk."

Deg!

"Dramamu sungguh menyentuh hatiku, Mas Arthur!" bisik Keyla seraya memberikan apa yang Arthur inginkan dan tersenyum tipis di akhir tindakannya. Hal yang Keyla lakukan berhasil membuat tubuh Arthur menegang seketika, pria itu tak menyangka bahwa gadis berstatus istrinya bisa seberani ini melakukan hal yang dia minta tanpa protes atau setidaknya memberi penolakan.

"Relax, Mas. Kau tampak seperti pria bodoh yang baru mengenal dunia percintaan," kekeh Keyla kemudian melanjutkan memasaknya.

"Aduh-aduh ... pasutri satu ini mesra banget, sih ... Mama yang ngeliat sampe mau kaya gitu juga, selalu seperti ini, ya Sayang."

Deg!

"M ... Mama? Se ... sejak ... kapan Mama berada di sana?" Sial! Keyla gugup karena tindakan bodohnya itu terlihat oleh mertuanya, astaga ... seseorang tolong bantu Keyla keluar dari suasana memalukan ini!

"Gak perlu gugup gitu, Sayang. Wajar kok, kalian mesra gitu tanpa tau tempat, dulu pas Mama sama papa baru nikah juga gitu. Akan tetapi, lain kali harus tau tempat, ya? Biar gak ada yang lihat dan iri melihat kemesraan kalian berdua."

Blush!

Oh, Tuhan ... Key malu banget, huhuu ....

Klek.

"Sini aku bantu!"

"Gak perlu, Mas! Key bisa sendiri, kok. Mas Arthur duduk aja yaa," cegah Keyla cepat yang dipatuhi oleh Arthur.

Keyla menyajikan masakan yang telah dibuatnya di atas meja, gadis itu melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri seperti apa yang Melissa lakukan, yaitu melayani suaminya.

"Segini cukup, Mas?"

"Tambah sedikit lagi."

"Segini?"

"Nah, sip. Makasih, Sayang!"

Cup.
Blush.
Deg!

Keyla tertegun mendapat kecupan singkat dari Arthur di pipinya, tatapan kosong terbit tanpa diminta. Andai segala perlakuan manismu padaku ini nyata, Mas ... niscaya aku akan menjadi wanita paling bahagia di dunia karena bisa mendapatkan suami tampan lagikan romantis sepertimu. Namun, segala perlakuan manismu ini hanyalah semu dan akan hilang ketika kita kembali hidup berdua di rumah setelah kepulangan kedua orang tuamu.

"Key? Kenapa kamu gak makan, Sayang? Adakah yang mengganggu pikiranmu? Ataukah kau sedang sakit?"

"Ah, ng ... nggak, Ma. Key ... gak papa, gak ada yang Key pikirkan, Key cuma ... bahagia karena bisa mendapatkan kembali kehangatan keluarga melalui hadirnya Mama dan Papa, itu saja. Mama gak perlu khawatir," balas Keyla tersenyum tipis.

"Key rindu bunda?"

Air mata menetes dari ekor mata Keyla, gadis itu hanya bisa mengangguk perlahan sebagai jawaban. Lidahnya kelu, tak ada sepatah katapun yang bisa Keyla ucapkan setelah mendengar pertanyaan Melissa, entah mengapa pertanyaan akan rindu pada sosok Ibu begitu sensitif bagi diri Keyla. Rindu, ya? Apakah aku bisa merindukan sosok yang disebut ibu sedangkan sejak kecil aku tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang ibu? 

"Key gak perlu sedih, ada Mama dan Papa yang bisa Key anggap sebagai orang tua kandung Key sendiri. Jangan bersedih lagi, ya?"

"Benar apa yang Papa katakan, Key. Anggap kami sebagai kedua orang tua kandungmu," timpal Melissa yang disambut pelukan oleh Keyla.

"Terima kasih, Ma, Pa. Key sayang kalian!"

"Sama-sama, Sayang. Jangan bersedih lagi, okey?"

"Okey!"

"Ehem! Bisakah kita mulai sarapan ini?"

"Ah, maaf, Mas. Ayo, kita sarapan!"

***

Saat ini, Keyla dan Arthur sedang berada di kamar mereka. Meskipun hubungan keduanya tidak dapat dikatakan baik-baik saja, tetapi tak sekalipun Arthur meminta istrinya untuk tidur dengan kamar terpisah sebab, hal yang Arthur takutkan adalah kedua orang tuanya mengetahui bagaimana hubungan pernikahan ini berjalan tak seharmonis kelihatannya dan akan menimbulkan masalah besar bagi Arthur sendiri.

"Mas, sebaiknya kau tidak ke kantor hari ini."

Arthur menatap tajam Keyla, "Siapa kau berani mengaturku, hah?"

"Maaf, bukannya Key mau ngatur Mas Arthur. Key cuma mau kita, ah ... maksud Key, Key cuma mau Mas Arthur menghabiskan waktu bersama kedua orang tua Mas sebelum keduanya berangkat ke Melbourne besok siang, itu saja. Jika Mas gak mau, yaudah gak papa. Key cuma kasih saran aja sih, gak lebih."

"Hm, baiklah."

Keyla menatap Arthur dengan tatapan gembiranya, "Benarkah?"

"Hm, jangan salah paham akan tindakanku hari ini! Itu semua kulakukan karena mama dan papa berada di rumahku, kali ini kau bebas dari hukumanku, tetapi jangan harap besok kau akan lepas dari hukumanku, bitch!"

Tatapan gembira Keyla memudar, gadis itu mengangguk lesu. "Key tau, tak akan semudah itu bagi seseorang untuk terlepas dari sikap aslinya, termasuk kamu, Mas."

"Jika kau sadar, maka baguslah! Aku tak perlu menjelaskan semuanya dengan tindakan yang akan menguras habis tenagaku karena perempuan murahan sepertimu!"

Deg!









See you next chapter!!

Takdir Kita (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang