Hy everyone, thank you for voting and enjoying this story. Your support made my day:).
----
Rebecca memasuki sebuah gedung perkantoran yang cukup tinggi di pusat kota.
Menekan tombol angka 4 untuk langsung ke kantor daddy nya dengan harap-harap cemas. Banyak pikiran buruk yang muncul dalam benaknya.
Ia menggeleng menyangkal pikiran buruknya dan mencoba untuk tetap tenang. Pintu lift terbuka.
Rebecca mengedarkan pandangan ke sekeliling dan sudah tidak terlalu ramai. Mungkin sebagian orang sudah pulang.
Ia berjalan pelan ke ruang pimpinan. Om Zainal. Pengacara pribadi daddy nya sudah disana. Kemaren siang Rebecca ditelepon dan diminta datang hari ini.
Tok tok.
Ia mengetuk pintu ruangan di depannya.
"Silahkan masuk", suara Zainal dari dalam mempersilahkannya masuk.
"Siang om, aku ngga telat kan?"
"Ngga kok, silahkan duduk dulu", Rebecca menurut dan duduk disofa dan Zainal duduk di seberangnya.
Ia tersenyum hangat pada anak sahabatnya.
"How's your day, ca?"
Yang ditanya malah menarik nafas meyakinkan jawabannya sendiri, "Aca baik-baik aja om"
"Kuliah gimana? Sekarang udah semester 7 ya?"
"Lagi jalan semester 6 om"
"Oiya om lupaa"
Zainal beranjak dari duduknya dan mengambil map hitam di atas meja kerjanya.
Lalu kembali duduk ditempat semula. Ia tersenyum lagi pada Rebecca.
"Ca, hari ini om mau kamu kesini, karena ingin bicara penting", kini wajah Zainal berubah serius.
Rebecca memperbaiki posisi duduknya. Ia akan mendengarkan apapun yang ingin dibicarakan Zainal.
"Om Zain mau bicara soal wasiat Daddy?"
Zainal mengangguk. "Tapi kita akan bicara setelah kakak kamu ada disini"
Rebecca menatap Zainal bingung, "Kakak?"
"Ya, untung kamu datang duluan, jadi om bisa bicara ini dulu"
"Maksud om gimana?"
"Kamu pasti pernah dengar kalo daddy punya anak selain kamu kan?"
Rebecca mengangguk ragu, "Mungkin daddy pernah cerita dulu banget, aku lupa detailnya"
"Dia akan datang hari ini"
"Anak daddy yang lain?"
"Iya ca, kakak kamu. Sebelum menulis wasiat ini, daddy kamu berpesan pada om untuk membuka surat wasiat ini didepan kedua anaknya"
Rebecca hanya ber-oh ria. Ia hanya ingat daddynya menyebutkan bahwa ia punya seorang kakak. Hanya itu saja.
Rebecca juga tak mau peduli dan ambil pusing. Tak berniat berkenalan juga seperti saudara-saudara lainnya.
Toh hanya ayah mereka yang sama. Tidak perlu terbebani apapun. Wajar juga jika dalam wasiat ayahnya ada anak pertamanya itu.
Mungkin daddy ingin mereka bertemu barang sekali saja.
"Gimana perasaan kamu?", Zainal menatap Rebecca lekat-lekat.
"I'm okay, karena emang sudah tau sebelumnya soal kakak dari daddy"
![](https://img.wattpad.com/cover/340468173-288-k531582.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Thesis: I'M IN LOVE WITH MY PROFESSOR
Romance"Prof Michelle?", kini mahasiswa itu berdiri didepan meja Ariana. Kini wajahnya juga berubah ketika menatap Ariana dari dekat. Mereka hanya saling tatap untuk waktu yang lama. Ariana menatap lekat-lekat manusia yang berdiri di depannya. That's the...