"Daddy, di mana selama ini Daddy tinggal? Mengapa Daddy tidak pernah menghubungi Mommy, oma, ataupun keluarga kita yang lain? Apa yang terjadi pada Daddy setelah kecelakaan itu?" tanya Andra ketika mereka sampai di penginapan yang Andra pesan.
Arthur merangkul Keyla dan Andra yang nyaman dalam sandarannya, "Daddy terdampar di pulau ini, entah bagaimana ceritanya pun Daddy tidak tau. Tiba-tiba Daddy berada di sebuah gubuk dengan seorang pria paruh baya yang saat itu tengah mengobati luka di kepala Daddy."
"Daddy bingung akan segala hal yang terjadi, ingatan Daddy pun hilang, Daddy hanya ingat bahwa nama Daddy adalah Arthur tanpa tau lebih dalam siapa Daddy, apa yang terjadi pada Daddy, dan apa tujuan Daddy menaiki pesawat. Hal itu berlangsung dalam kurun waktu sepuluh tahun."
"Bukankah itu artinya Mas Arthur mengingat segalanya tiga tahun lalu?"
"Benar."
"Jika benar, mengapa Daddy tidak langsung pulang dan menemui kami tiga tahun lalu?"
"Bagaimana Daddy bisa pulang jika orang yang merawat Daddy mengalami sakit keras? Tidak mungkin Daddy meninggalkan dia yang sebatang kara sendirian di sini, Sayang. Daddy berencana membawanya ke Jakarta, tetapi dia menolak dengan alasan banyak kenangan indah antara dia dan sang istri yang tersimpan di rumah itu. Jadi, Daddy pun merawatnya untuk membalas kebaikan yang dia berikan pada Daddy, bisa dikatakan balas budi."
"Daddy ingin menghubungi kalian dan memberitahukan bahwa Daddy masih hidup, tetapi apa daya? Handphone Daddy hilang, Daddy pun tidak hafal nomor kalian, apalagi Mommy mengubah nomor teleponnya sehingga Daddy makin sulit menghubungi kalian."
"Jadi, ya ... selama tiga tahun ini Daddy hanya mengurus kakek sehingga dia tiada beberapa hari lalu, Daddy pun sudah memesan tiket untuk kembali ke Jakarta besok dan memberi kejutan pada kalian, tetapi malah Daddy yang mendapat kejutan dari kalian," terang Arthur terkekeh di akhir kalimatnya.
Keyla tersenyum haru mendengar penuturan Arthur, tetapi beberapa saat setelahnya, wanita itu memgerucutkan bibirnya. "Sia-sia dong, air mata Mommy selama ini kalau gitu, Ndra! Sayang banget, entah berapa liter terbuang sia-sia akibat ulah Daddy yang ternyata masih hidup," rajuknya mengundang tawa dari kedua pria berbeda generasi di sisinya.
"Mas, besok pulang, ya?"
"Kok pulang, Mom? Andra pengen kita liburan dulu, setidaknya selama beberapa hari."
"Jangan macam-macam, Andra!"
"Why, Mom? Andra udah bayar buat seminggu, lho!" protes Andra.
"Gak bisa, kita harus pulang, titik! Kalau kamu mau sama Daddy lebih lama lagi, maka kita harus pulang! Kalau nggak, jangan harap bisa sama Daddy!"
"Mom .... "
"Daddy harus menunaikan janjinya sebelum rujuk sama Mommy, Andra! Kalau kamu lupa, Mommy dan Daddy udah pisah ketika hamil kamu sehingga Daddy harus bisa perjuangin kita dengan serius di hadapan kakek, nenek, dan uncle Jeff," terang Keyla membuat Andra mengangguk lesu.
Arthur mengeratkan rangkulannya pada Andra, "Benar apa yang Mommy katakan, son. Daddy harus bisa menunaikan janji pada kakek, nenek, dan uncle Jeff sehingga kita bisa bebas berlibur ataupun melakukan hal bersama sepuasnya setelah Mommy and Daddy rujuk, son. Bahkan, kau bisa seperti temanmu yang lain, memiliki seorang adik contohnya."
Bugh!
"Heh!" peringat Keyla seraya melemparkan bantal sofa pada Arthur.
Jika Keyla menatap Arthur penuh kekesalan, berbeda dengan Andra yang menatap sang Daddy penuh binar kebahagiaan. "Jika begitu, ayo kita pulang sekarang, Mom, Dad! Aku ingin adik laki-laki yang tampan sepertiku dan beberapa adik perempuan yang cantik seperti Mommy!" seru Andra semakin membuat Arthur menatap pongah Keyla yang kini terdiam membeku di tempat.
![](https://img.wattpad.com/cover/340368441-288-k298467.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Kita (END)
Romance"Kamu yang nikah, kenapa harus aku yang susah?" "Maaf ... Mau menolak pun kita gak bisa melawan takdir, Key." "Kenapa harus aku yang kamu pilih? Kenapa?" "Maaf .... " "Mengapa berakhir seperti ini, Tuhan?" *** Keyla Anastasia, sosok gadis yang tak p...