---
"Wanna sleep with me?", Ucap Rebecca tersenyum menaik turunkan alisnya.
"H-hah?"
Eren memundurkan posisinya agak menjauh dari wajah Rebecca yang persis didepan wajahnya.
Ia mengerjapkan mata berkali-kali mencoba tidak pingsan ditatap seintim itu oleh manusia yang ia sukai selama ini.
Meski tidak mungkin ini terjadi jika Rebecca tidak mabuk.
Apa Aca sungguh melihat gue sekarang? Atau dia melihat Ariana?
Rebecca menaikkan sudut bibirnya sekilas sebelum akhirnya memiringkan wajah sehingga ia bisa mencium Eren dengan leluasa.
Eren menahan nafas saat bibir Rebecca menyentuh bibirnya pelan.
Please jangan mati sekarang Eren!
Rebecca tersenyum tipis saat Eren membiarkannya bermain di bibir gadis itu tanpa perlawanan.
Untuk beberapa saat mereka menikmati kegiatan itu dalam diam.
"Ngh..ca, gue sesak napas goblok!", ucap Eren polos.
Ia mendorong pelan bahu Rebecca agar melepaskan bibirnya. Rebecca menghentikan ciumannya dan terkekeh pelan.
Eren mengatur nafasnya sambil mengelap bibirnya pelan.
Rebecca tersenyum sekilas lalu menarik tengkuk Eren agar mendekat padanya. Eren yang siap tak siap untuk itu tidak melakukan perlawanan.
Seluruh akal sehatnya sudah hilang dan timbullah keegoisan nya untuk memiliki sahabatnya seutuhnya meski tidak dengan hatinya.
Rebecca juga tampak kehilangan akal sehatnya karena alkohol sialan itu sehingga kini ia merengkuh Eren ke dalam pelukannya.
Segala sesaknya meluap sudah. Kerinduannya pada Ariana menguap dan dalam kepalanya ia memeluk kakaknya bukan Eren.
Sedikit sisa logikanya berteriak untuk tak melanjutkan ini tapi Rebecca seperti biasa tak mampu menggunakan otaknya disaat seperti itu.
Rebecca meremas lengan Eren agak kasar saat telapak tangan Eren menyusup menyentuh punggung nya dari balik tanktopnya.
Eren menurunkan tali tanktop kecil yang bertengger di bahu Rebecca dan mencium bahu itu pelan.
Rebecca tak melarangnya saat ia mengabsen satu per satu area leher gadis itu gemas.
Rebecca menengadah memejamkan mata saat Eren menggigit kecil kulitnya.
"Ngghh, kak, be nice!"
Desahan tertahan dari mulut Rebecca seolah mengembalikan kesadaran Eren.
Kan, dia berpikir gue adalah Ariana.
Rebecca mengatupkan bibirnya. Ia menyadari letak kesalahannya kini. Ia menatap Eren yang berwajah masam didepannya.
"Ren, gue...
Eren tersenyum mengerti. Meski kini hatinya bukan kepalang sakit. Ia beranjak dari atas ranjang dan berniat turun.
"Ren, dengerin gue dulu!", cegah Rebecca panik bukan main.
Ia sempat melihat air mata yang menggenang milik Eren sekilas.Kini gadis itu menunduk dan menyembunyikan kesedihannya.
Rebecca mengusap wajahnya berkali-kali mencoba mendapatkan kembali kesadarannya.
Ia mendekat dan memeluk Eren.
"Maaf, gue ga bermaksud menyebut nama nya.."
"Cukup ca, jangan bicara lagi!"
"Erena please, gue hanya mabuk. Tapi sungguh gue udah lupain kak Nana"
![](https://img.wattpad.com/cover/340468173-288-k531582.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Thesis: I'M IN LOVE WITH MY PROFESSOR
Romance"Prof Michelle?", kini mahasiswa itu berdiri didepan meja Ariana. Kini wajahnya juga berubah ketika menatap Ariana dari dekat. Mereka hanya saling tatap untuk waktu yang lama. Ariana menatap lekat-lekat manusia yang berdiri di depannya. That's the...