"Sedang apa kalian disini?", Nada dingin Ariana menyeruak menyebabkan keadaan sekitarnya bergidik ngeri. Chiko meremas tangan Rebecca meminta untuk diwakilkan bicara.
"Selamat siang prof, kebetulan sekali kita bertemu disini, kami mahasiswa anda, maaf tadi teman saya hanya terlalu antusias bertemu anda diluar kampus", Rebecca tersenyum ramah.
Ariana menatapnya heran. Apa-apaan bocah ini? She pretend to be a stranger.
Zainal menghampiri mereka."Hai, ca kamu disini juga?"
"Hai om, kita pamit dulu prof", Rebecca menyubit pinggang Chiko yang dihadiahi tatapan membunuh oleh Chiko. Chiko mengangguk dan tersenyum gugup pada Ariana.
----
"Gue ga abis pikir, kenapa prof Ariana bisa sama lawyer daddy lo?", Chiko masih bertanya-tanya sambil memelankan laju mobil didepan lampu merah.
"Om Zainal bukan cuman lawyer daddy gue Chiko, dia punya banyak klien"
"Lo ngerasa ga tadi lo ditatap tajam oleh Prof Ariana? Apa mungkin karena masalah daftar hadir kuliah itu?"
"Ha iya? Gue ga ngerasa dia natap gue"
Rebecca mengalihkan pandangannya keluar jendela."Ca, serius ya, gue mau lo jawab jujur"
"Apa lagi?"
"Beneran ga ada yang mau lo omongin sama gue soal ini? Gue khawatir tau ca ngeliat lo yang entah kenapa makin aneh", Chiko meremas setir mobilnya menatap ke jalanan.
"Aneh gimana maksud lo?"
"Kenapa gue ngerasa lo nyembunyiin banyak hal dari gue?"
"Astaga, ngga ada yang gue sembunyiin ko, kalau gue butuh apa-apa lo tau persis kalau orang pertama yang akan gue kasih tau itu lo", Rebecca kini menatap Chiko yang mengusap wajahnya kasar.
"Hei, look at me, i will be okay", Rebecca meraih lengan pria disampingnya untuk meyakinkannya bahwa kali ini ucapannya benar.
Chiko mengalihkan perhatiannya pada Rebecca dan merengkuhnya dalam pelukannya. "Please, don't lemme lost you"
Rebecca terkekeh sambil mengelus punggung Chiko lembut, "Never".
Chiko melepaskan pelukannya ketika klakson mobil dibelakang mereka berbunyi.
"Gue anterin lo pulang ya, masukin alamatnya ke maps"
"Bukannya lo udah tau gue tinggal dimana?", Rebecca mengerlingkan matanya menggoda Chiko.
Chiko mengulum senyum. Mereka terdiam sepanjang perjalanan sibuk dengan pikiran masing-masing hingga setengah jam kemudian mereka sampai didepan rumah Ariana.
"Bener ini kan? Bagus Juga ya, btw ini rumah siapa ca?"
"Rumah gue lah, kan bokap gue kaya, lupa ya"
"Iyadeh iya"
Rebecca membuka seatbelt nya lalu menatap Chiko sejenak, "Thank you for worried about me", Rebecca merangkul Chiko sejenak.
"Gue gatau gimana caranya ngebalas kebaikan lo tau"
Chiko terkekeh dalam pelukan Rebecca dan membelai rambut gadis itu lembut.
"Lo hidup yang baik aja udah lebih dari cukup, ca"----
Mobil Ariana memasuki garasi pada jam 10 malam. Setelah makan siang dengan Zainal, ia kembali ke kantor untuk mempelajari beberapa hal sebelum rapat direksi selanjutnya.
Drrtt drttt. An incoming call from Alex.
Ariana menggigit bibir bawahnya bimbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thesis: I'M IN LOVE WITH MY PROFESSOR
Romance"Prof Michelle?", kini mahasiswa itu berdiri didepan meja Ariana. Kini wajahnya juga berubah ketika menatap Ariana dari dekat. Mereka hanya saling tatap untuk waktu yang lama. Ariana menatap lekat-lekat manusia yang berdiri di depannya. That's the...