ATTENTION PLEASE: THIS SECTION CONTAINS MATURE CONTENT!
UNDERAGE KIDS STAY AWAY PLEASE!!
-
-
-
-
Rebecca menekan tengkuk Ariana agar ciumannya lebih dalam. Mereka masih di sofa ruang keluarga. 5 menit yang lalu Ariana tersenyum manis padanya.
Rebecca hampir terjengkang saat Ariana mendaratkan kecupan bertubi-tubi di bibirnya. Ariana menarik pinggang Rebecca agar tubuh gadis itu naik ke pangkuannya.
"Ssshh hmmm"
Rebecca hanya bisa membiarkan Ariana menghisap pelan bibir atas dan bawahnya secara bergantian sembari sesekali merapikan anak rambut Ariana yang jatuh mengenai wajahnya dan menghambat kelancaran proses bertukar salivanya dengan Ariana.
Ariana melepaskan ciuman panasnya pada bibir Rebecca. Ia tersenyum saat menatap dari dekat wajah adiknya yang perlahan membuka mata. Rebecca juga tersenyum penuh arti.
Beberapa saat dua insan yang sebenarnya sibuk dengan pikiran masing-masing itu saling tatap menyampaikan keluhan hatinya yang tak akan pernah terucap.
Rebecca menguselkan ujung hidungnya dengan hidung Ariana. Sesaat kemudian ia mengecup pelan bibir Ariana sambil tersenyum.
Ariana membalas ciuman Rebecca dengan senang hati. Rebecca memperbaiki posisi duduknya di paha Ariana. Aroma chamomile dari mulut Ariana sudah berpindah ke mulutnya.
"Hmmm Becky.."
Desahan tertahan dari mulut Ariana mengaburkan pandangannya. Ciuman mereka yang awalnya lembut berubah menjadi liar.
Ariana mengusap pelan tengkuk gadis dalam pangkuannya berharap ia akan mendapatkan kembali ketenangannya.
Rebecca yang mengerti keadaan melepaskan cumbuannya. Ariana memanfaatkan kesempatan itu menghirup oksigen banyak-banyak dan menghembuskannya perlahan.
"Babe, calm down..", ucap Ariana membelai rahang Rebecca sambil tersenyum tenang.
Rebecca hampir saja membuatnya pingsan karena hampir tak bisa bernafas.
"Manis banget sumpah", tutur Rebecca. Ia kembali melumat bibir bawah Ariana. Bagian favoritnya disana.
"Hmmm, Becca pelan-pelan, aku sesak nafas", protes Ariana di sela-sela ciuman panas mereka.
Rebecca hanya tersenyum tipis saat ia melepaskan bibir Ariana. Ia memperhatikan Ariana dibawahnya sekilas. Dada gadis itu masih naik turun mengatur nafas.
Rebecca mendorong tubuh Ariana sehingga kini ia bisa menindihnya dengan leluasa.
"This is will be a long weekend, daddy", goda Rebecca mengelap bibir Ariana dengan ibu jarinya secara sensual.
Wajah Ariana memerah. Sejak kapan Rebecca memikirkan ide menggodanya dengan sebutan daddy?
Ariana mengatupkan bibirnya menahan suara tak sopannya keluar saat lidah hangat Rebecca menyapu kulit leher jenjangnya secara perlahan namun terus-terusan dalam waktu yang cukup membuat Ariana menggeram tertahan.
"Oh God, i can't..."
Rebecca tersenyum licik saat mengecup pelan seluruh area leher Ariana dan meninggalkan beberapa jejak kepemilikan disana.
Harus dikasih watermark biar ga hilang.
Ariana menahan gejolak tubuhnya saat Rebecca menggigit pelan daun telinganya gemas. Ia menarik pelan wajah Rebecca agar kembali ke bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thesis: I'M IN LOVE WITH MY PROFESSOR
Romans"Prof Michelle?", kini mahasiswa itu berdiri didepan meja Ariana. Kini wajahnya juga berubah ketika menatap Ariana dari dekat. Mereka hanya saling tatap untuk waktu yang lama. Ariana menatap lekat-lekat manusia yang berdiri di depannya. That's the...