"Ca, lo tau kan lo ga boleh banyak pikiran?", Chiko memelankan laju mobilnya.
Mereka baru saja keluar dari komplek perumahan Rebecca menuju kampus.
Chiko menatap sahabatnya itu dengan tatapan khawatir. Keadaan Rebecca sudah baik-baik saja beberapa bulan ini dan kini tampaknya keadaanya memburuk.
"Gue gapapa kok", jawab Rebecca namun tak menatap Chiko.
"Apapun yang lo rasain, kalau misalnya itu terlalu berat buat lo handle, please just let me know, okay?"
Rebecca mengangguk, "Thank you"
"By the way, gimana keadaan dirumah?"
"Maksud lo?"
"Soal Prof... oh no Kak Ariana, she treat you better?"
"Hmm, baik"
"Ada masalah lain?"
"Nggak kok"
"And then can you tell me, what's the matter? Kenapa lo bersikap kayak beberapa bulan yang lalu lagi?"
"Ko, gue baik-baik aja", Rebecca menatap Chiko agar manusia satu itu yakin dengan jawabannya.
"Atau apa ada sesuatu yang menganggu pikiran lo akhir-akhir ini?", tanya Chiko penuh selidik.
"Ngga adaa Chiko, kok lo ga percayaan gitu sama gue?"
"Rebecca Patricia, gue kenal lo ga sehari dua hari ya, gue kenal lo sejak SMP"
"Iyaaa tau, dan lo tau sendiri kalau apapun itu gue akan selesaiin sendiri jika gue bisa, jika nanti gue ga kuat lagi gue pasti ngasih tau, Rebecca yang lo kenal kayak gitu kan?"
Chiko menghela nafas pelan. Ia tak berani berdebat dengan Rebecca dalam keadaannya yang seperti itu.
Ia hanya sedikit khawatir sekaligus penasaran bagaimana Rebecca menjalani hidup persisnya selama ia tidak disekitar gadis itu sejak beberapa waktu.
Selama sisa perjalanan ke kampus, keduanya hanya diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing.
Chiko mencoba menerka-nerka apa yang sedang mengganggu pikiran sahabatnya dan Rebecca justru dalam diam menahan-nahan kesabarannya untuk segera bertemu Ariana. Ia sungguh khawatir.
Mobil Chiko memasuki gerbang kampus saat jam menunjukkan pukul 08.30.
Rebecca melirik jam tangannya sekilas. Masih ada waktu setengah jam baginya untuk bertemu Ariana sebelum ke kelas pak Harry.
"Lo kelas siapa ca?"
"Pak Harry, lo?
"Gue kelas Bu Ratih, perumahan dan kondominium", Chiko mematikan mesin mobilnya saat sudah di parkiran.
Rebecca membuka seatbeltnya lalu membuka pintu.
"Gue duluan ya, ada urusan"
"Wait lo di kelas mana?"
"C3, lo dimana?"
"Gue di C7, bareng aja caa"
"Ga usah, lo duluan aja, kita ketemu setelah kelas, gue ada urusan, bye"
Rebecca berlari menuju gedung lima lantai yang terletak tak jauh dari parkiran.
Chiko mengernyit.
"Gedung C3 kan bukan disana ya? ngapain malah ke kantor dekanat tuh orang?", gumamnya sendiri lalu Chiko mengangkat bahu memilih mengabaikan Rebecca.
---
Ting!
Pintu lift terbuka. Rebecca sudah di lantai empat. Dimana ruangan professor berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thesis: I'M IN LOVE WITH MY PROFESSOR
Romance"Prof Michelle?", kini mahasiswa itu berdiri didepan meja Ariana. Kini wajahnya juga berubah ketika menatap Ariana dari dekat. Mereka hanya saling tatap untuk waktu yang lama. Ariana menatap lekat-lekat manusia yang berdiri di depannya. That's the...