Chapter 1

16.2K 495 10
                                    

CAUTION DANGER!

CERITA BERTEMA GXG, HOMOPHOBIC DON'T CLOSER!

BEBERAPA PART DILABELI MATURE CONTENT!

BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!

-----

ATTENTION PLEASE: THIS SECTION CONTAINS MATURE CONTENT!!

INFO PENTING: SILAHKAN LOMPAT KE CHAPTER 21 UNTUK INTRODUCTION CHARACTER! TKS.

--

Seorang wanita muda berjalan sempoyongan dari toilet. Hampir saja wajahnya menabrak dinding jika tak di sambut oleh seorang pria.

Bahkan tampaknya kini untuk berjalan balik ke kamarnya ia tak mampu. Mungkin ia harus bermalam di bar hotel.

Ariana Michelle mencoba tetap membuka matanya. Ia menatap laki-laki yang beberapa detik lalu menyambut tubuhnya supaya tak jatuh.

"Are you okay?"

"Yeaah, thank you"

Ariana berusaha mengumpulkan kesadarannya dan mencoba berdiri dengan benar.

"Lemme help you"

Pria di depannya kini belum melepaskan dekapannya. Wanita yang didekapnya menatapnya aneh.

"Get off your hand"

"Hei, chill, kita bisa kenalan dulu, maybe?"

Laki-laki didepannya tak menyerah rupanya. Ariana berlalu tanpa menghiraukan ocehan pria yang kini mengikutinya ke meja bar di depan bartender.

"Gue Bara"

Kini ia menyodorkan tangan pada Ariana yang disambut tatapan tak tertarik Ariana. Bara menarik tangannya kembali. Ia tersenyum miring.

"Gue udah merhatiin lo sejak lo masuk bar ini sejam yang lalu", Bara mendekat dan meletakkan tangannya di pinggang Ariana.

"At least, let me know your name, babe", Bara berbisik di telinga Ariana dan kini tangannya satu lagi membelai pipi Ariana.

"Get off your hand, Sir"

Ariana menepis tangan yang beberapa detik lalu lancang menyentuh wajahnya. Namun Bara lagi-lagi hanya tersenyum. Makin menarik. Ia suka tantangan.

Kini ia melepaskan tangannya dari pinggang Ariana dan memesan minuman pada bartender yang tak jauh dari meja mereka. Tatapannya tetap pada Ariana.

Yang ditatap bahkan tak menghiraukan Bara. Bara tersenyum masam, cukup tersinggung sebab tak ada sejarahnya Bara ditolak wanita manapun.

Ariana dengan kesadarannya yang menipis melirik handphonenya untuk kesekian kalinya. Tidak ada notifikasi apapun. Ia mendengus pelan.

"Lagi nunggu seseorang?"

Bara duduk disampingnya sambil menyesap minumannya.

Ariana tak menyahut. Ia terlalu malas meladeni pria-pria di bar. Sangat jelas sekali kemana ujungnya. Dengan satu pria saja ia sudah pusing.

"Gue booking deluxe room di lantai bawah, mau ikut?"

Kan. Jelas sekali.

Ariana tersenyum miring. Kini ia menatap laki-laki di depannya.

"Sorry tapi lo salah meja and one more thing, gue ga suka pria-pria brengsek kayak lo"

Kalimat sarkas Ariana bahkan tak membuat Bara menyerah. Ariana memutar otak bagaimana cara mengusir pria annoying di depannya. Berpikir dalam pengaruh alkohol ternyata sulit.

Thesis: I'M IN LOVE WITH MY PROFESSORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang