"Keyla, bisakah aku meminta bantuanmu?"
Keyla yang saat itu tengah berkutat dengan bahan serta alat dapur di atas perapian pun tersentak melihat keberadaan Syakira yang tiba-tiba saja berada di dekatnya. Wanita itu menetralkan keterkejutannya dan mengiyakan ucapan Syakira dengan anggukan setelah berhasil menetralkan deru jantungnya yang menderu.
"Bisakah kau membuatkanku brownies chocolate or red velvet cake? Aku ingin membawakan kue itu untuk makan siang nanti di kantor bersama Arthur, bisakah kau membuatkannya?"
"Tentu, Nyonya. Akan saya buatkan setelah saya selesai memasak menu makan siang nanti," balas Keyla tersenyum tipis guna menyembunyikan sesak di dada. Harusnya, dia yang membawakan Arthur makanan ataupun masakan ke kantor, harusnya ... dia yang menyiapkan dan makan siang bersama Arthur di kantor, bukan wanita lain! Akan tetapi, semua hal itu hanya berdampingan dengan kata harusnya, dan takkan berubah menjadi kata sebenarnya.
"Kau tidak perlu memasak menu makan siang, nanti aku dan Arthur akan makan di luar karena ya ... Arthur sibuk dengan proyek yang akan dilaksanakan bulan depan. Jadi, buatkan saja cake itu sekarang, kau bisa?"
"Baiklah, Nyonya. Akan saya buatkan setelah saya menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, sebentar!"
"Keyla, bisakah kau memanggilku Kakak dan tidak berbicara formal padaku? Kurasa ... usia kita hanya terpaut dua atau tiga tahun saja, aku ... sedikit risih mendengar kau bersikap formal dan memanggilku Nyonya, bisakah?"
"Akan tetapi, bagaimana jika tuan Arthur akan .... "
"Aku yang menyuruhmu, jadi ... dia tidak akan marah."
"Baiklah, Kak. Key akan siapkan segalanya, Key ke belakang dulu."
"Itu terdengar lebih baik, terima kasih, Key!"
"Sudah menjadi tugas Key, Kak."
Keyla tersenyum sekilas pada Syakira dan melangkahkan kakinya menuju ruang penyimpanan alat untuk membuat kue, tetapi di pertengahan jalan langkahnya terhenti kala indra pendengarnya menangkap suara Pak Leon yang memanggil namanya berulang kali dengan sopan.
"Pak Leon? Ada apa, Pak?"
"Non Key ada keperluan apa ke belakang?"
"Key mau buat kue, Pak. Jadi, Key ke sini untuk ambil oven dan lain sebagainya, Key ke dalam dulu ya, Pak!"
"Eh, biar saya saja yang mengambil dan membawakannya, Non. Non Key diam aja di sini, ya?"
"Gak usah, Pak. Key bisa sendiri, kok. Key kan, kuat!"
"Bukan masalah kuat atau nggaknya, Non. Akan tetapi, sudah menjadi tugas saya mengawasi dan membantu Non Key setiap saat atas perintah tuan Jeff, jika tidak ... saya akan dimarahi habis-habisan oleh tuan Jeff nanti. Lagipula, Non Key gak boleh membawa ataupun mengerjakan sesuatu yang berat-berat, bahaya!"
Keyla terkekeh kecil mendengar perkataan pak Leon, "Yaudah kalau begitu, Key diam aja deh di sini, Pak Leon aja yang ngambil barangnya."
"Nah, itu lebih baik, Non. Tunggu sebentar!"
Setelah Pak Leon membawakan alat yang diperlukan untuk membuat kue sesuai permintaan Syakira, Keyla mulai menggerakkan jari-jemarinya dengan lincah untuk menciptakan makanan istimewa yang dimakan oleh suaminya. Ya ... meskipun nanti suaminya akan berpikir bahwa Syakiralah yang membuatkannya, tetapi tak masalah. Yang terpenting bagi Keyla adalah Arthur merasa senang memakan makanan buatannya.
Kue buatannya sudah siap, Keyla meletakkan red velvet cake di dalam tempat yang telah disediakan dan menghiasnya dengan sebaik mungkin sampai terlihat cantik serta menggugah selera bagi siapa saja yang mencium aroma kuenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Kita (END)
Romance"Kamu yang nikah, kenapa harus aku yang susah?" "Maaf ... Mau menolak pun kita gak bisa melawan takdir, Key." "Kenapa harus aku yang kamu pilih? Kenapa?" "Maaf .... " "Mengapa berakhir seperti ini, Tuhan?" *** Keyla Anastasia, sosok gadis yang tak p...