40. Luka Lama

8 0 0
                                    

Ini adalah kisah di mana Emil menikah dengan Soraya, jika penasaran akan masa lalu Emil, Soraya, dan Reva silakan baca, ya guys ya ... jika tidak bisa diskip dan lanjut ke bab 42:)

***
Emilio Fernandez Theodore, pria yang dikenal oleh dunia akan sikapnya yang berwibawa, tegas, bijaksana, dan tentunya kesuksesannya dalam membangun sebuah bisnis di berbagai bidang dan melahirkan berbagai anak perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri.

"Bunda, Jeff mana? Ayah gak kelihatan dari tadi, udah tidur?" tanya Emil menatap sekitar.

"Baru aja dia tidur, dari tadi Jeff nungguin Ayah pulang buat nagih janji Ayah yang mau belikan dia robot baru. Berhubung Ayah lama pulangnya, dia nangis sampe ketiduran."

"Astaga! Kasihan sekali jagoan Ayah, maaf, Sayang ... habisnya masalah kantor makin besar sampai-sampai Ayah lupa sama janji Ayah buat belikan Jeff robot impiannya," sesal Emil menggenggam lembut kedua tangan wanitanya.

Reva tersenyum maklum mendengar ucapan sang suami, "Gak papa, Yah, terus gimana kantor? Udah selesai masalahnya?"

Emil menggeleng, "Bunda, sejujurnya Ayah berat banget izin, tapi mau gimana lagi? Kantor butuh Ayah dan banyak pegawai yang menopang kehidupannya dengan perusahaan sehingga Ayah harus bekerja ekstra memulihkan kondisi kantor. Ayah harus ke luar negeri karena bukan hanya kantor di sini yang bermasalah, perusahaan cabang Ayah yang di luar negeri juga bermasalah, Bunda izinin?"

"Ayah, Bunda gak masalah Ayah tinggal ke luar negeri. Toh, ini semua demi perusahaan dan pegawai Ayah, 'kan? Kalau Ayah urus masalah di luar negeri, yang di sini bagaimana?"

"Ayah serahin masalah di sini pada Tobias, sekretaris Ayah karena masalah di luar negeri harus Ayah sendiri yang turun tangan, terus gimana sama Bunda dan Jeff?"

"Ayah, jangan pikirin Bunda sama Jeff, kita baik-baik aja. Asalkan, Ayah sering kabarin kita dan pulang dalam keadaan sehat tanpa kekurangan apa pun, itu udah cukup bagi kami. Memangnya berapa minggu Ayah ke luar negerinya? Dua minggu?"

Emil menghela napas lesu, "Masalahnya rumit, Sayang, mungkin beberapa bulan Ayah di luar negeri, makanya Ayah khawatir ninggalin kalian terlalu lama. Apalagi ... beberapa bulannya itu tidak menentu, tetapi akan Ayah usahakan tidak sampai lima bulan," tekad Emil mengeratkan genggaman tangannya pada sang istri.

Lagi-lagi hanya senyum teduh yang Reva berikan, "Gak papa, jangan terlalu mengkhawatirkan kita di sini, Ayah! Kita selalu menanti kepulangan Ayah, asalkan Ayah harus bisa janji untuk jaga kesehatan, jaga mata, dan jaga hati di sana, oke?"

Emil mengganggu cepat, "Ayah janji akan menjaga kesehatan, diri, mata, terutama hati, cuma Bunda di hati Ayah dan selamanya begitu!"

•••
Emil telah sampai di sebuah desa terpencil tepat di kota Solo, seorang gadis mungil yang sedang membersihkan halaman rumah menarik perhatian Emil yang semula tertuju pada sekitar dan sesekali melihat ponsel.

"Soraya?"

Gadis yang dipanggil Soraya pun mengalihkan fokusnya pada sosok bertubuh tegap nan kekar di belakangnya kemudian memberikan senyum manis pada pria yang selama ini membuatnya terbang ke awan.

"Eh, Mas Emil? Kok ke sini? Bukannya masalah pengiriman batik udah selesai, ya?" bingung Soraya menatap penuh tanya yang tampak menggemaskan di mata Emil.

Emil menautkan kedua alisnya, "Memang salah kalau saya ke sini lagi?"

Soraya gelagapan, "Y ... ya, nggak juga, sih. Heran aja gitu, Mas Emil bilang kalau perusahaan Mas Emil di Jakarta yang bergerak dalam bidang tekstil bermasalah, emang udah selesai yaaa masalahnya?"

Takdir Kita (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang