24. Siapa Dia?

51 2 0
                                    

"Bunda? Apa maksud Bunda keadaan Key dan bayinya kritis, Bunda?" tanya Jeff setelah dirinya sampai di rumah sakit.

"Benturan yang terjadi pada Keyla membuat keduanya kritis, mau tak mau dokter harus menjalankan operasi demi keselamatan mereka berdua. Bagaimana menurutmu, Jeff?"

"Tidak adakah jalan lain selain operasi, Bunda?"

"Dokter Syifa mengatakan hanya itu satu-satunya jalan, Sayang."

"Di mana ayah?"

"Ayahmu sedang mengurus administrasinya dan dia meminta Bunda menunggumu untuk mengambil keputusan, bagaimana?"

"Lakukan yang terbaik untuk mereka berdua!" Bukan Jeff yang menjawab, melainkan Arthur yang baru saja tiba dengan napas terengah dan mendapat tatapan permusuhan dari Jeff.

"Siapa kau berani mengambil keputusan untuk adik dan keponakanku, huh?" desis Jeff.

"Meskipun kami telah bercerai, anak itu adalah anakku, bukan?"

"Cih, siapa yang mengatakan dia anakmu, brengsek? Dia adalah anak pria lain, bukan dirimu!"

"Jeff, hentikan! Baiklah, Arthur kau tanda tangani surat ini dan berikan pada Dokter Syifa di ruangannya, kau tau ruangan dokter Syifa?"

"Arthur tau ruangan dokter Syifa, Arthur akan ke sana menemui dokter Syifa untuk melakukan tindakan."

"Bunda!"

"Jeff, demi kebaikan dan keselamatan Keyla serta bayinya, mengalah, okey?"

"Baiklah. Namun, jangan harap kau bisa menemui adik dan keponakanku setelah ini, paham?" Reva hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sikap sinis Jeff pada sahabat kecilnya sendiri, tetapi dia paham bagaimana perasaan putranya.

Reva dan Jeff menanti Arthur juga Emil yang tengah mengurus segala keperluan untuk proses persalinan Keyla yang saat ini dalam keadaan tidak baik-baik saja. Entah bagaimana respon Emil ketika melihat Arthur berada di sini, mungkin pertengkaran takkan terelakkan jika sampai keduanya bertemu mengingat bagaimana menyesal dan sayangnya Emil pada Keyla.

"Bunda, Jeff, bagaimana? Apakah dokter telah mengurus segala persiapan operasi Keyla?" tanya Emil membuat Jeff dan Rena bangkit dari duduknya.

"Kami baru saja menandatangani syarat dan ketentuan yang berlaku sebelum mereka menjalankan operasinya, Yah."

"Syukurlah, Ayah harap Keyla dan bayinya selamat pasca operasi, Ayah tak akan memaafkan siapa saja yang berkaitan dengan kecelakaan yang menimpa Keyla, Ayah akan membunuhnya saat itu juga jika bertemu!"

Deg!

Oh, Tuhan ... bagaimana jika Ayah mengetahui segalanya? Jauhkanlah Arthur dari suamiku, Tuhan.

"Aku telah mengurus segalanya, sepuluh menit dari sekarang dokter akan melakukan operasi."

Deg!

Selamatkanlah Arthur dari kemarahan singa jantan ini, Tuhan ....

"Kau? Untuk apa kau kemari, hah?" bentak Emil.

"Ayah, Arthur hanya ingin melihat keadaan Keyla, itu saja. Tenangkan dirimu, okey? Ingatlah, ini rumah sakit!" Reva mengelus lembut lengan kekar suaminya yang telah menampakkan uratnya sebagai tanda bahwa pria paruh baya itu tengah menahan emosi dan siap meluapkannya.

"Urusanmu sudah selesai di sini, Arthur. Jadi, pergilah sebelum kuhabisi kau!" desis Jeff.

"Tidak, aku ingin melihat keadaan mereka."

"Jangan harap! Kau yang telah membuat mereka seperti ini, bajingan!"

Deg!

"Apa maksudmu, Jeff?"

Takdir Kita (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang