42. Kembalinya Sikap Andra

18 0 0
                                    

Di saat semua orang berbahagia akan pernikahan Keyla dan Arthur, Emil masih saja menatap tajam sosok menyebalkan duplikat Arthur yang sialnya adalah anak dari putri kesayangannya.

"Katakan, mengapa kau melakukan semua ini, huh? Semaksimal mungkin Kakek memberikan pelajaran berharga bagi daddy–mu setelah semua kehancuran yang dia berikan, tetapi dengan seenak jidat kau hancurkan pelajaran yang Kakek berikan dengan mengejutkan kami semua melalui pernikahan kedua orang tuamu!" seloroh Emil tak menyurutkan tatapan tajamnya.

Andra mendengus kesal mendengar ucapan penuh emosi kakeknya, "Oh, ayolah, Kakek ... tidakkah kau turut bahagia melihat putri kesayanganmu bisa bersatu dengan orang yang dia cintai? Harusnya Kakek bahagia, saat ini cucu Kakek yang tampan telah berhasil menjatuhkan keluarganya yang hancur."

"Tidakkah Kakek kasihan padaku yang tumbuh menjadi anak kekurangan kasih sayang? Aku tidak kekurangan kasih sayang dari mommy ataupun keluargaku yang lain, tetapi aku kekurangan kasih sayang seorang daddy."

"Aku ingin tumbuh bersama kedua orang tua yang lengkap seperti teman-temanku yang lain, Kakek. Aku ingin menyatukan kedua orang tuaku yang masih saling mencintai setelah lika-liku kehidupan yang begitu menyakitkan menghancurkan pernikahan kedua orang tuaku. Apakah itu salah, Kek? Jika iya, di mana kesalahannya?"

Emil mengembuskan napas panjang kemudian menghampiri cucunya yang mulai menitikkan air mata dan memeluk sayang remaja menyebalkan itu. "Andra, maaf jika Kakek bersikap kekanakan seperti ini. Kau tau, cucuku, bukan Kakek tidak ingin melihat putri Kakek bahagia, bukan! Kakek hanya takut ... Kakek takut mommy–mu kembali terluka jika rujuk dengan daddy–mu yang katanya telah berubah."

"Cukup sejak kecil mommy–mu menderita karena kesalahan Kakek yang begitu fatal, Kakek tidak ingin kembali melihat wajah sedihnya seperti awal pertemuan Kakek dengan mommy–mu yang ternyata jiwanya bukanlah identitas asli raganya."

Andra melepaskan diri dari pelukan sang kakek dan menatap kakeknya dengan tatapan penuh tanda tanya, "Maksud Kakek apa? Jiwa mommy bukanlah identitas asli raganya? Kesalahan fatal apa yang Kakek lakukan pada mommy?"

Emil kembali mengembuskan napas panjang menyiapkan mental untuk membuka kembali luka lama yang tercipta akibat kebodohannya sendiri. "Kakek akan ceritakan segalanya dan tolong ... setelah ini jangan pernah membenci Kakek, Andra. Mungkin uncle Jeff telah menceritakan padamu sekilas tentang kehidupan keluarga kita, tetapi tidak semua."

"Di masa lalu, Kakek begitu brengsek hingga menghancurkan kehidupan dua wanita baik yang tulus mencintai Kakek. Uncle Jeff dan mommy–mu melangkah saudara, tetapi bukan saudara satu ibu melainkan saudara beda ibu, tentu kau paham maksud Kakek."

"Soraya Pramudya, sosok wanita yang berhati lembut, penuh kasih, dan setia adalah salah satu wanita yang telah Kakek hancurkan hidupnya. Bahkan, di akhir hayatnya ... tidak ada kata maaf yang Kakek ucapkan padanya hingga menyisakan penyesalan dalam diri Kakek."

"Dia yang melahirkan mommy–mu dan kembarannya, Keyla Anastasia Theodore, mommy–mu dan Keysia Annabela Theodore, kembaran mommy–mu yang jiwanya telah tiada."

"Maksud Kakek jiwa mommy bukanlah identitas asli raganya apa?" tanya Andra kebingungan.

"Kau percaya transmigrasi atau perpindahan jiwa?"

"Tidak, itu mustahil, Kakek. Aku sedang bertanya tentang mommy, mengapa malah berbicara transmigrasi?" decak Andra.

"Percaya atau tidak, mommy–mu mengalaminya, Andra!"

Deg!

"Ap ... apa? Kakek becanda, kan? Mana mungkin hal itu nyata, Kek!"

"Kau saja tidak percaya, bagaimana dengan Kakek yang baru bertemu mendapat fakta bahwa hal itu benar terjadi? Awalnya Kakek tidak percaya, tetapi mengingat bahwa Keysia, putri yang selama ini Kakek intai, dia tidak mengetahui keberadaan kembarannya."

"Bagaimana bisa dia mengetahui bagaimana lika-liku kehidupan bahkan bagaimana kematian saudari kembarnya sendiri mengatakan segalanya pada Kakek dengan mata yang dipenuhi kejujuran jika bukan hal mustahil itu terjadi?"

Andra terdiam, Emil kembali menghela napas panjang. "Andra, percaya tidak percaya, hal itu benar terjadi. Jika kau tidak percaya, kau bisa tanyakan pada daddy, oma, opa, bahkan uncle Jeff yang juga mengetahui hal ini. Mereka yang mengetahui lebih awal keanehan bahkan perubahan yang terjadi pada momny–mu sebelum bertemu dengan Kakek."

"Aku percaya, Kakek tidak mungkin becanda jika berkenaan dengan hal seperti ini."

***
Beberapa waktu setelah mendapatkan fakta baru mengenai sang mommy, Andra beranjak mengacaukan keromantisan kedua orang tuanya dengan mengetuk pintu kedua orang tuanya begitu keras lagikan penuh semangat sehingga Arthur keluar dan menampakkan raut datar penuh peringatan.

"Apa?" sentak Arthur kesal.

Andra tanpa rasa bersalah hanya menunjukkan cengirannya kemudian pria menyebalkan itu menengadahkan tangan kanannya. Tentu Arthur yang tak paham kode pun memberikan tangan kanan dan mendorong tangannya untuk disalami oleh Andra.

"Daddy, bukan itu!"

Arthur menautkan kedua alisnya bingung, "Lantas? Ada apa kau riuh sekali sehingga menghancurkan suasana hati Daddy, hah?"

"Daddy, aku kan udah berjasa banget dengan mommy dan Daddy kembali bersama, jadi .... "

Arthur berdecak kesal, "Sudah kuduga ada gajah di balik udang, katakan! Apa yang kau inginkan? Cepat katakan sebelum Daddy mengurungmu di dalam kamar dan menyita semua barang favoritmu!"

"Oh, ayolah, Daddy ... mengapa hanya perkara aku mengganggu keromantisanmu dengan mommy, kau dengan teganya mau mengurung bahkan menyita semua barang favoritku?" renggut Andra merengek.

"Jangan banyak drama! Katakan ada apa kau mengganggu kebahagiaan Daddy!"

"Aku cuma mau Daddy membatalkan ucapan Daddy yang gagal memberikanku mobil sport yang begitu aku idamkan."

"Hanya itu?"

"Tidak, ada lagi. Aku mau minta uang dan dibangunkan sebuah perpustakaan kecil di rumah baru kita nanti sebagai ruang pribadiku."

"Kau dikasih hati minta jantung, tak tau diri!"

"Daddy yang tak tau diri! Setelah aku membantu Daddy untuk bersatu kembali dengan mommy hingga merelakan seluruh tabunganku ludes akibat acara yang super duper mewah itu, Daddy malah tidak mau melakukan hal kecil dengan menarik ucapan Daddy kemudian memberiku uang juga perpustakaan kecil."

"Mengapa mommy menjadikan pria perhitungan sepertimu menjadi Daddy–ku? Mengapa bukan pria royal dan lebih kaya yang dia jadikan sebagai Daddy–ku?" gerundel Andra membuat Arthur membulatkan kedua matanya.

"Kau benar-benar bocah tau tau diuntung! Ke mari sini, kau, anak nakal! Biar kubuang kau ke rawa, dasar bocah tengik!" pekik Arthur yang tak dapat menahan gejolak emosi dalam dirinya.

Tentu pekikan Arthur mengundang hadirnya jurus seribu kaki Andra yang membuatnya bisa lepas dari Arthur sejauh mungkin dari jangkauan Arthur dan kepanikan seluruh anggota keluarga mereka.

Dengan napas memburu penuh emosi, Arthur mengabaikan keluarga istrinya dan turut bergegas mengejar Andra yang entah menurun dari siapa sikap menyebalkan lagi sikap suka menaikkan darah tinggi seseorang terutama kedua orang tuanya.

"Ada apa ini, Key?" tanya Reva mewakili yang lain.

"Key juga gak tau, Bunda, kayanya Andra bikin ulah lagi sampai-sampai mas Arthur darah tinggi karena kesal."

"Lucu, ya, lihat pertengkaran mereka berdua. Jadi ingat pas masih kecil, Andra juga suka naikin darah tinggi Jeff karena kelakuannya."

Keyla terkekeh, "Bunda bener, Key bahagia akhirnya setelah beberapa tahun, Andra bisa kembali pada sikap aslinya, tidak dingin, tapi malah suka bikin orang darah tinggi karena dia usilin."

"Syukurlah Arthur selamat dari kecelakaan pesawat itu  jika tidak ... mungkin selamanya Andra akan bersikap dingin seperti sebelumnya."



















See you next chapter!!!!

Takdir Kita (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang