29. Gagal

55 1 0
                                    

First Day!

Arthur bersiap di depan kaca, pagi ini pria itu akan memulai perjuangannya mendapatkan kembali kepercayaan sekaligus cinta dari Keyla dan keluarga mantan istrinya terutama putra kandungnya, Andra. Ah ... apa yang dipikirkannya dulu sehingga tidak menyadari bahwa terdapat seorang janin dalam kandungan Keyla? Entah hal apa yang berhasil membuatnya menyakiti hati wanita sebaik dan semurni Keyla di masa lalu.

"Perfect!"

Arthur berjalan menuruni tangga dengan langkah lebar sedikit tergesa membuat Melissa yang baru saja tiba dari dapur menatap heran putranya, wanita paruh baya itu terus menatap intens sosok di hadapannya. Benarkah itu Arthur? Jagoan kesayanganku? Jagoan dingin lagikan pemarah yang sialnya adalah putra kandungku? Itulah kira-kira isi pikiran Melissa.

Melissa menarik baju belakang putranya sedikit kasar sehingga Arthur tersentak kaget dibuatnya, "Ke mana kau akan pergi, Arthur?" tanya Melissa menatap selidik putranya.

"Ma ... Mama? Sejak kapan Mama di sini?"

"Jangan mengalihkan pembicaraan, Arthur! Jawab! Ke mana kau akan pergi?"

"Arthur ada urusan sebentar, Ma. Kantor Arthur .... "

"Jangan beralibi urusan kantor kepada Mama! Mama tau yaa sejak lama kamu jarang ke kantor kalau bukan meeting penting yang harus kamu sendiri turun tangan!" seru Melissa.

"Arthur ada urusan di luar sebentar, Ma. Arthur janji, sebelum sore Arthur udah di rumah," sahut Arthur cepat.

"Urusan penting apa dari kantor dan menemukan keberadaan putri juga cucu Mama, hah? Lebih baik kamu cari Keyla dan cucu Mama sebelum Papa yang nemuin keberadaan mereka lalu, memisahkan kamu dengan mereka untuk sealamanya!"

Deg!

"Secepatnya Arthur janji akan bawa Key dan anak Arthur menemui Mama, Arthur janji!"

"Mama gak butuh janji, Mama butuh bukti!"

"Ma, Arthur lagi .... "

"Cari Keyla sekarang juga, Arthur!"

"Ma, dengerin Arthur dulu! Arthur udah temui keberadaan mereka, Arthur udah ketemu sama Keyla dan Andra, anak Arthur beberapa hari yang lalu."

"Yaudah, bawa mereka ke sini, Arthur! Kenapa kamu gak bilang sama Mama dan papa?" kesal Melissa.

"Untuk sekarang, Arthur gak bisa bawa mereka ketemu Mama dan papa."

"Kenapa?"

"Keluarga Keyla, Keyla, bahkan putra Arthur sendiri menolak keberadaan Arthur, Ma. Arthur lagi berusaha untuk dapetin kepercayaan mereka kembali sebelum Arthur mengajak Keyla rujuk dengan Arthur," tutur Arthur melirih.

Melissa menatap sendu putranya, meskipun masih timbul rasa kecewa dalam diri Melissa untuk Arthur, tetapi melihat putranya terpuruk seperti ini membuat hati kecilnya tersiksa. Ibu mana yang kuat melihat anaknya terpuruk dan putus asa ketika dilanda masalah?

Tidak ada seorang ibu yang kuat akan hal tersebut, Melissa hanya bisa mengharapkan hal baik segera datang menyapa kehidupan putranya setelah ini dan kesedihan yang dirasakan putranya terlupa karena kebahagiaan di masa depan.

"Jika kamu memang tulus ingin rujuk dengan Keyla, niscaya Tuhan akan memudahkan jalanmu, Arthur. Tetaplah optimis dan lakukan yang terbaik untuk masa depan kalian yang penuh kebahagiaan, Mama mendukung segala tindakanmu selagi itu tidak merugikan kalian semua," ujar Melissa menepuk pelan pundak putranya sebagai dorongan semangat.

"Pasti, Ma! Doakan Arthur bisa mendapatkan kepercayaan mereka kembali, setelah mendapatkannya Arthur akan buktikan bahwa Arthur akan membawakan ribuan kebahagiaan untuk mereka sehingga mereka merasa menjadi istri dan anak yang paling bahagia di dunia ini!" seru Arthur tersenyum lebar.

"Mama percaya jagoan Mama ini udah dewasa dan bisa!"

***
Arthur sampai di depan pintu kediaman Keluarga Theodore, dengan harap-harap cemas lagikan hati yang penuh akan rasa gundah gulana, Arthur mencoba mengetuk pintu di hadapannya. Ketukan pertama dan kedua tidak mendapat jawaban dari dalam dan begitupun seterusnya, tetapi Arthur tetap optimis dan tepat di ketukan ke sekian akhirnya pintu terbuka.

Tampaklah seorang wanita paruh baya menatap terkejut akan kehadiran Arthur di kediaman mereka, wanita itu adalah Rena, ibu Keyla yang kini mempersilakan Arthur masuk dan duduk di ruang tamu selagi menunggu wanita itu memanggil anggota keluarganya yang lain.

Tap ... tap ... tap ....

Glek!

Bantulah aku, Tuhan.

"Arthur? Untuk apa kau kemari lagi, huh?" sambut Emil menatap tajam pria dewasa di hadapannya.

"Maaf mengganggu pagi kalian, aku datang ke sini untuk memin .... "

"Jika kau mencari putriku, maka jawabannya dia tidak ada di rumah!"

Deg!

"Ayah!"

"Ada apa, Bunda? Ayah benar, Key sedang tidak berada di rumah," balas Emil.

Reva hanya bisa menggelengkan kepala, "Duduk dulu, Ayah, Jeff! Biarkan Arthur menyelesaikan ucapannya, baru katakan apa yang ingin kalian kemukakan, jangan bertingkah seperti anak kecil!"

"Jangan membantah!" tegas Reva kala suaminya hendak mengeluarkan protes.

Emil menghela napas panjang, "Katakan! Apa maumu datang ke kediamanku? Kau tidak lagi memiliki hubungan apa pun dengan putriku sejak tiga tahun lalu, apa yang kau inginkan? Katakan!"

"Sebelumnya maaf mengganggu pagi kalian sekeluarga, aku datang ke sini untuk meminta izin .... " Arthur menjeda ucapannya melirik segan pada Emil yang menatapnya tajam.

"Katakanlah, Arthur! Abaikan tatapan tajam pria tua di sampingku ini, anggap saja dia tidak ada!"

"Bunda!"

"Berhentilah menjadi anak kecil, Ayah! Ingatlah usiamu yang telah memasuki fase lansia, jangan berulah!"

Emil mendengus kesal, "Aku ingin meminta izin membawa Keyla dan Andra keluar, apakah boleh?"

"Tidak!" tandas Jeff dan Emil cepat.

"Andra?" beo Reva dengan mata yang menelisik wajah tampan Arthur.

"Benar, Andra. Dia ... putraku dan Keyla, bukan? Aku ingin ... mendekatkan diriku dengan Andra, putra kami dan ingin ... memperbaiki hubunganku dengan Keyla jika diperbolehkan."

"Kau yakin?"

"Yah, aku yakin, Jeff."

"Arthur, tetapi tidak bisa untuk sekarang, adik dan keponakanku sedang keluar kota dalam waktu tiga hari untuk mengurus pekerjaan Keyla sebagai desainer ternama, tentu kau tau hal tersebut, bukan?"

Arthur meluruhkan kedua bahunya lesu, "Ah ... aku melupakan hal tersebut," gumam Arthur yang masih didengar oleh semua orang di ruang tamu.

"Nak Arthur, kau bisa kembali lagi setelah tiga hari, kebetulan saat itu Keyla sedang free sehingga jika kau memang ingin mengajak mereka jalan-jalan sekaligus pendekatan, itu memungkinkan."

"Aku tidak akan mengizinkanmu kembali bersama putriku, Arthur!"

"Aku tau kesalahanku begitu besar dan tak pantas untuk dimaafkan, tetapi ... aku hanya ingin dekat dengan putraku, meskipun di ending nanti ... Keyla tidak mau rujuk denganku," jawab Arthur tersenyum tipis.

"Meskipun putriku mau rujuk denganmu, aku tidak akan mengizinkan dia kembali bersama pria brengsek sepertimu, persetan dengan keadaanmu yang dirumorkan telah berubah!" cecar Emil.

"Akan kubuktikan bahwa aku tidak akan mengecewakan kalian semua mulai saat ini, aku akan berusaha keras untuk memberikan ribuan kebahagiaan untuk mereka sebagai penebus segala kesalahanku."



















See you next chapter!!!

Takdir Kita (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang