44. New Home

88 3 1
                                        

Sejak Keyla mengambil semua kunci motor dan mobil yang ada di rumah, kedua pria yang begitu Keyla cintai pun hanya pasrah kala ketika beraktivitas di luar, mereka harus diantar-jemput oleh wanita menyebalkan yang sialnya begitu mereka sayang nan cintai.

Ingin rasanya mereka meminta kembali kunci kendaraan yang wanita itu ambil, tetapi seketika nyali mereka menciut saat mau bertindak, tatapan tajam penuh intimidasi Keyla berikan. Saat ini mereka tengah berada dalam perjalanan menuju rumah baru yang telah Arthur dan Andra persiapkan tanpa mengatakan pada Keyla.

Jadi, Arthur hanya mengatakan bahwa dia ingin ke suatu tempat pada sang istri tanpa mengatakan ke mana tepatnya tujuan mereka saat ini, ya ... anggap saja kejutan kecil untuk Keyla setelah pernikahan mereka.

"Mas, ini sebenarnya kita mau ke mana, sih?"

"Nanti kamu juga tau, Sayang, ikuti aja arahan aku. Kalau kamu capek, sini biar aku yang nyetir," balas Arthur.

Keyla berdecih, "Ingat, ya! Kalian masih dalam masa hukuman, gak ada kata menyetir kendaraan apa pun selama dua bulan, titik!" tandas Keyla membuat Arthur dan Andra mengembuskan napas pasrah.

"Mom, kita kan udah minta maaf, maafin, dong ... janji gak gitu lagi!" rayu Andra membuat Keyla melayangkan tatapan tajamnya.

"Mommy gak peduli, ya! Mau kalian ribuan kali minta maaf pun Mommy gak akan cabut hukuman kalian!" 

Lagi dan lagi ucapan sarkas plus ttaapan tajam Keyla menciutkan nyali dua pria berbeda generasi dalam mobil tersebut, pasrah adalah jalan terbaik sebelum kejutan mereka gagal dijalankan. Akhirnya hening menjadi teman mereka selama perjalanan ke mansion baru hasil jerih payah dua sosok tercinta seorang Keyla Anastasia Theodore, ah ... atau bisa kita sebut Keyla Anastasia Alexander?

Setelah menempuh jarak yang lumayan, Keyla mengernyitkan dahi bingung kala sebuah suasana perumahan mewah, sejuk, menenangkan, lagi menyegarkan mata kala melihat perumahan tersebut.

"Mas, kita mau ngapain ke sini? Memangnya kerabat Mas ada yang tiggal di sini? Atau ini rumah selingkuhan Mas, ya?" tuding Keyla di akhir kalimat membuat Arthur lantas menggeleng cepat.

"Astaga, Sayang ... omonganmu itu, lho! Cukup kamu istri aku, baik sekarang hingga akhir hayatku nanti," jawab Arthur.

"Ya ... habisnya kalau bukan ngenalin aku ke selingkuhanmu ngapain kita ke sini, hayo? Setauku kita gak ada tuh, kerabat dekat di Jakarta!"

"Mom, alangkah baiknya kita menuju tujuan utama kita, gak baik berhentikan mobil di depan tugu perumahan kaya gini. Halangi mobil lain masuk, Mom!"

"Jalan luas, cukup buat empat mobil masuk secara barengan kalau kamu buta!" sarkas Keyla.

"Astaga ... nyebut, Mom, nyebut! Tega banget doain anak sendiri buta, kualat tau rasa!"

"Heh! Harusnya kamu yang kualat ngelawan terus sama Mommy!" Keyla menarik telinga Andra yang membuat sang Mpu meringis kesakitan setelah menempatkan diri di sisi Andra yang duduk anteng di kursi belakang.

"Mommy gak boleh melakukan kekerasan pada anak, ada pasal dan hukuman yang harus Mommy tanggung dari perbuatan Mommy ke aku nanti!"  

Plak!

"Daddy ... look Mommy! Daddy ... tolongin Andra ..., " rengek Andra kala Keyla semakin mengeratkan jewerannya dan menggeplak punggungnya.

Arthur mengangkat bahu tak acuh dan mulai berpindah ke kursi pengemudi, "Kamu mau ngapain, Mas? Kamu masih dalam hukuman, ya!"

Arthur mengunci pintu dan menginjak pedal gas sehingga Keyla yang hendak beranjak keluar tertahan kemudian menatap penuh permusuhan pada suaminya yang mulai bersikap menyebalkan bagi Keyla.

"Daddy gak mau ikutan dan berakhir kena imbasnya, ya, Andra!" tukas Arthur kala melihat Andra ingin membuka suara.

Bahu Andra melemas dengan tatapan pasrahnya, Keyla yang masih dalam mode buruk pun menarik tanggannya dari telinga sang putra kemudian terdiam selama memasuki kawasan perumahan dengan tatapan yang senantiasa tertuju pada jendela mobil.

"Turun, yuk! Kita udah sampai," ujar Arthur membuat Andra bergegas turun diikuti Keyla yang menatap penuh tanya sebuah mansion besar di hadapannya.

"Andra, bantu Daddy turunin koper kita!"

"Oke, Dad."

Keyla masih diam di tempatnya mengamati anak-suaminya sibuk mengeluarkan koper yang entah kapan berada di bagasi mobil mereka, ketika Arthur menyuruhnya untuk masuk pun Keyla masih betah dalam keterdiamannya.

"Sayang, ini rumah baru kita. Sejujurnya sih, rumah ini sebagai kejutan dari aku dan Andra, selama ini kita pulang terlambat kabari kamu karena kita berdua nyiapin rumah impian kita yang jauh dari bayang-bayang masa lalu."

"Maafin kita karena udah bikin kamu khawatir tiap malam, ini semua akal-akalan aku, kok. Andra aku ajak kerja sama untuk merenovasi rumah baru kita agar kamu nyaman berada di sini, bahkan Andra yang memiliki ide untuk membuat tema rumah kita dengan tema klasik karena kamu suka hal klasik sejak dulu," terang Arthur berhasil membuat Keyla berkaca.

Andra yang tak ingin kalah dengan sang Daddy pun memeluk sayang wanita tercintanya, "Mommy, Andra minta maaf karena udah bikin Mommy khawatir, marah, dan kesal karena kita cuekin Mommy akhir-akhir ini. Maafin, ya?"

Keyla tak dapat menahan rasa harunya, tanpa kata wanita itu memeluk dua pria berbeda generasi tercintanya dengan erat kemudian menumpahkan tangisnya dalam pelukan mereka. Keyla tidak menyangka bahwa mereka pulang terlambat bahkan nyaris tengah malam hanya untuk menyiapkan kejutan berupa rumah impiannya selama ini.

"Thank you, honey ... Mommy gak tau lagi harus bicara apa, intinya Mommy ucapkan maaf dan terima kasih. I love more, guys ..., " balas Keyla menciptakan senyum bahagia di wajah Andra dan Arthur.

"We love you, Mommy!"



THE END!!!!!

Akhirnya END juga, thank you udah setia menanti dan menikmati cerita Ai yang belum sempurna ini, maaf END kisah Takdir Kita tidak sesuai persepsi kalian, Guys ... love you! 

SAMPAI JUMPA IN MY NEXT STORY, GUYSSSSSS :)


Takdir Kita (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang