Chapter 7

4.6K 402 7
                                    

Hii everyone, gue senang banget krn klian ngevote part sebelumnya lebih dari perkiraan gue. Bahkan satu vote dari kalian bikin gue ga sabarr buat update :).
Enjoy..

------

Rebecca melirik jam tangannya sekilas. Sudah jam 8 malam. Mobilnya berbelok memasuki garasi. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan dan menghidupkan lampu ketika masuk namun tidak didapati siapapun.

Rumah ini seperti tak berpenghuni. Ia menarik nafas lega. Bukan takut atau apa, ia hanya malas mendengar ceramah Ariana. Setidaknya perkiraan Rebecca begitu. Wanita iblis itu terlalu terbawa suasana menjadi kakaknya. Cukup protektif.

Ceklek.

Pintu kamar Ariana terbuka. Si pemilik keluar dari ruangannya dan melewati Rebecca yang kaget setengah mati seperti tikus ketahuan maling ikan di ruang tamu. Ia menatap Ariana berkali-kali.

Tidak biasa baginya melihat Ariana dalam setelan santai hanya berbalut kaos oblong sepaha. Biasanya mereka tak pernah bertemu dirumah, meski sudah dua minggu Rebecca tinggal disini.

"Apa sopan berpakaian seperti itu?, bikin salah fokus aja", Rebecca menggumam pelan.

Ariana duduk di sofa dan menyilangkan kakinya. Ia tentu saja tak dengar apa yang baru saja Rebecca ucapkan. Rebecca mengikuti gerakan Ariana dengan ekor matanya.

Mau apa dia dengan wajah dingin itu?

"Aku nyuruh pulang jam berapa?", ucap Ariana.

Rebecca yang berniat ke kamarnya tanpa menghiraukan Ariana berbalik.

"Sejak kapan jam pulang gue jadi urusan lo", ucapnya sewot.

"Perbaiki cara bicaramu sekarang", titah Ariana yang disambut kekehan sinis dari Rebecca.

"Excuse me, kita hanya terikat dalam kertas saja jika lo lupa, watch your step, okay?", Rebecca menjawab dengan nada mengejek.

Ariana sendiri yang bilang beberapa waktu lalu. Ia memutuskan untuk mengabaikan Ariana dan berjalan cepat ke kamarnya.

"Apa-apaan lucifer sialan itu", gerutu Rebecca kesal.

Rebecca kini dikamar mandi. Untung saja ia berhasil kabur dari situasi tadi. Ia membuka pakaiannya satu persatu dan membiarkan tubuhnya diguyur air dari shower.

Ia bersenandung kecil dikamar mandi dan beberapa menit kemudian ia keluar dengan hanya berbalut handuk. Rebecca tersenyum riang karena kini pikiran dan tubuhnya sudah relaks.

Beberapa detik kemudian ia berjingkat kaget menatap siapa kini yang duduk di ranjangnya.

"A-apa yang lo lakuin disini?"

Bukannya menjawab lucifer didepannya justru bangkit dari duduknya dan kini berjalan mendekati Rebecca.

"Aku belum selesai bicara dan berani sekali kamu melengos pergi seperti tadi, kelakuan kurang ajar tadi jangan sampai kamu ulangi jika tidak mau dihukum"

Oh apakah kini ia diancam?, Rebecca menatap Ariana tak kalah dingin.

"Gue pikir..

"Perbaiki cara bicaramu", kini Ariana melangkah lebih dekat pada Rebecca. Memojokkan Rebecca ke pintu kamar mandi.

"Sejak kapan lo jadi terlalu peduli sama gue?", Rebecca tersenyum miring menatap balik Ariana.

Jangan harap kali ini ia akan diam saja di dikte seperti itu, bahkan daddy ga pernah melakukan itu.

Ariana mendengus kasar lalu mengunci pergerakan Rebecca menggunakan dua tangannya yang ia tempelkan di dinding kamar hingga kini Rebecca dalam dekapannya. Rebecca menelan ludah saat wajahnya persis didepan leher Ariana.

Thesis: I'M IN LOVE WITH MY PROFESSORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang