ATTENTION PLEASE: THIS CHAPTER CONTAINS MATURE CONTENT!!
UNDERAGE KIDS PLEASE STAY AWAY!!
---
"Ariana, I fall in love with her", ucap Rebecca lugas.
Uhuk.
Uhhhuk..
Rebecca menyodorkan segelas air ke depan wajah Chiko. Pria itu menepuk-nepuk dadanya pelan. Air matanya berlinang.
"WHAT DID YOU FUCKING SAY?"
Rebecca meringis melihat respon Chiko. Mampus gue.
"Lo gila apa gimana?", amuk Chiko.
"Gue ga gila"
"Stop! Becanda lo kelewatan"
"That's not a joke"
Chiko tertawa, "Coba pikirin ide yang lebih kreatif buat ngelabuhin gue, minimal jangan kakak lo, itu beneran mustahil goblok", Chiko melanjutkan menyuap nasi gorengnya.
"Look at me now! Gue ga lagi becanda sama lo"
Chiko menghentikan tawanya. Ia menatap penuh selidik pada sahabatnya. Ia mulai mengernyit saat tak menemukan kebohongan diwajah Rebecca.
"Lo jangan gila bodoh, lo tau gasih apa yang sedang lo omongin? Ini udah ga pantes jadi lelocuon"
"Chiko, please gue ga bercanda, gue tau lo bisa bedain gue serius apa ngga sekarang, gue jatuh cinta sama cewek, sama kakak gue sendiri, masih belum jelas!?"
Chiko mendesis sinis. Ia melemparkan tatapan membunuh pada sahabatnya itu.
"Sialan, demi apa lo harus jadi aktris sih anjing, akting lo bisa dapat piala Oscar", ucapnya melemparkan sendoknya kesal.
Chiko bangkit dari duduknya. Ia menyambar tabletnya lalu menatap Rebecca yang masih duduk.
"Gue anggap ga pernah dengar ini dari lo, lo sebaiknya pulang, cuci tuh otak gila lo", tunjuk Chiko.
Rebecca menghela nafas kasar. Ia menatap punggung Chiko yang menghilang di kerumunan.
Masalahnya tuh bukan di otak, tapi hati gue.
---
Ariana menatap sekali lagi handphonenya. Sudah setengah jam dari seharusnya jam kelas Rebecca berakhir.
Tapi anak itu tak meneleponnya. Wajahnya panik. Marah kali ya?
Beberapa detik kemudian handphonenya berdering. Wah panjang umur.
"Halo, udah selesai kelas?"
"Kak sorry aku telat telepon, aku nemenin Chiko makan siang barusan, kita jadi ke kantor daddy?", suara Rebecca terdengar diseberang telepon.
"Jadi, tunggu aku di parkiran"
"Aku udah di parkiran nih, depan mobil kakak, cepat ya, panas banget disini tau"
"Okay"
Ariana beranjak dan keluar dari ruangannya.
---
"Sayang maaf, liftnya penuh jadi lama, kayaknya karena udah istirahat makan siang deh"
Rebecca tersenyum mengerti, "It's okay"
Ia membuka pintu penumpang dan masuk ke dalam Roll Royce milik Ariana. Ariana tersenyum tak nyaman dan ikut masuk ke dalam mobil.
Ia menatap Rebecca yang kini memasang seatbeltnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thesis: I'M IN LOVE WITH MY PROFESSOR
Romance"Prof Michelle?", kini mahasiswa itu berdiri didepan meja Ariana. Kini wajahnya juga berubah ketika menatap Ariana dari dekat. Mereka hanya saling tatap untuk waktu yang lama. Ariana menatap lekat-lekat manusia yang berdiri di depannya. That's the...